BPBDSumatera Selatan (Sumsel) hanya mengajukan empat helikopter untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bumi Sriwijaya. Sementara, untuk penetapan status siaga darurat bencana asap akibat karhutla di Sumsel di tingkat provinsi ditarget pertengahan Juni nanti.
“Kita akan meminta bantuan 4 helikopter. 1 helikopter untuk patroli dan 3 helikopter untuk water bombing,” ujar Kepala Pelaksama BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana, Senin (9/6/2025).
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Dia menyebut, jumlah ajuan itu lebih sedikit dibandingkan permintaan tahun lalu yang mencapai 12 helikopter (3 helikopter patroli dan 9 helikopter water bombing).
“Hasil rapat dengan Menkopolhukam, di awal kita akan mengajukan 1 helikopter patroli dan 3 helikopter water bombing. Keberadaan helikopter ini akan melihat situasi dan kondisi di wilayah Sumsel,” katanya.
Dia menyebut, BPBD masih akan menghitung kebutuhan helikopter pada musim kemarau yang diprediksi terjadi hingga November pada tahun ini. Terlebih ketka menghadapi puncak kemarau yang terjadi sepanjang Agustus-Oktober.
“Kita hitung dulu, mudah-mudahan tidak banyak. Karena semakin banyak permintaan artinya wilayah terbakarnya luas. Kita akan lakukan upaya preventif lainnya agar kebutuhan helikopter dapat diminimalisir,” ungkapnya.
Selain itu, bantuan operasi modifikasi cuaca (OMC) juga diharapkan dapat dilakukan pasca penetapan status. OMC yang ini agar hujan tetap terjadi pada musim kemarau nanti.
Dketahui, hingga saat ini sudah 4 daerah menetapkan status siaga, yakni Muba, Prabumulih, PALI dan OKI. Saat ini pihaknya menunggu 9 daerah lain untuk menetapkan siaga, yang juga menjadi daerah rawan karhutla.