Mandi wajib merupakan salah satu cara thaharah (bersuci) dalam agama Islam. Beberapa kondisi memerlukan mandi wajib untuk mensucikan kembali tubuh, salah satunya saat setelah keluar air mani.
Islam secara khusus memiliki tata cara mandi wajib setelah keluar air mani. Dilansir dari website NU Online, mandi wajib disebut mandi janabah. Pada dasarnya ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang muslim mandi wajib selain keluar air mani.
Dilansir dari website pemerintah kabupaten Barito Kuala, kondisi lain yang dimaksud adalah setelah berhubungan suami istri, selesai haid, selesai nifas, melahirkan, baru masuk islam (mualaf) hingga meninggal dunia.
Lalu, bagaimana tata cara mandi wajib setelah keluar air mani? Berikut informasi yang telah dirangkum untuk menjawab persoalan tersebut, mulai dari rukun, tata cara dan sunnah.
Rukun mandi wajib (fardhu) menurut Mazhab Syafi’i, seperti banyak dijelaskan dalam sumber-sumber keagamaan termasuk NU Online, hanya ada dua yaitu:
Niat merupakan salah satu rukun yang ada dalam pelaksanaan mandi wajib. Jika sudah ada dalam rukun mandi wajib artinya pelaksanaanya harus diterapkan.
Orang yang akan melakukan mandi wajib diharuskan membaca niat. Pembacaan niat ini disengajakan dalam hati dan jika mampu juga dilisankan lebih utama. Berikut lafal niat mandi wajib setelah keluar mani (janabah):
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu ghuslah lirofil hadatsil akbar minal jinaabati fardholillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala.”
Menurut mazhab Syafi’i, waktu membacakan niat yang paling utama adalah bersamaan dengan saat air pertama kali menyiram bagian tubuh.
Langkah kedua dalam membasahi seluruh tubuh. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa terkecuali. Untuk bagian tubuh yang berambut (terutama bagi laki-laki), diharuskan air mengalir sampai ke dalam pangkal rambut dan kulit kepala.
Begitu pula bagi wanita, air wajib sampai ke pangkal rambut, meskipun para ulama memberikan keringanan bagi wanita untuk tidak mengurai kepangan rambutnya, asalkan air bisa merata ke pangkal rambut.
Pastikan air mengenai semua lipatan kulit dan area tersembunyi, seperti ketiak, pusar, sela-sela jari kaki dan tangan, serta lipatan paha. Bagian dalam telinga, hidung, dan mata tidak wajib dialiri air kecuali bagian yang tampak.
Meskipun bukan rukun maupun sunnah yang harus dilakukan saat di dalam kamar mandi, membaca doa setelah selesai mandi wajib, seperti doa setelah wudu, merupakan amalan yang baik untuk melengkapi kesucian.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِين
Arab Latin: Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j’alnii minat tawwabiina waj’alnii minal mutathohhiriin.
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri.”
Selain rukun yang wajib dilakukan, terdapat pula beberapa sunnah atau adab dalam mandi wajib. Jika dilakukan akan menyempurnakan kesucian dan mengikuti tuntunan Rasulullah.
Adab Mandi Wajib yang disarikan dari keterangan ulama, termasuk Imam al-Ghazali adalah sebagai berikut:
Saat memasuki kamar mandi, orang yang melakukan mandi wajib dianjurkan untuk membasuh kedua telapak tangan terlebih dahulu hingga pergelangan tangan. Basuh tangan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Langkah kedua adalah membersihkan kemaluan dan kotoran lain yang mungkin masih menempel di tubuh (misalnya sisa mani). Mulailah membersihkan tubuh untuk menghilangkan najis nampak dan diketahui. Dianjurkan menggunakan tangan kiri untuk membersihkan area kemaluan.
Setelahnya, cuci kembali tangan kiri tersebut dengan sabun atau gosokkan ke lantai/dinding untuk menghilangkan kotoran.
Setelah memastikan tidak ada lagi najis di tubuh, maka lakukan wudu. Lakukan wudu sebagaimana mestinya, mulai dari membaca niat hingga gerakan wudu terakhir, namun seringkali disunnahkan untuk menunda mencuci kedua kaki hingga selesai mandi.
Lakukan wudu lengkap dengan bacaan doa seperti sebelum salat. Tindakan berwudu sebelum mandi wajib ini hukumnya sunnah.
Berikutnya adalah memulai mandi wajib (tahap meratakan air/rukun kedua). Mulai dengan mengguyur kepala, lakukan dengan mengulanginya hingga 3 kali.
Bersamaan dengan guyuran pertama air ke kepala, dianjurkan untuk mengucapkan niat menghilangkan hadas di dalam hati (rukun pertama). Untuk laki-laki, sunnah untuk menyela-nyela pangkal rambut dengan jari-jari tangan agar air merata sampai kulit kepala.
Setelah kepala, guyurlah bagian badan sebanyak 3 kali. Mulailah dengan sebelah kanan kemudian sebelah kiri, juga 3 kali.
Gosoklah bagian tubuh depan dan belakang hingga ke sela-sela tubuh (menggosok tangan ke badan), pastikan seluruh anggota tubuh dialiri oleh air. Utamakan bagian kanan terlebih dahulu (mendahulukan bagian kanan dari bagian kiri).
Jika saat berwudu di awal Anda menunda mencuci kedua kaki, maka akhiri rangkaian mandi wajib dengan menyiram kedua kaki hingga mata kaki, dimulai dari kaki kanan.
Inti dari tata cara mandi wajib setelah keluar air mani adalah memenuhi kedua rukun yaitu niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.
Dengan menjalankan tata cara mandi wajib ini, seorang Muslim yang berada dalam kondisi hadas besar dapat kembali suci dan siap melaksanakan ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan thawaf.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama
Tata Cara Mandi Wajib
1. Niat
2. Membasahi Seluruh Tubuh
3. Doa Setelah Mandi Wajib
Adab Mandi Wajib oleh Imam al-Ghazali
1. Basuh Tangan Dahulu
2. Membersihkan Najis
3. Berwudhu Sempurna
4. Mulai dengan Mengguyur Kepala
5. Mandi Wajib
6. Mencuci Kedua Kaki
Selain rukun yang wajib dilakukan, terdapat pula beberapa sunnah atau adab dalam mandi wajib. Jika dilakukan akan menyempurnakan kesucian dan mengikuti tuntunan Rasulullah.
Adab Mandi Wajib yang disarikan dari keterangan ulama, termasuk Imam al-Ghazali adalah sebagai berikut:
Saat memasuki kamar mandi, orang yang melakukan mandi wajib dianjurkan untuk membasuh kedua telapak tangan terlebih dahulu hingga pergelangan tangan. Basuh tangan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Langkah kedua adalah membersihkan kemaluan dan kotoran lain yang mungkin masih menempel di tubuh (misalnya sisa mani). Mulailah membersihkan tubuh untuk menghilangkan najis nampak dan diketahui. Dianjurkan menggunakan tangan kiri untuk membersihkan area kemaluan.
Setelahnya, cuci kembali tangan kiri tersebut dengan sabun atau gosokkan ke lantai/dinding untuk menghilangkan kotoran.
Setelah memastikan tidak ada lagi najis di tubuh, maka lakukan wudu. Lakukan wudu sebagaimana mestinya, mulai dari membaca niat hingga gerakan wudu terakhir, namun seringkali disunnahkan untuk menunda mencuci kedua kaki hingga selesai mandi.
Lakukan wudu lengkap dengan bacaan doa seperti sebelum salat. Tindakan berwudu sebelum mandi wajib ini hukumnya sunnah.
Berikutnya adalah memulai mandi wajib (tahap meratakan air/rukun kedua). Mulai dengan mengguyur kepala, lakukan dengan mengulanginya hingga 3 kali.
Bersamaan dengan guyuran pertama air ke kepala, dianjurkan untuk mengucapkan niat menghilangkan hadas di dalam hati (rukun pertama). Untuk laki-laki, sunnah untuk menyela-nyela pangkal rambut dengan jari-jari tangan agar air merata sampai kulit kepala.
Setelah kepala, guyurlah bagian badan sebanyak 3 kali. Mulailah dengan sebelah kanan kemudian sebelah kiri, juga 3 kali.
Gosoklah bagian tubuh depan dan belakang hingga ke sela-sela tubuh (menggosok tangan ke badan), pastikan seluruh anggota tubuh dialiri oleh air. Utamakan bagian kanan terlebih dahulu (mendahulukan bagian kanan dari bagian kiri).
Jika saat berwudu di awal Anda menunda mencuci kedua kaki, maka akhiri rangkaian mandi wajib dengan menyiram kedua kaki hingga mata kaki, dimulai dari kaki kanan.
Inti dari tata cara mandi wajib setelah keluar air mani adalah memenuhi kedua rukun yaitu niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.
Dengan menjalankan tata cara mandi wajib ini, seorang Muslim yang berada dalam kondisi hadas besar dapat kembali suci dan siap melaksanakan ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan thawaf.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama







