Menjelajahi Keindahan Alam dan Kuliner Khas Empat Lawang, Sumatera Selatan

Posted on

Terletak di jantung Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Empat Lawang menyimpan sejuta pesona yang mungkin tak banyak orang tahu. Empat Lawang punya kekayaan budaya, keindahan alam, hingga cita rasa kuliner yang tak kalah menarik dibandingkan destinasi wisata populer lainnya.

Daerah otonomi baru yang resmi berdiri pada tahun 2007 ini, juga punya hidangan khas seperti kelicuk dan lempuk durian yang otentik. Kuliner di Empat Lawang ternyata juga kaya cita rasa yang nikmat.

Disadur dari buku Menapak Indonesia oleh Ahmad Suryadi, Kabupaten Empat Lawang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, dengan pusat pemerintahan berada di Tebing Tinggi. Empat Lawang resmi dibentuk pada 20 April 2007 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Lahat.

Berdasarkan cerita rakyat, nama ‘Empat Lawang’ berasal dari istilah lokal ‘Empat Lawangan’ yang berarti ‘Empat Pendekar’ atau ‘Empat Pahlawan’. Nama ini merujuk pada empat tokoh berpengaruh yang pernah memimpin wilayah ini pada masa lampau.

Pada era penjajahan Hindia Belanda, antara tahun 1870-1900, Tebing Tinggi memiliki peran strategis sebagai pusat pemerintahan setingkat onderafdeeling sekaligus sebagai jalur penting dalam aktivitas ekonomi karena letaknya yang menguntungkan.

Bahkan, pada tahun 1870-an, Belanda sempat mempertimbangkan menjadikan Tebing Tinggi sebagai ibu kota keresidenan Sumatera Selatan yang mencakup wilayah Lampung, Jambi, dan Palembang. Namun, rencana tersebut tidak terealisasi karena akhirnya hanya dibentuk satu keresidenan, yakni Sumatera.

Luas wilayah Kabupaten Empat Lawang mencapai 2.256,44 km², yang terbagi ke dalam 9 kecamatan dan 5 kelurahan. Penduduk kabupaten ini mayoritas berasal dari Suku Lintang atau Jemo Lintang yang tersebar di daerah seperti Muara Pinang, Lintang Kanan, Pendopo, Pendopo Barat, Ulu Musi, dan Sikap Dalam.

Suku Pasemah juga menempati dan bermukim di Pasemah Air Keruh. Lalu Suku Saling menetap di Kecamatan Saling, sedangkan sebagian kecil dari Suku Kikim Tebing tinggal di Tebing Tinggi.

Empat Lawang memiliki potensi di sektor ekonomi pedesaan, khususnya dalam bidang pertanian dan perkebunan. Beberapa di antaranya produksi kopi dan padi yang jadi unggulan. Sekitar 70 persen dari total penduduknya bekerja sebagai petani kopi.

Di samping itu, berbagai komoditas pertanian lain seperti sayuran dan umbi-umbian juga banyak dibudidayakan. Sentra produksi pertanian dan perkebunan di Empat Lawang umumnya terletak di bagian selatan wilayah ini.

Selain mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama, Kabupaten Empat Lawang juga memiliki potensi wisata alam, seperti aneka curug dan juga taman. Empat Lawang juga memiliki berbagai kuliner khas yang unik dan lezat.

Keindahan alam Kabupaten Empat Lawang yang masih alami, menciptakan suasana nyaman dan menyegarkan bagi para wisatawan. Lingkungan yang sejuk dan harmonis dengan alam menjadi daya tarik tersendiri.

Air terjun yang ada di daerah ini memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari ketinggiannya hingga jalur perjalanan yang menyajikan panorama alam yang menakjubkan. Berikut di antaranya, dirangkum dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan:

Air Terjun Sanghe berada di Desa Terusan, Kecamatan Tebing Tinggi. Lokasinya hanya sekitar 30 menit dari pusat kota. Saat mendekati area air terjun melalui tangga, pengunjung sudah dapat mendengar suara gemericik air yang menenangkan.

Tempat ini sangat cocok sebagai destinasi relaksasi dari kepenatan sehari-hari. Pepohonan rindang menambah kesejukan suasana. Pengunjung juga bisa berenang dan berfoto di sekitar air terjun.

Bendungan ini terletak di Kecamatan Pasemah Air Keruh. Tempat ini menjadi salah satu tujuan favorit warga lokal saat akhir pekan karena keindahan alamnya dan akses yang mudah.

Selain digunakan sebagai sumber irigasi bagi sawah di sekitarnya, pengunjung juga bisa menikmati wahana arung jeram yang dikelola oleh kelompok sadar wisata lokal.

Air terjun ini merupakan salah satu dari destinasi wisata alam di Empat Lawang yang belum banyak dikenal luas, namun memiliki potensi keindahan yang layak dijelajahi.

Cughop Ayek Deghian adalah salah satu dari tujuh air terjun yang berasal dari aliran Sungai Deghian di Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Dalam bahasa lokal, kata “Cughop” berarti air terjun, “Ayek” berarti air atau sungai, dan “Deghian” merujuk pada buah durian. Nama air terjun ini berasal dari kejernihan airnya yang menyerupai warna air bening yang biasanya terlihat di dalam kulit durian.

Tradisi di Indonesia menyebutkan bahwa untuk mengurangi efek mabuk setelah makan durian, orang kerap menuangkan air ke dalam kulit buahnya dan meminumnya. Air itulah yang menjadi perumpamaan kejernihan Cughop Ayek Deghian. Hingga saat ini, masyarakat Desa Sawah dan sekitarnya masih menyebut air terjun ini dengan nama tersebut.

Perjalanan menuju lokasi disuguhi panorama alam yang luar biasa. Pemandangan Gunung Dempo yang megah, hijaunya perbukitan Bukit Barisan, rimbunnya hutan tropis, serta hamparan kebun sayur dan kopi robusta menjadi pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjung.

Air terjun ini bersumber langsung dari lereng Gunung Dempo dan memiliki ciri khas unik, yaitu airnya yang mengandung belerang (sulfur). Kandungan ini menimbulkan rasa asam pahit dan diyakini oleh warga setempat bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit.

Terletak di Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang, air terjun ini merupakan yang tertinggi di Empat Lawang dengan ketinggian mencapai 62 meter.

Jarak tempuh dari desa ke lokasi sekitar 35 menit, dan pengunjung akan melewati kebun kopi di sepanjang jalan.

Aliran air yang deras membentuk embun dan menghasilkan genangan yang jernih. Dinding batu berbentuk melingkar di sekitar air terjun menambah daya tarik visualnya.

Air terjun ini berlokasi di Desa Ulak Dabuk, Kecamatan Talang Padang, dan bisa dicapai dalam waktu sekitar satu jam menggunakan kendaraan. Dalam perjalanan, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan yang memikat.

Menjelang tiba, suara air yang jatuh dari batuan alami akan mulai terdengar. Tempat ini sering dijadikan lokasi berkemah, kegiatan pramuka, dan juga tersedia fasilitas umum seperti gazebo, musala, ruang ganti, dan pos keamanan. Objek wisata ini buka setiap hari.

Di Kabupaten Empat Lawang juga terdapat sebuah destinasi menarik yang menggabungkan keindahan alam dengan berbagai spot foto estetik, yaitu Taman Bunga Bukasi.

Tempat ini terletak di Jalan Poros Tebing Tinggi – Pendopo, tepatnya di KM 10, wilayah Tebing Tinggi. Taman ini menawarkan pemandangan indah Pegunungan Bukit Barisan dan hamparan bunga warna-warni.

Ada beberapa kuliner yang lezat di Empat Lawang. Beberapa di antaranya sudah terkenal sehingga mungkin pernah kamu jumpai di kota lain. Berikut beberapa rekomendasi kuliner di Empat Lawang:

Kelicuk adalah salah satu kuliner tradisional yang berasal dari Empat Lawang, Sumatera Selatan. Makanan ini dibuat dari bahan utama ketan dan pisang, yang kemudian dibungkus menggunakan daun pisang.

Dalam buku Ragam Kudapan Sumatera, Bali, NTB, NTT, dan Papua disebut kelicuk adalah penganan khas masyarakat Sumatera Selatan yang terdiri dari campuran ketan, pisang, kelapa parut, dan gula pasir. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus hingga matang.

Nama “kelicuk” sendiri berasal dari kata “kelituk” yang berarti melipat, dan “cencuk” yang berarti menusuk dengan jari telunjuk. Dinamai demikian karena cara membentuk adonan dalam bungkus daun pisang membutuhkan gerakan tangan yang khas.

Dahulu, kelicuk sering disajikan dalam acara pernikahan, dengan bentuknya yang menyerupai kerucut atau segitiga sebagai simbol harapan agar pasangan yang menikah dikaruniai anak. Kini, kelicuk lebih sering dijumpai sebagai jajanan atau makanan penutup dengan cita rasa manis yang berasal dari kombinasi pisang dan gula.

Gonjeng adalah camilan khas lainnya dari Kabupaten Empat Lawang. Kue ini umumnya dijual di pasar-pasar tradisional yang ada di beberapa kecamatan seperti Muara Pinang, Pendopo, Lintang Kanan, dan Tebing Tinggi. Bahan utama untuk membuat gonjeng adalah beras yang telah ditumbuk halus (telung beras) dan kelapa parut.

Selain versi original yang sering dijumpai di pasar, gonjeng juga tersedia dalam varian rasa lain seperti tape singkong, gula merah, hingga durian, memberikan pilihan rasa yang menarik bagi penikmat jajanan tradisional.

Lempok Durian adalah hidangan khas yang juga patut kamu coba jika berkunjung ke Empat Lawang. Makanan ini terbuat dari daging durian berkualitas yang dicampur dengan tepung ketan, menghasilkan tekstur yang kenyal dan rasa manis khas durian.

Proses pembuatannya masih dikerjakan secara tradisional oleh para perajin lokal yang berpengalaman. Lempok durian tidak hanya dikenal karena rasanya yang lezat, tapi juga dianggap sebagai simbol budaya dan kekayaan daerah.

Saat kamu menggigit sepotong lempok durian, rasa manis durian akan langsung meleleh di mulut, sementara ketan memberikan sensasi kenyal yang memuaskan. Lempok ini mencerminkan keahlian masyarakat lokal dalam mengolah bahan-bahan asli menjadi camilan yang tak terlupakan.

Nah, itulah tadi bagaimana Empat Lawang menyimpan cerita, tempat wisata, dan kuliner yang lezat. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!

Mengenal Empat Lawang

Potensi Perekonomian Empat Lawang

Pilihan Wisata ke Empat Lawang

1. Air Terjun Sanghe

2. Bendungan Paiker

3. Air Terjun Ayek Deghian (Cughop)

4. Air Terjun Suban Kedubu Air Bayau

5. Air Terjun Batu Betiang

6. Taman Bunga Buaksi

Pilihan Kuliner Khas Empat Lawang

1. Kelicuk

2. Gonjeng

3. Lempok Durian

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *