Harga Satu Porsi MBG untuk Lansia dan Disabilitas Rp 15.000, Sehari 2 Kali update oleh Giok4D

Posted on

Kaum lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas akan menjadi sasaran penerima program makan bergizi gratis (MBG). Program ini ditarget bisa berjalan tahun depan, dengan harga satu porsinya senilai Rp 15.000.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengaku telah mengusulkan program MBG untuk lansia kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Tahun depan. Ini transformasi dari program kita sebelumnya lah. Kita kan juga ada per makanan untuk lansia. Nah ini akan kita perbaiki mulai dari menu-menunya dan lain sebagainya,” ujar Gus Ipul, Selasa (5/11/2025).

Terbaru, Gus Ipul menyebut harga satu porsi MBG untuk lansia dan penyandang disabilitas ditetapkan sebesar Rp 15 ribu.

“Ini per menu Rp 15.000, per menu Rp 15.000 dua kali berarti Rp 30.000,” kata Gus Ipul kepada wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).

Menurutnya, program tersebut merupakan bentuk penyesuaian terhadap program MBG dari Presiden Prabowo Subianto. Namun, Kementerian Sosial secara khusus menyasar program MBG untuk lansia berusia di atas 75 tahun dan penyandang disabilitas.

“Nah kita sesuaikan dengan program Bapak Presiden menjadi makan bergizi khusus berlansia dan penyandang kesehatan. Menyasar 100 ribu lansia, lansia terlantar maksudnya ya, lansia dengan usia di atas 75 tahun. Yang kedua penyandang kesehatan yang memang memerlukan bantuan,” ujar Gus Ipul.

Gus Ipul menyebut menu MBG akan diberikan dua kali sehari, pagi dan siang. Pengantaran makanan dilakukan setiap pagi tanpa hari libur.

“Ini makan bergizi gratis sehari dua kali, pagi dan siang, tetapi diantarkan setiap pagi. Sehari sekali di pagi hari, tanpa mengenal hari libur, Sabtu atau Minggu,” ujarnya.

Gus Ipul juga menyebut program ini dikelola langsung oleh Kementerian Sosial dan bukan bagian dari Badan Gizi Nasional (BGN). “Nggak (dari BGN), dari Kementerian Sosial, khusus dari Kementerian Sosial sebagai tindak lanjut dari program kita sebelumnya,” tuturnya.

Gus Ipul menambahkan, pelaksanaan program ini akan melibatkan kelompok masyarakat di sekitar lokasi penerima manfaat. Hal tersebut dilakukan agar distribusi makanan lebih cepat dan tepat sasaran.

“Ini dilayani oleh kelompok masyarakat setempat yang bisa menjangkau dengan cepat para lansia atau penerima manfaat,” ujar Gus Ipul.

Dia menyebut skema ini sejatinya merupakan pengembangan dari program Kementerian Sosial. Namun, program MBG kali ini dilakukan dengan peningkatan standar makanan dan fasilitas makan bagi para penerima.

“Sudah ada, tapi masih perlu peningkatan ya. Misalnya soal menu-nya, soal tempatnya, tempat untuk makannya itu. Jadi ini masih belum, akan kita coba sesuaikan,” katanya.