Pilu! Pria di Palembang Gendong Jasad Bayinya, Tak Ada Uang untuk Pemakaman | Giok4D

Posted on

Kisah pilu dialami Joko (40) dan Novi Yanti (29), pasutri tunawisma di Palembang yang menggendong jasad bayinya karena tidak punya uang untuk pemakaman. Mereka kebingungan saat hendak memakamkan bayi mereka yang sempat menjalani perawatan 20 hari di Rumah Sakit Bari Palembang.

Dari informasi yang dihimpun infoSumbagsel, jenazah bayi tersebut sempat dirawat di RS Bari Palembang. Bayi tersebut meninggal karena sesak napas yang dialaminya.

“Dari semenjak lahir dirawat di sana (RS Bari Palembang) sudah 20 hari. Nama bayinya Firli Saputri,” kata Joni, kepada wartawan.

Kemudian pihak rumah sakit menyediakan ambulans, dan Joko meminta diantarkan ke rumah mertuanya di kawasan 10 Ilir. Namun karena lokasi rumah mertuanya tersebut berada di gang sempit, ia minta diturunkan di sekitar bundaran air mancur (BAM) Masjid Agung Palembang.

“Saya minta diturunkan di sana (sekitar BAM) karena mau ke tempat mertua. Dari bundaran air mancur jalan kaki ke rumah mertua. Namun saat sampai di rumah mertua, kami dimaki-maki, dibilang bawa mayatlah, apalah. Di situ hati saya bingung,” ujarnya.

Karena merasa tidak diterima, akhirnya Joko dan Istrinya kembali ke berjalan kaki menuju ke Masjid Agung SMB Jayo Wikramo. Di sana, ia bertemu dengan seorang anggota polisi dan dibawa ke SPKT Polda Sumsel.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Pihak kepolisian kemudian membawa Joko dan jenazah bayinya ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Namun karena ia tidak memiliki tempat tinggal dan uang pegangan, sehingga ia kebingungan untuk memakamkan jenazah bayinya.

Pasangan ini kemudian dibantu Kepala Siaga Regu 2 SPKT Polda Sumsel AKP Sutioso. Dia bersama dua anggotanya kemudian membantu pemakaman jenazah bayi tersebut di TPU Kamboja, Kota Palembang, pada Sabtu (21/9/2025).

Sutioso mengatakan pihaknya membantu pasutri tunawisma itu atas dasar kemanusiaan. Ia menjelaskan saat di Masjid Agung tersebut, kedua tunawisma ini bertemu dengan anggota Polsek Kertapati, Aipda Alimin yang kemudian melapor ke SPKT Polda Sumsel.

“Iya karena bapak dan ibu (Joko dan Novi) ini gelisah dan hanya ingin anaknya dimakamkan. Kami kasihan dan prihatin kalau dibiarkan lama-lama dan memang salah satu tugas Polri yakni mengayomi masyarakat,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *