Pemerintah Kota Palembang menerima serahan kain songket bersejarah, berjenis Limar Bunga Cogan. Kain tenun khas Palembang berukuran 80 x 200 sentimeter itu diperkirakan telah berusia lebih dari seabad, dan memiliki kisah panjang sebelum akhirnya pulang ke tanah asalnya.
Kain tersebut diserahkan langsung oleh Pete Muskens (70), warga Australia yang mendapat kain itu dari dari ayah seorang pengacara asal Belanda yang pernah tinggal di Indonesia antara tahun 1945 hingga 1951. Penyerahan itu diterima langsung oleh Wali Kota Palembang Ratu Dewa pada Rabu (29/10) di rumah dinas Wali Kota Palembang.
Pete Muskens mengatakan kain itu yang didapat dari seorang pilot sebagai pelunasan utang. Sejak itu, kain disimpan rapi di loteng rumah keluarga Muskens selama puluhan tahun, bahkan sempat dijadikan taplak meja.
“Ya kain ini, diserahkan kepada ayah kami dari seorang pilot sebagai pelunasan utang. Ayah kami dulu seorang pengacara, kain ini kami simpan rapi di loteng rumah keluarga Muskens selama puluhan tahun, bahkan sempat dijadikan taplak meja,”katanya kepada wartawan, Kamis (30/10/2025).
Masih kata Pete, perjalanan pengembalian kain ini berawal ketika ia berwisata ke Sumatera Barat pada Mei lalu. Di sebuah museum, ia melihat kain yang mirip dengan miliknya. Rasa penasaran membawanya untuk menelusuri asal-usul kain tersebut melalui internet, hingga ia menemukan bahwa songket yang disimpannya merupakan warisan budaya dari Palembang.
“Setelah saya menemukan kontak petugas Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, saya berkomunikasi lewat Zoom dan akhirnya memutuskan untuk menyerahkan kain itu kepada Pemerintah Kota Palembang. Saya merasa kain ini harus kembali ke tempat asalnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyampaikan apresiasi kepada Pete atas ketulusannya mengembalikan warisan budaya tersebut. Ia menjelaskan bahwa Songket Limar Bunga Cogan memiliki nilai yang sangat tinggi, diperkirakan mencapai Rp 80 juta, karena dibuat menggunakan benang emas dan teknik tenun halus tradisional Palembang.
“Ya Alhamdulillah kain ini akan kami simpan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai bagian dari koleksi budaya. Semoga kehadirannya dapat menambah daya tarik wisata dan memperkaya sejarah Palembang,” katanya.







