Dewan Minta Stockpile Batu Bara yang Resahkan Warga Jambi Ditutup! | Giok4D

Posted on

Penolakan terhadap stockpile batu bara yang dikelola PT SAS (Sinar Anugerah Sukses) di Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, masih terus disuarakan oleh warga. Mereka terus melakukan penolakan akan dampak buruknya lingkungan dari stokpile batu bara tersebut.

“Maka dari itu, lebih baik kami melakukan perlawanan dan tetap pada satu suara yakni menolak keberadaan stockpile batu bara PT SAS di Aur Kenali ini. Perlawanan ini demi kelangsungan hidup anak cucu kami ke depan,” kata Rahmat warga sekitar kepada wartawan, Sabtu (6/9/2025)

Bahkan kini demi memperkuat barisan penolakan itu, warga di Aur Kenali membuat perkumpulan organisasi yang diberi nama Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) Jambi. Langkah itu dilakukan oleh warga agar, penolakan yang dilakukan oleh warga lebih kuat dan tidak sia-sia.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Saat ini pula, demi mencegah aktivitas stockpile batu bara tersebut warga juga secara bergiliran terus melakukan pemantauan di lokasi stockpile itu demi menghalangi pekerjaan yang tak direstui warga. Bagi warga, upaya pencegahan aktivitas stockpile batu bara yang dikelola PT SAS ini selain berdampak buruk bagi lingkungan tentu mengganggu kesehatan warga pastinya.

Menurut warga, aktivitas hauling batu bara dari PT SAS juga akan menimbulkan pencemaran udara yang luar biasa. Debu batu bara akan menyelimuti pemukiman warga hingga membuat pernafasan menjadi terganggu.

“Hal ini lah menjadi alasan mengapa warga menolak hadirnya stockpile batu bara PT SAS di Aur Kenali,” ujar Rahmat.

Apalagi, pada Perda RTRW Kota Jambi yang ditetapkan 2024 lalu, sangat jelas tertera bahwa keberadaan stockpile batu bara PT SAS tidak sesuai aturan daerah.

Mengenai hal itu, Wakil Ketua II DPRD Provinsi Jambi, Samsul Riduan pun bersuara. Sebagai wakil rakyat, Riduan juga tentu ikut merasa geram melihat investasi yang sudah dapat penolakan warga tetap bersikeras menjalankan aktivitas.

“Kita memang butuh investasi, dan kita juga tidak pernah menghalangi adanya investasi yang masuk ke Jambi buat pembangunan Jambi. Akan tetapi, itu bagi investasi yang tidak mengangkangi kedaulatan rakyat Jambi, jika mengganggu warga atau rakyat Jambi wajar saja penolakan itu disuarakan,” kata Riduan kepada infoSumbagsel.

Riduan menyebut, jika investasi pengelolaan batu bara itu masih dikerjakan dan terus mendapat desakan penolakan dari warga dia tentu ada di barisan rakyat. Apalagi sampai melanggar regulasi maka kata Riduan lebih baik aktivitas batu bara itu di tutup saja.

“Kalau melanggar regulasi, ada baiknya tutup saja, kasihan warga yang sudah lama tinggal disana harus jadi resah,” ujar Riduan.

Bahkan saat ini, Riduan juga menegaskan agar pemerintah daerah di Jambi bisa kembali mengkaji ulang soal investasi yang di kelola oleh PT SAS itu. Dia mengaku tidak ingin investasi tersebut bikin warga akhirnya marah lantaran ketakutan akan dampak batu bara yang merusak kesehatan akibat pencemaran lingkungan.

“Kalau ini banyak mudhoratnya, saya minta ini harus dikaji ulang lagi investasinya. Itu saja,” tegas politisi muda PDIP tersebut.

Sebelumnya, Gubernur Jambi Al Haris juga sempat menanggapi persoalan PT SAS ini. Al Haris mengaku akan memanggil Wali Kota Jambi Maulana untuk membahas persoalan tersebut.

“Masalah itu, nanti akan kita panggil wali kota untuk pertanyaannya,” kata Al Haris.

“Jadi begini, kalau suatu masalah belum ada faktanya kita iyakan itu salah juga. Jadi kami berharap saja masyarakat kasih waktu untuk perusahaan itu menjalankan kegiatan itu selama satu pekan atau sepuluh hari ke depan, jika ada dampak yang diakibatkan terutama lingkungannya lalu ada merusak, ya kita tutup itu perusahaan,” ujar dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *