Pemerintah Kota Jambi berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda) dalam memperkuat upaya ketahanan pangan oleh generasi muda di sektor pertanian. Melalui kolaborasi itu, Kota Jambi menerima bantuan bibit cabai yang akan digunakan dalam program “Pelajar Bertani”.
“Memang pentingnya melibatkan pelajar sejak dini dalam aktivitas pertanian untuk menumbuhkan kesadaran pangan dan tanggung jawab sosial agar pelajar mencintai pangan pertanian sejak dini,” kata Wali Kota Jambi, Maulana dalam keterangan tertulis yang diterima infoSumbagsel, Rabu (26/11/2025).
Agenda penting dalam bidang ketahanan pangan ini dilaksanakan di hotel Mercure Jakarta Selatan pada Senin (24/11). Kegiatan ini juga merupakan Rakor dan Sosialisasi pemantapan kebijakan penyelenggaraan ketahanan pangan yang digelar Ditjen Otda Kemendagri.
Maulana memuji dukungan pemerintah pusat yang dinilai sangat relevan dalam mendorong kemandirian pangan lokal dan peningkatan literasi pertanian di kalangan pelajar. Program tersebut menyasar sekolah-sekolah di Kota Jambi untuk mengajak siswa terlibat langsung dalam proses budidaya tanaman pangan, khususnya komoditas cabai yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang stabil.
“Kami ingin generasi muda tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga mampu menjadi produsen, memahami pentingnya pertanian sebagai sektor strategis,” ujarnya.
Sejauh ini pula, Maulana menegaskan komitmen Kota Jambi dalam mendukung penuh di gerakan tanam cabai yang melibatkan pelajar dalam agenda ketahanan pangan. Apalagi kata dia, Kota Jambi juga bukan merupakan daerah penghasil sehingga mesti memanfaatkan setiap lahan yang ada.
“Ini ide yang baik lah dari Ditjen Otda dan Kota Jambi siap melaksanakan ini. Pemkot nantinya juga akan menyurati para pengembang, yang memiliki lahan tidur agar dapat dimanfaatkan,” sebut Maulana.
Melalui pendampingan teknis dan pembinaan berkelanjutan, Pemerintah Kota Jambi berharap para pelajar dapat mengembangkan minat wirausaha berbasis pertanian sekaligus memperkuat karakter kemandirian dan kepedulian terhadap lingkungan.
Maulana juga menekankan bahwa pentingnya adanya fasilitas penyimpanan. Hal ini baik agar segi ketersediaan bahan pangan bisa terjamin baik.
“Kota Jambi siap kalau dibuat gudang, karena ketersediaan bakal terjamin, ini juga penting mengingat distribusi sering tersendat akibat kemacetan lalu lintas,” terang Maulana.
Maulana juga mengatakan bahwa langkah Ditjen Odta menggandeng para pelajar dalam ikut memperkuat ketahanan pangan dapat menjadi momentum penguatan peran daerah serta pemberdayaan generasi muda dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Karena bagaimana pun ketahanan pangan itu adalah kebutuhan dasar manusia. Bangsa dan negara ini akan tegak atau tidaknya itu tergantung dari pada ketersediaan pangan itu sendiri,” tegas Maulana.
Program ini juga sejalan dengan upaya pengendalian inflasi daerah, terutama komoditas pangan strategis seperti cabai yang kerap memengaruhi stabilitas harga di pasar. Pemerintah berharap hasil budidaya pelajar juga dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pasar lokal.
Dengan sinergi pemerintah pusat dan daerah ini, Kota Jambi menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi muda yang adaptif, produktif, dan berkontribusi nyata dalam memperkuat ekonomi dan ketahanan pangan daerah.
“Oleh karena itu, setiap pemerintah-pemerintah daerah harus memiliki sebuah kebijakan yang mana itu tentu terkait dengan swasembada pangan,” ucap Maulana.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.







