Penurunan angka stunting menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Tahun ini target penurunan prevalensi stunting juga tinggi, sebab pada 2024 angkanya turun 5,24 % atau sebesar 16,8% dari sebelumnya 22,04% pada 2023.
“Prevalensi stunting Kabupaten Banyuasin mencapai penurunan yang signifikan yaitu 16,8% pada 2024. Di mana dua tahun sebelumnya mencapai angka 24,8% pada 2022 dan 22,04% pada 2023,” ujar Sekretaris Daerah Banyuasin Erwin Ibrahim saat Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten Banyuasin Tahun 2025, Rabu (20/8/2025).
Rakor yang dilaksanakan di Ruang Rapat Rampai Talang Bappeda dan Litbang Banyuasin ini dihadiri berbagai pihak agar pelaksanaannya optimal. Yakni Wakapolres Banyuasin, Kejari Banyuasin, Kodim 0430, kepala OPD terkait, camat di Banyuasin, puskesmas, dan lainnya.
Dalam rakor itu, Erwin menekankan rencana pelaksanaan aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Dia menjelaskan siklus aksi konvergensi tersebut, mulai dari analisis situasi, penguatan rencana, penguatan pelaksanaan, dan penilaian hasil monitoring dan evaluasi. Dia juga menjelaskan siapa saja sasaran dari aksi ini.
“Yang menjadi target dari rencana aksi ini mulai dari calon pengantin, rumah tangga dan masyarakat, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui. Kemudian juga anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, dan remaja putri,” jelasnya.
“Ini yang menjadi fokus dari aksi ini. Jadi tolong benar-benar diperhatikan, jika ada dari mereka yang terindikasi stunting segera dilaporkan agar dapat segera kita lakukan intervensi,” sambungnya.
Dia juga mengimbau tiap kecamatan untuk melakukan penyuluhan minimal sebulan sekali kepada calon-calon pengantin. Menurutnya, penting untuk menjelaskan kepada para calon pengantin tentang pola hidup sehat dan pekerjaan yang layak untuk mencegah terjadinya stunting.
“Tindak lanjut nanti bisa dikomunikasikan dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2PAP2KB) Banyuasin,” tukasnya.