Hotspot di Sumsel Turun, Satgas Tetap Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan

Posted on

Hotspot atau titik panas di Sumatera Selatan sepanjang Agustus tembus 103 titik. Angkanya justru menurun dibandingkan Juli lalu.

Padahal, prediksi BMKG menyebut jika Agustus termasuk dalam puncak kemarau. Satgas karhutla tetap mewaspadai ancaman lahan dan hutan terbakar.

“Hotspot yang terdeteksi di Sumsel sepanjang 1-19 Agustus mencapai 103 titik. Jumlah hotspot yang terdeteksi secara harian tidak tinggi, bahkan beberapa hari pada Agustus ini sempat nihil,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Selasa (19/8/2025).

Sudirman menyebut, Agustus ini masih terjadi hujan di sebagian besar wilayah Sumsel, meski saat ini adalah musim kemarau. Hujan itu membuat lahan menjadi basah dan mengakibatkan jumlah hotspot menurun.

“Meski ada hujan, laporan harian dari beberapa daerah masih terjadi karhutla di Sumsel. Bahkan angka kasusnya terus alami kenaikan di beberapa daerah. Kita tetap waspada,” katanya.

Berdasarkan tren secara tahunan, peningkatan hotspot sebelum-sebelumnya terjadi pada Agustus. Kenaikan pada bulan tersebut cukup signifikan, hingga dua kali lipat dan berlanjut hingga November.

Antisipasi terhadap kenaikan hotspot dan ancaman karhutla itu telah dilakukan Pemprov Sumsel lewat penetapan status siaga bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

“Antisipasi dan kewaspadaan terhadap bencana di Sumsel dengan penetapan status siaga hingga November nanti dan akan diperpanjang jika masih ada karhutla,” katanya.

Selain itu, Sumsel juga menerima bantuan 4 helikopter water bombing dan 2 helikopter patroli untuk penanganan karhutla. Operasi modifikasi cuaca juga telah dilakukan 2 kali pada Juli-awal Agustus lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *