Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru melakukan ground breaking preservasi jalan akses simpang Pelabuhan Tanjung Api-Api menuju tempat pelelangan ikan Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin.
Jalan sepanjang 3,6 km itu dilakukan peningkatan sepanjang 1 km menggunakan dana APBN Rp 33,29 miliar. Akses jalan itu tak hanya menghubungkan tempat pelelangan ikan, tapi juga ke Pelabuhan Tanjung Carat dan pabrik CCO (crude coconut oil).
Diketahui, investasi PMA pabrik CCO di Banyuasin direncanakan operasional pada awal 2027. Pabrik itu akan memproduksi bahan baku bio avtur dari kelapa.
Deru mengatakan, infrastruktur pembangunan akses menuju Pelabuhan Tanjung Carat akan terus ditingkatkan. Terlebih, progress pelabuhan pengganti Pelabuhan Boom Baru itu sudah dilakukan pelimpahan aset ke Kementerian Perhubungan melalui MoU beberapa waktu lalu.
“Peningkatan jalan dilakukan karena akses ini akan menuju tempat pelelangan ikan, pabrik CCO, hingga ke Pelabuhan Tanjung Carat,” ujar Deru, Minggu (23/11/2025).
Katanya, akses ini ke depan akan ditingkatkan sepanjang 5,5 km lagi untuk bisa tembus ke Pelabuhan Tanjung Carat. Sehingga, total akses jalan yang akan ditingkatkan sepanjang 9 km dalam beberapa tahun ke depan.
“Pelabuhan Tanjung Carat ini sudah 8 periode gubernur direncanakan atau sudah 40 tahun. Memang ada hasil dari masing-masing. Tanpa pelabuhan ini, pertumbuhan ekonomi Sumsel sudah di atas nasional. Namun, bayangkan jika ada gerbang ekspor tersendiri maka bisa lebih meningkat lagi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumsel Panji Krisna Wardana mengatakan anggaran Pemprov Sumsel mengusulkan peningkatan jalan sepanjang 3,6 km. Namun tahun ini pekerjaan dilaksanakan sepanjang 1 km.
“Sesuai kapasitas anggaran yang ada,” kata Panji.
Panji menjelaskan, peningkatan jalan 1 km itu memiliki lebar 7 meter dengan pelebaran bahu di kiri-kanan 2 meter. Pembangunan akses jalan menggunakan teknologi mortar busa karena kondisi tanah problematik yang cenderung mengalami penurunan.
Menurut Panji, kondisi jalan eksisting sudah mengalami penurunan optimal. Untuk meningkatkan kestabilan, tanah dasar akan diganti dengan material lebih ringan. Teknologi serupa telah diterapkan sepanjang 8,5 km di ruas TAA yang hingga kini terbukti memberikan kondisi jalan yang mantap.
“Ketebalan konstruksi mencapai 90 cm, terdiri dari mortar busa 800 kpa 60 cm dan mortar busa 2.000 kpa 30 cm, kemudian ditutup lapisan aspal. Pelaksanaan pekerjaan ditargetkan selesai 31 Desember 2025,” katanya.







