Tiga kelompok suporter Sriwijaya FC mendukung sikap manajemen dalam menonaktifkan pelatih kepala Achmad Zulkifli. Tak hanya soal indispliner yang dilakukan, tapi juga terkait hasil 5 laga SFC yang hanya mendapat 1 poin.
Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi mengatakan tindakan pelatih kepala SFC sudah melewati batas. Termasuk membawa pemain tanpa izin klub untuk uji coba melawan Nusantara Lampung FC.
“Kami senang melihat manajemen melakukan tindakan tegas. Semua yang dilakukan manajemen untuk kebaikan klub ke depannya. Terlebih lagi kita kalah beruntun, dengan adanya ini semoga tim semakin solid dan kondusif,” ujar Qusoi.
Dia mengaku, keputusan yang diambil manajemen juga melibatkan para kelompok suporter. Masukan yang disampaikan juga diterima manajemen.
“Saat mengambil keputusan kita ikut dilibatkan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga menawarkan beberapa pelatih ideal untuk menukangi SFC. Terlebih, kompetisi Championship 2025/2026 masih cukup panjang.
“Kita akan tawarkan pelatih yang layak sebagai masukan kepada manajemen. Kompetisi masih panjang kita harus berbenah setidaknya tetap bertahan di Liga 2. Kalau kondisi buruk kalah terus juga berbahaya dengan pelatih baru nanti saya optimis akan lebih baik lagi,” ungkapnya.
Senada, Ketua Umum Singa Mania Yayan Hariansyah juga mendukung penonaktifan oleh manajemen. Terlebih buruknya penampilan SFC dalam kompetisi. SFC 4 kali kalah dan sekali imbang.
“Saya mendukung pelatih dinonaktifkan. Kita juga tadi sudah berbicara dengan manajemen soal itu. Kami dari Singa Mania bahkan sebelum ada tindakan indisipliner ini berharap pelatih sekarang dicopot,” katanya.
Sementara itu, Ketua Sriwijaya Mania (S-MAN) Eddy Ismail mengaku kesal atas tindakan Azul di Lampung. Termasuk dengan kinerja capaian 1 poin di liga.
“Kami mendegar kabar itu juga ikut kesal apa lagi kinerja juga tidak baik. Kami mendukung apa yang dilakukan manajemen. Bahkan kami menilai ini adalah tindakan tegas dari manajemen biar tidak ada yang bertindak sembarangan kepada klub,” tukasnya.