Provinsi Bengkulu mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sejak beberapa hari terakhir. Kelangkaan BBM ini terjadi di lima daerah yakni Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah.
Akibat sulitnya mendapatkan BBM, sejumlah SPBU di Bengkulu pun diserbu warga hingga terjadi antrian mengular hingga belasan kilometer. Bahkan, saat SPBU dalam keadaan stok kosong pun warga masih bertahan mengantri.
“Sudah beberapa hari terakhir BBM Pertalite, Pertamax dan semuanya tidak ada di sejumlah SPBU. Kami tetap datang ke SPBU untuk ngecek,” kata Rendra, warga Kota Bengkulu, Senin (26/5/2025).
“Kondisi ini sudah terjadi sudah lima hari. Sehingga banyak motor dan mobil mogok. Sementara eceran juga habis. Bila pun ada, harganya (BBM eceran) mencapai Rp 35 ribu per liter, itu pun kalau ada,” jelas Rendra.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan saat rapat koordinasi dengan PT Pertamina Bengkulu pada Minggu (25/5/2025) menyebut dirinya meminta tambahan kuota BBM untuk Bengkulu dan menegaskan perlunya solusi konkret atas persoalan yang terus berulang.
Menurut Helmi, penyebab kelangkaan BBM tak bisa hanya disederhanakan sebagai dampak dari pendangkalan alur laut di Pelabuhan Pulau Baai. Sebab, kata dia, antrian panjang di SPBU sudah terjadi bahkan saat kondisi pelabuhan masih normal.
“Ini bukan sekadar soal pendangkalan. Dulu waktu alur masih bagus pun, antrean tetap panjang. Jadi kita butuh solusi lebih menyeluruh,” ujar Helmi.
Sebagai tindak lanjut, Pemprov Bengkulu akan menyurati langsung Menteri BUMN dan jajaran Direksi Pertamina untuk meminta penambahan kuota BBM. Gubernur juga menyoroti ketimpangan distribusi, menyebut provinsi tetangga seperti Lampung dan Sumsel tidak mengalami kelangkaan serupa.
Selain permintaan penambahan kuota, Helmi juga mendorong pengawasan ketat terhadap distribusi BBM bersubsidi. Ia meminta sistem barcode diperkuat untuk mencegah potensi penimbunan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Di sisi lain, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan.
“Jangan panik, jangan beli berlebihan. Pemerintah sedang berupaya penuh agar kebutuhan BBM masyarakat segera terpenuhi,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan PT Pertamina Bengkulu, Fauzan mengungkapkan bahwa penyaluran BBM ke Bengkulu saat ini bergantung pada jalur darat dari Lubuklinggau dan Jambi. Hal itu lantaran kapal tanker tidak bisa masuk ke Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
“Distribusi dari Palembang ke Lubuklinggau memakai kereta, tapi saat ini ada kendala operasional,” jelas Fauzan.
Pihak Pertamina kini tengah berkoordinasi dengan PT KAI untuk mempercepat pemulihan distribusi.