Menyambut tahun baru dengan penuh suka cita dan perasaan bahagian termasuk cara yang sederhana. Namun, bagaimana hukum merayakan Tahun Baru Islam bagi muslim?
Perayaan tahun baru dilakukan sebagai bentuk harapan, refleksi, dan merajut awal yang baru. Masyarakat merayakan dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik, merefleksikan pencapaian dan kesalahan di tahun sebelumnya, serta memulai lembaran baru dengan semangat dan resolusi baru.
Pada dasarnya, tidak ada ajaran Islam yang mengkhususkan perayaan tertentu ketika menyambut pergantian tahun hijriah atau 1 Muharram. Karena itu, banyak mempertanyakan hukum merayakan Tahun Baru Islam.
Mengutip laman Universitas Muhammadiyah Jakarta, setiap muslim diperbolehkan berhari raya atau merayakan suatu hari tertentu. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah merayakan hari-hari selain Idul Fitri dan Idul Adha, seperti kelahiran anak, pernikahan, perayaan rasa syukur atas nikmat Allah, dan lainnya.
Berhari raya termasuk bagian daripada muamalah yang hukum pengerjaannya adalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkan. Muamalah diartikan sebagai hubungan timbal balik antara seseorang dengan lainnya.
Mengacu pada penjelasan tersebut, merayakan Tahun Baru Islam dengan tujuan kebaikan, untuk syiar, dan bergembira adalah suatu kebolehan. Selama perayaan yang berlangsung tidak mengandung kemaksiatan, berhura-hura, atau berbuat dosa lainnya, maka diperbolehkan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Merayakan tahun baru dengan berpesta tidak dianjurkan dalam Islam. Menyambut 1 Muharram cukup diisi dengan kegiatan bermanfaat dan mensyukuri satu tahun yang sudah terlewati dengan cara muhasabah atau introspeksi diri.
Berdasarkan buku Yang Perlu Dilakukan Muslimah Sepanjang Tahun karya Khayeera Indana Hulwah dan Tsurayya, inilah beberapa cara merayakan Tahun Baru Islam yang penuh kebaikan.
1. Berdoa dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah selama satu tahun belakang.
2. Memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat selama setahun.
3. Mengoreksi kesalahan dan dosa yang lalu, serta berjanji pada diri sendiri bahwa tidak akan mengulang kesalahan tersebut.
4. Memiliki rencana hidup yang lebih baik untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
5. Berikhtiar mewujudkan keinginan yang ingin dipenuhi tahun ini dengan melaksanakan salat hajat.
Ada banyak amalan yang bisa dikerjakan saat menyambut pergantian tahun Hijriah. Amalan ini bisa dimulai pada malam 1 Muharram hingga hari besoknya. Berikut daftar amalan Tahun Baru Islam.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa ketika pergantian tahun. Ada 2 doa yang bisa dibaca yakni pada saat tahun berakhir dan awal tahun. Doa akhir tahun dibaca sebanyak 3 kali sebelum magrib pada hari terakhir bulan dzulhijjah.
Sementara untuk doa awal tahun dibaca pada saat sudah masuk bulan Muharram. Doa ini dibaca dengan harapan Allah menganugerahkan rahmat, lindungan, kesehatan, keharmonisan, keselamatan, kelapangan, rezeki, jodoh, karir, wafat khusnul khatimah dan berbagai kebaikan lainnya. Berikut bacaan lengkapnya yang dilansir NU Online:
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Arab Latin: Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da’autanî ilat taubati min ba’di jarâ’atî ‘alâ ma’shiyatik.
Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa’attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha’ rajâ’î minka yâ karîm.
Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.”
Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang engkau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Arab Latin: Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal azhîmi wa karîmi jûdikal mu’awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karuniaMu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.”
Selain daripada berdoa, umat Islam bisa membaca zikir selagi menunggu pergantian tahun. Sejumlah zikir yang bisa dibaca antara lain sayyidul istigfar sebanyak 3 kali. Berikut ini bacaannya:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Arab Latin: Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’udzu bika min syarri ma shana’tu abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abuu bidzanbii faghfirli fa innahu la yaghfiru adz dzunuba illa anta.
Artinya: “Ya Allah, engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain engkau. engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Aku menepati perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasanMu sesuai dengan kemampuanku.”
Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.”
Sebagian umat Islam menyambut pergantian tahun baru dengan menjalankan puasa sunah pada hari terakhir bulan Dzulhijjah dan 1 Muharram. Dalil puasa sunah akhir tahun merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Sementara untuk dalil puasa sunah awal tahun dilihat pada hadis berpuasa di bulan Muharram.
“Orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram, maka dengan puasa per harinya ia mendapatkan (pahala puasa) 30 hari. (HR At-Thabarani dalam Al-Mu’jamus Saghir).
Itulah penjelasan hukum merayakan Tahun Baru Islam lengkap dengan cara dan amalannya. Semoga berguna, ya.