Misa Natal merupakan salah satu perayaan liturgi (ibadah) terpenting dalam kalender Gereja Kristiani, khususnya Katolik. Kegiatan ini bertujuan memperingati kelahiran Yesus Kristus.
Namun, untuk orang awam masih belum tahu apa itu misa natal, mulai dari definisi, jenis dan sejarahnya. Misa merupakan salah satu istilah yang akrab dalam peribadatan Gereja Katolik.
Tidak hanya sekadar ritual, Misa adalah jantung dari kehidupan iman umat Katolik, menjadi momen sakral untuk mengenang dan menghadirkan kembali misteri penyelamatan oleh Yesus Kristus.
Perayaan ini menjadi puncak momen iman, pengharapan, dan sukacita yang dinantikan setiap tahun. Untuk memahami lebih dalam apa itu misa natal, definisi, ragam jenis serta bagaimana sejarahnya terbentuk. Berikut informasi lebih lengkapnya!
Dalam website Olg Church, secara etimologi, kata “misa” berasal dari bahasa Latin yakni missa yang berarti “mengutus”. Makna ini merujuk pada pengutusan umat setelah menerima berkat dalam perayaan, untuk membawa pesan damai dan sukacita ke dunia.
Misa Natal atau perayaan Ekaristi pada Hari Raya Natal adalah rangkaian doa dan upacara liturgis yang membentuk Sakramen Ekaristi. Dalam tradisi Katolik, Ekaristi terbagi menjadi dua bagian utama: Liturgi Sabda (berisi bacaan Kitab Suci) dan Liturgi Ekaristi (dimulai dari persiapan persembahan, doa syukur agung, hingga komuni suci).
Lebih dari sekadar ibadah, Misa Natal adalah perayaan iman yang mengingatkan umat pada kasih Allah melalui kedatangan Yesus ke dunia sebagai Sang Juru Selamat. Perayaan ini mengajak umat untuk merenungkan makna kelahiran Kristus yang membawa pesan cinta, damai, dan keselamatan bagi umat manusia.
Dikutip dari website Sscmchurch, Misa bukan sekadar perjamuan yang mengingatkan pada perjamuan terakhir. Tujuan utama perayaan Misa adalah mempersembahkan kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa atas karya penebusan Kristus, serta mengalirkan rahmat keselamatan kepada umat beriman.
Dalam Liturgi Romawi Gereja Katolik, perayaan Natal menawarkan empat nama Misa, meskipun di Indonesia umumnya hanya dirayakan Misa Malam Natal dan Misa Hari Raya Natal. Keempat jenis Misa tersebut memiliki perbedaan waktu pelaksanaan dan penekanan makna yang berbeda.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Misa ini diadakan pada malam 24 Desember sebagai persiapan atau penantian kelahiran Yesus. Kata Vigilia sendiri berarti “menjaga” atau “menantikan” dalam bahasa Latin. Misa ini bernuansa antisipatif, bersiap menyongsong kedatangan Kristus.
Di banyak paroki, Misa Vigilia sering digabungkan atau digantikan langsung dengan Misa Malam Natal.
Dilaksanakan tepat pada malam Natal, seringkali dimulai pukul 00.00 (tengah malam) sebagai simbolisasi kelahiran Yesus di tengah kegelapan dunia. Waktu pelaksanaan ini seolah mengajak umat untuk merasakan pengalaman para gembala yang berjaga di malam kelahiran.
Misa Malam Natal menjadi penanda resmi peralihan ke tanggal 25 Desember. Dilansir dari website Chtolicculture ada banyak cara menyenangkan membangunkan anak kecil di malam ini. Cara paling populer adalah berpakiaan malaikat membawa lilin sembari menyanyikan lagu natal.
Misa Fajar diadakan pada pagi hari tanggal 25 Desember, sebelum matahari terbit, sekitar pukul 04.00 hingga 06.00 pagi. Misa ini terinspirasi dari reaksi para gembala yang bergegas ke Betlehem setelah melihat penampakan malaikat. Perayaan ini melambangkan terang Kristus yang membawa harapan baru.
Misa Siang merupakan puncak perayaan Natal yang diadakan pada siang atau sore hari tanggal 25 Desember. Misa ini menekankan kekekalan Sabda Allah yang telah ada sejak semula, seperti ditegaskan dalam Injil Yohanes 1:1-18. Misa ini melambankan kemuliaan Putra Tunggal Allah, seperti terang sinar matahari yang gemilang.
Selain Misa Hari Raya, dikenal juga Misa Harian, Misa Peringatan Arwah, Misa Pernikahan, dan Misa Khusus lainnya, yang dibedakan terutama dari bacaan Kitab Suci dan intensi doa yang disesuaikan dengan kebutuhan perayaan.
Perayaan Natal, termasuk Misa Natal, baru dimulai sekitar abad ke-4 Masehi. Pada awalnya, tanggal kelahiran Yesus tidak tercatat secara pasti dalam Alkitab. Berbagai tanggal perayaan sempat digunakan di tempat yang berbeda seperti 5 atau 6 Januari, serta 20 Mei.
Penetapan tanggal 25 Desember sebagai Hari Raya Natal secara luas dimulai pada abad ke-5, mengikuti estimasi yang dilakukan oleh sejarawan Kristen Romawi, Sextus Julius Africanus pada tahun 221.
Seiring berjalannya waktu, tradisi Misa Malam Natal dan berkumpul bersama keluarga mulai ditambahkan pada abad pertengahan. Hingga kini, Misa Natal tetap menjadi inti perayaan yang mengajak seluruh umat Kristiani untuk bersyukur dan memperbarui iman, serta membawa terang dan damai ke dalam dunia.
Itulah rangkuman informasi terkait pertanyaan Misa Natal mulai dari definisi, jenis misa hingga sejarah misa itu sendiri. Semoga bermanfaat.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama
Definisi dan Makna Misa Natal
Ragam Jenis Misa Natal dalam Liturgi
1. Misa Vigilia Natal (In Vigilia)
2. Misa Malam Natal (In Nocte / Natalis Domini)
3. Misa Fajar (In Aurora)
4. Misa Siang Natal (In Die)
Sejarah Perayaan Misa Natal
Dalam Liturgi Romawi Gereja Katolik, perayaan Natal menawarkan empat nama Misa, meskipun di Indonesia umumnya hanya dirayakan Misa Malam Natal dan Misa Hari Raya Natal. Keempat jenis Misa tersebut memiliki perbedaan waktu pelaksanaan dan penekanan makna yang berbeda.
Misa ini diadakan pada malam 24 Desember sebagai persiapan atau penantian kelahiran Yesus. Kata Vigilia sendiri berarti “menjaga” atau “menantikan” dalam bahasa Latin. Misa ini bernuansa antisipatif, bersiap menyongsong kedatangan Kristus.
Di banyak paroki, Misa Vigilia sering digabungkan atau digantikan langsung dengan Misa Malam Natal.
Dilaksanakan tepat pada malam Natal, seringkali dimulai pukul 00.00 (tengah malam) sebagai simbolisasi kelahiran Yesus di tengah kegelapan dunia. Waktu pelaksanaan ini seolah mengajak umat untuk merasakan pengalaman para gembala yang berjaga di malam kelahiran.
Misa Malam Natal menjadi penanda resmi peralihan ke tanggal 25 Desember. Dilansir dari website Chtolicculture ada banyak cara menyenangkan membangunkan anak kecil di malam ini. Cara paling populer adalah berpakiaan malaikat membawa lilin sembari menyanyikan lagu natal.
Misa Fajar diadakan pada pagi hari tanggal 25 Desember, sebelum matahari terbit, sekitar pukul 04.00 hingga 06.00 pagi. Misa ini terinspirasi dari reaksi para gembala yang bergegas ke Betlehem setelah melihat penampakan malaikat. Perayaan ini melambangkan terang Kristus yang membawa harapan baru.
Misa Siang merupakan puncak perayaan Natal yang diadakan pada siang atau sore hari tanggal 25 Desember. Misa ini menekankan kekekalan Sabda Allah yang telah ada sejak semula, seperti ditegaskan dalam Injil Yohanes 1:1-18. Misa ini melambankan kemuliaan Putra Tunggal Allah, seperti terang sinar matahari yang gemilang.
Selain Misa Hari Raya, dikenal juga Misa Harian, Misa Peringatan Arwah, Misa Pernikahan, dan Misa Khusus lainnya, yang dibedakan terutama dari bacaan Kitab Suci dan intensi doa yang disesuaikan dengan kebutuhan perayaan.
Perayaan Natal, termasuk Misa Natal, baru dimulai sekitar abad ke-4 Masehi. Pada awalnya, tanggal kelahiran Yesus tidak tercatat secara pasti dalam Alkitab. Berbagai tanggal perayaan sempat digunakan di tempat yang berbeda seperti 5 atau 6 Januari, serta 20 Mei.
Penetapan tanggal 25 Desember sebagai Hari Raya Natal secara luas dimulai pada abad ke-5, mengikuti estimasi yang dilakukan oleh sejarawan Kristen Romawi, Sextus Julius Africanus pada tahun 221.
Seiring berjalannya waktu, tradisi Misa Malam Natal dan berkumpul bersama keluarga mulai ditambahkan pada abad pertengahan. Hingga kini, Misa Natal tetap menjadi inti perayaan yang mengajak seluruh umat Kristiani untuk bersyukur dan memperbarui iman, serta membawa terang dan damai ke dalam dunia.
Itulah rangkuman informasi terkait pertanyaan Misa Natal mulai dari definisi, jenis misa hingga sejarah misa itu sendiri. Semoga bermanfaat.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama







