Harimau Sumatera bernama Uni ditemukan mati di kandangnya di Taman Rimba Zoo Jambi. Raja Rimba yang didatangkan dari Taman Ragunan Jakarta itu mati akibat sakit komplikasi dengan faktor usia yang tua.
Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho menyebutkan awal kedatangan harimau Sumatera itu saat masih berusia 8 tahun di tahun 2010.
“Jadi, awal kedatangan harimau Sumatera ini setelah ada proses antar pihak LK (lembaga konservasi) Taman Rimba. Ini bentuknya apa dititipkan atau diberi saya juga kurang paham, karena didatangkannya pada 2010 silam ketika usianya 8 tahun,” kata Agung kepada infoSumbagsel, Jumat (30/5/2025).
Agung menyebutkan sudah 15 tahun lamanya harimau Sumatera tersebut dirawat di Taman Rimba Zoo Jambi. Selama kedatangan dari Taman Ragunan Jakarta, harimau itu diberikan makan secukupnya agar kondisi hewan karnivora itu terawat baik.
Selama jadi koleksi Taman Rimba Jambi, Uni juga diberikan perawatan yang sangat baik. Harimau Sumatera ini juga dimandikan, kandangnya pun juga turut dibersihkan selama menjadi penghuni hewan dilindungi di Taman Rimba Zoo Jambi.
“Untuk jumlah harimau Sumatera di Taman Rimba Jambi ini hanya satu ekor. Setelah matinya harimau ini maka tidak ada lagi penghuni harimau lain di sana, dan kami BKSDA tidak ada kewenangan pula menambah harimau lain karena itu kewenangan pihak LK Taman Rimba,” terang dia.
Agung juga mengaku, bahwa selama ditempatkan di Jambi dalam usia remaja 8 tahun kondisi tubuh harimau Sumatera ini juga dalam keadaan sehat bugar. Namun, setelah usianya sudah semakin tua yakni 23 tahun kondisi fisik Uni juga semakin menurun.
Agung juga menerangkan bahwa selama 2 pekan terakhir kondisi nafsu makan Uni juga mengalami penurunan. Dia juga selalu membiarkan makannya tak habis padahal kerap diberikan makan daging sapi mentah dan ayam hidup dan daging ayam mentah segar buat dikonsumsi.
“Jadi sejak tanggal 25 Mei 2025, BKSDA Jambi menerima informasi karena dalam kurun waktu 2 minggu kondisi nafsu makan Uni menurun. Uni ini hanya menghabiskan 1 kg
daging sapi dari 2 kg daging yang diberikan, makanan lain berupa ayam hidup dan 3 kg daging ayam yang diberikan tidak dimakan sama sekali,” sebut Agung.
Kemudian pada tanggal 26 Mei 2025, petugas kembali memberikan makanan berupa satu ekor ayam hidup dan 3 kg daging ayam di dalam kandang tidur, namun tetap tidak ada yang dimakan.
Bahkan selanjutnya, pada tanggal 27 Mei 2025, Uni juga diberikan dengan makanan lain yaitu daging babi sebanyak 1 kg. Uni memakan daging tersebut tetapi masih bersisa
sekitar 700 gram.
“Selain itu, harimau Sumatera ini juga diberikan recovery prescription diet sebanyak 1 kaleng akan tetapi hanya dijilat saja dan tidak dimakan. Kemudian pada tanggal 28 Mei 2025, Uni menunjukkan perilaku tidak responsif terhadap gangguan namun masih mau berjalan ke kandang jepit sehingga diberikan tindakan medis oleh petugas,” ucap Agung.
Kemudian di tanggal 29 Mei 2025 tepat pukul 12.00 WIB, Uni dinyatakan mati saat dilakukan tindakan medis. Harimau betina ini juga sempat diberikan fluid terapy (NaCl 0,9%) dan ranitidine 2 ml namun tak menyelamatkannya.
“Setelah dinekropsi, bangkai harimau Sumatera sudah kami kuburkan di areal (lahan) Tempat Penyelamatan Satwa BKSDA Jambi. Penguburan bangkai dilengkapi berita acara dan disaksikan semua pihak. Proses penguburannya pada Kamis malam sekitar pukul 20.05 WIB,” kata Agung.
Kini, harimau Sumatera yang menjadi koleksi di Taman Rimba Zoo Jambi sudah dikuburkan. Pihak BKSDA belum memastikan apakah ke depannya akan lagi ada koleksi di Taman Rimba Jambi tersebut.
“Kalau apakah akan ada penambahan koleksi harimau Sumatera baru kita belum bisa mengetahui, karena proses penambahan hewan satwa jadi koleksi Taman Rimba itu bukan kewenangan BKSDA melainkan tim LK (lembaga konservasi) Taman Rimba,” ucap Agung.