Wali Kota Jambi Maulana telah melaunching program Kampung Bahagia yang menjadi ikon penting dalam janji kampanyenya dulu. Program kampung bahagia dinilai penting karena akan berdampak baik buat masyarakat di Kota Jambi.
“Ini menjadi percontohan awal bagaimana konsep pembangunan berbasis komunitas (community based development) diwujudkan secara nyata di tengah masyarakat lewat Program Kampung Bahagia ini,” kata Maulana dalam keterangan tertulis yang diterima infoSumbagsel, Kamis (25/9/2025).
Ada sebanyak 67 RT di Kota Jambi yang ditetapkan sebagai pilot project dalam program itu. Peresmian program Kampung Bahagia ini dipimpin langsung oleh Maulana pada Rabu (24/9) di hadapan para Ketua Pokja 67 RT percontohan dari 68 kelurahan yang terhubung secara virtual.
Acara ini berlangsung bersamaan dengan gotong royong serentak se-Kota Jambi dalam rangka memperingati World Cleanup Day (WCD) Indonesia 2025, yang dipusatkan di kawasan wisata Danau Sipin.
Maulana mengatakan, 67 RT yang akan menjadi percontohan awal merupakan konsep pembangunan berbasis komunitas (community based development) diwujudkan di tengah masyarakat. Kerja nyata Maulana ini sebagai wujud kepedulian Mualana demi membangun Kota Jambi lebih baik tentunya.
“Kita harap, melalui RT-RT inilah, semangat kebersamaan, gotong royong, dan pembangunan partisipatif dijalankan sekaligus diperkuat. Dengan tujuan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat agar mampu mengelola sumber daya sekaligus membangun lingkungannya secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Maulana.
Maulana menambahkan, keberhasilan 67 RT ini nantinya akan menjadi model pembangunan partisipatif yang direplikasi ke 1.650 RT se-Kota Jambi.
“Dengan demikian, Program Kampung Bahagia benar-benar lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta menjadi langkah awal implementasi nyata yang menandai transformasi pembangunan Kota Jambi menuju kota yang lebih partisipatif, inklusif, berkelanjutan, dan membahagiakan,” kata dia.
Maulana menekankan, bahwa keberhasilan Kampung Bahagia tidak hanya diukur dari fisik pembangunan, tetapi dari tumbuhnya solidaritas, kepedulian sosial, kemandirian warga, hingga kepedulian terhadap lingkungan.
“Bertepatan dengan World Cleanup Day, pesan ini semakin kuat, bahwa kebahagiaan warga Kota Jambi berangkat dari lingkungan yang bersih, sehat, hijau, serta kehidupan sosial yang harmonis,” lanjutnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Dalam program inovatif ini, Pemerintah Kota Jambi mengalokasikan dana pembangunan sebesar Rp100 juta per RT setiap tahun, sebagai upaya nyata untuk memberdayakan masyarakat dan mendorong inisiatif lokal. Dana ini menjadi modal strategis bagi warga untuk mewujudkan kegiatan prioritas di lingkungannya, mulai dari pembangunan sarana dan prasarana, penguatan kelembagaan, hingga pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
“Nantinya, 67 RT percontohan ini akan menjadi pelopor pelaksanaan program pembangunan berbasis komunitas dengan anggaran Rp 100 juta yang telah disediakan,” ujarnya.
Ia menambahkan, setelah uji coba tahun ini, program ini akan diperluas pada tahun berikutnya untuk mencakup seluruh RT di Kota Jambi, yaitu 1.650 RT, sehingga manfaatnya dirasakan secara menyeluruh.
“Tahun depan, kita akan menganggarkan total Rp 165 miliar yang akan berputar langsung di tengah masyarakat, sebagai kekuatan nyata untuk membangun komunitas yang mandiri, kreatif, dan produktif,” tegasnya.
Program Kampung Bahagia menitikberatkan pada pengelolaan sampah yang lebih modern dan terstruktur. Menurut Maulana, nantinya tidak akan ada lagi sistem pembuangan sampah terbuka, seluruh sampah akan dikelola melalui sistem tertutup dan diambil langsung dari rumah tangga.
“Nanti masyarakat tidak boleh keluar membuang sampah, kecuali diambil oleh petugas, sehingga tidak ada lagi TPS-TPS liar. Pemahaman ini perlu kita dorong secara bersama-sama,” jelasnya.
Ia menambahkan, melalui Kampung Bahagia, armada bentor akan disiapkan, dan anak-anak muda yang belum bekerja dapat diberdayakan untuk mengangkut sampah dari rumah-rumah, kemudian memilah dan mengolahnya sehingga memiliki nilai ekonomi.
“Proses ini memang membutuhkan waktu, tapi kami yakin, kalau kita mencintai kota ini, kita q menjaga kebersihannya bersama-sama. Mudah-mudahan komitmen ini bisa kita mulai hari ini,” tuturnya.
Menurutnya, sebagai pilot project di 67 RT, Program Kampung Bahagia memiliki dampak signifikan terhadap pembangunan di tingkat RT.
“Seluruh tahapan telah kita selesaikan, termasuk Peraturan Wali Kota yang mengatur mekanismenya. InsyaAllah, jika program ini berhasil tahun ini, akan diterapkan secara menyeluruh di seluruh RT se-Kota Jambi,” sebutnya.
Usai melakukan peresmian secara simbolis pelaksanaan program Kampung Bahagia di Kawasan Wisata Danau Sipin, Maulana juga langsung meninjau aktivitas gotong royong warga di RT 14 Kelurahan Kenali Asam, Kecamatan Kotabaru.
Di lokasi itu, Maulana tidak hanya hadir, tetapi juga ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong bersama masyarakat. Ia bahkan melakukan pengecoran awal pembangunan infrastruktur drainase di RT 14, sebagai penanda dimulainya pelaksanaan program Kampung Bahagia, atau yang dikenal dengan program Rp 100 juta per RT secara serentak di Kota Jambi.
“Pelaksanaan program Kampung Bahagia di RT 14 ini setelah melalui berbagai mekanisme. Mulai dari, musyawarah warga, pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Bahagia yang terdiri dari perwakilan ibu-ibu, pemuda, tokoh agama dan Ketua RT, hingga penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya) secara rinci,” sebut dia.
“RT 14 ini menjadi pilot project bagi RT-RT yang mendapatkan program Kampung Bahagia karena telah melewati semua tahapan dengan baik,” katanya.
Dirinya menyebut, nantinya penggunaan anggaran sebesar Rp 100 juta ini akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang telah disepakati melalui musyawarah warga.
“Dana ini akan langsung ditransfer ke rekening Pokja Bahagia yang telah dibuka di Bank Jambi, tanpa potongan atau biaya administrasi. Ini adalah metode pengelolaan langsung oleh warga. Setelah dana masuk, mereka bisa langsung memulai pembangunan dengan gotong royong, mulai dari pembelian bahan hingga pengerjaan,” kata Maulana.
Ia menjelaskan, program ini bagian dari proses pembelajaran masyarakat dalam pengelolaan pembangunan secara mandiri dan transparan.
“Selain pembangunan fisik, warga juga bisa mengusulkan kegiatan sosial, tergantung kebutuhan masing-masing RT. Namun ditahun pertama ini fokusnya lebih kepada fisik, karena kita tahu, infrastruktur di tingkat RT masih banyak memerlukan perbaikan,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan secara gotong royong ini jauh lebih besar manfaatnya dibandingkan pola pembangunan biasa.
“Dengan gotong royong, ditambah tidak ada biaya pajak, sehingga hasilnya lebih optimal. Program Kampung Bahagia ini menjadi wujud nyata pembangunan berbasis musyawarah dan kebersamaan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh,” pungkas Maulana.
Sementara itu, Ketua RT 14, Suparyono secara langsung mengapresiasi program Kampung Bahagia ini. Di mana, langkah ini merupakan bentuk kolaborasi yang kuat, karena Pemerintah telah memberikan kepercayaan terhadap para Ketua RT di Kota Jambi untuk mengelola anggaran yang cukup besar senilai 100 juta rupiah yang akan digunakan untuk melakukan pembangunan.
“Tidak ada dimanapun diseluruh Indonesia Ketua RT diberikan anggaran sebesar ini dan dipercaya oleh Pemerintah untuk mengelolanya secara langsung. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas gebrakan Pemkot Jambi di bawah kepemimpinan Pak Wali Kota dan Pak Wakil Wali Kota Maulana-Diza,” ucapnya.
Kepada seperjuangannya sebagai Ketua RT di Kota Jambi, Suparyono berharap agar memegang penuh kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah ini.