Bidar dan Peran 57 Pesertanya, Bukti Kekompakan Warga Sumatera Selatan

Posted on

Festival Perahu Bidar Tradisional 2025 di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) resmi digelar. Sebanyak 10 perahu akan adu kekompakan membelah perairan Sungai Musi di depan masyarakat domestik maupun luar kota.

Bidar yang dilombakan dalam acara ini merupakan perahu tradisional yang memiliki panjang 31 meter. Budayawan Palembang Yudi Syarofi mengatakan, terdapat 57 orang peserta yang memiliki perannya masing-masing dalam perahu besar tersebut.

“Perahu bidar itu kurang lebih 31 meter, besar sekali. Pesertanya ada 57 orang di dalam 1 perahu,” ungkapnya saat ditemui infoSumbagsel, Minggu (17/8/2025).

Puluhan peserta itu, kata Yudi, dipandu oleh 1 pemimpin yang berdiri di tengah perahu. Ia bertugas mengatur ritme kayuhan dayung di perahu dengan tabuhan gong kecil yang dibawanya.

“Dulu namanya Sirah Kampung, perwakilan kepala kampung. Namun, sejak tahun lalu tiba-tiba diganti menjadi juragan. Kami tidak tahu kapan dan mengapa diubah,” sebutnya.

Di samping juragan, duduk seorang tukang timbo yang bertugas membuang air dalam perahu. Posisi ini juga demi menjaga stabilitas dan mencegah perahu tenggelam.

Di antaranya, tersusunlah para pendayung yang duduk berpasangan di kanan kiri perahu. Besar kekuatan dan kecepatan tangan mereka, lanjut dia, mengikuti.

“Nah di barisan paling depan dan belakang perahu, itu ada 5 pendayung. Mereka duduk dalam 1 baris,” jelasnya.

Pendayung paling depan, kata Yudi, menjadi penentu tabuh gong sang Juragan. Penulis buku Bidar: Cerita Filosofis Budaya di Tepian Sungai itu mengatakan, ketukannya disesuaikan posisi dayung orang terdepan.

“Jadi saat dayungnya diangkat, ada ketukan tersendiri. Dan ketukannya berubah saat posisi dayung berada di air,” tutur Yudi.

“Para pendayung mengikuti tabuhan gong Sirah Kampung. Begitu bunyinya semakin cepat, maka semakin kencang lah laju dayungnya,” sambung dia.

Menurutnya, inilah wujud kekompakan dari orang Palembang dan Sumatera Selatan. Yudi berharap, tradisi yang telah ada ratusan tahun ini tak akan habis dimakan zaman.

“Perahu bidar adalah wujud kekompakan dan kekuatan masyarakat Palembang maupun Sumatera Selatan. Karena jika ada yang tidak kompak sedikit saja, perahu dan usaha mereka berbulan-bulan akan terombang-ambing,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *