Sebanyak 50 siswa dari 121 siswa yang diduga keracunan makan bergizi gratis (MBG) sudah diperbolehkan pulang. Kondisi para siswa mulai membaik pasca mendapat perawatan.
“Ada 50 siswa yang sudah diperbolehkan pulang malam ini karena kondisinya sudah membaik. Sisanya, 71 siswa masih dirawat untuk diobservasi lanjutan,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel Deddy Irawan, Senin (5/5/2025).
Tim surveilans dan pusat krisis dari Dinkes Sumsel pada malam ini juga telah diberangkatkan menuju PALI. Mereka akan berkoordinasi dengan tim Dinkes PALI untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan ratusan siswa tersebut.
“Saya juga akan ke PALI besok pagi (Selasa pagi),” katanya.
Pihaknya belum mendapat detail asal siswa yang terduga keracunan usai menyantap MBG. Namun, dia memastikan jumlahnya yang dirawat bertambah dari awal hanya 64 siswa menjadi 121 siswa.
Diberitakan sebelumnya, Jumlah siswa yang diduga keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten PALI bertambah menjadi 121 orang. Ratusan siswa itu berasal dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
“Laporan terbaru dari Dinkes PALI ada 121 siswa dari tingkat PAUD, SD, SMP dan SMA yang diduga keracunan usai makan-makanan MBG,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel, Deddy Irawan saat dikonfirmasi.
Deddy memastikan, dugaan keracunan ratusan siswa itu usai menyantap MBG. Para siswa mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, dan pusing.
“Kondisinya mereka mengalami gejala sekitar pukul 11.00 WIB-12.00 WIB setelah makan siang, makan MBG itu, mengalami mual, muntah, dan pusing. Kemudian para siswa dibawa ke rumah sakit (RSUD Talang Ubi) dan puskesmas,” katanya.
Dia juga menyebut untuk MBG yang siswa dapat itu berasal dari 1 SPPG. SPPG ini mengakomodir sekitar 2 ribu-3 ribuan siswa.
“MBG di PALI dimulai sekitar Februari kemarin, sebelum puasa rasanya. Di PALI ada 1 SPPG yang mengakomodir 2 ribu-3 ribu siswa yang ada di dekat situ,” jelasnya.
Terkait dugaan keracunan ini, Dinkes PALI disebutnya sudah mengambil sampel sisa makanan siswa, muntahan dan sampel yang ada di SPPG. Sampel itu untuk diuji di laboratorium dan untuk memastikan akibat ratusan siswa diduga keracunan.
“Tim juga mengambil air yang digunakan SPPG untuk masak,” tukasnya. keracunan makanan