Sebuah video yang memperlihatkan seorang dokter spesialis ginjal di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, dimarahi keluarga pasien viral di media sosial. Hal ini memicu reaksi publik.
Diketahui, peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Selasa (12/8) pagi. Dalam rekaman berdurasi 1 menit 5 info yang dilihat infoSumbagsel, tampak sejumlah anggota keluarga pasien mendatangi dokter bernama dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, K-GH, FINASIM, yang tengah berada di ruang perawatan.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Mereka terlihat emosi dan memaksa sang dokter untuk membuka masker di hadapan pasien perempuan yang sedang terbaring di ranjang perawatan.
“Buka masker kamu, dokter apa kamu jelaskan! Ini kami di ruang VVIP paling layak. Ibu saya sudah tiga hari dirawat, dokter ini cuma melihatkan hasil rontgen,” ucap salah satu keluarga pasien dalam video tersebut.
Meski mendapat tekanan verbal dan perlakuan yang tidak menyenangkan, dr. Syahpri tetap terlihat tenang. Ia memilih diam sejenak dan berupaya memberikan penjelasan secara sabar kepada pihak keluarga pasien. Sikap profesional dokter ini mendapat apresiasi dari sejumlah pihak di tengah sorotan publik terhadap insiden tersebut.
Menanggapi kejadian ini, Ketua IDI Sumatera Selatan Dr. Abla Chanie, Sp.THT-KL, Subsp.Oto (K), menyatakan keprihatinan mendalam dan menyesalkan tindakan kekerasan terhadap tenaga medis.
IDI menegaskan, segala bentuk penganiayaan, baik verbal maupun fisik, terhadap dokter atau tenaga kesehatan harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
“IDI Sumsel sangat prihatin dan menyesalkan segala bentuk kekerasan, apalagi terhadap seorang dokter yang punya niat tulus untuk mengobati pasien. Segala bentuk penganiayaan dan kekerasan, apalagi kekerasan fisik, harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Kami berharap pihak-pihak yang berwenang segera mengambil langkah hukum tegas,” katanya kepada infoSumbagsel, Rabu (13/8/2025).
Abla Chanie juga mengingatkan bahwa ketidakpuasan terhadap pelayanan medis seharusnya disampaikan dengan cara yang baik dan kepala dingin, bukan melalui tindakan intimidasi atau kekerasan. Menurut IDI, komunikasi yang sehat antara pasien, keluarga, dan tenaga medis sangat penting demi tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.
“Pasien atau keluarganya dapat saja merasa tidak puas dengan pelayanan dokter, namun seharusnya dapat dikomunikasikan atau didiskusikan dengan baik-baik. Kami dari IDI Wilayah bersama PB IDI akan terus mendukung dan memantau langkah berikutnya dari aparat penegak hukum,” ungkapnya.
Hingga kini, pihak RSUD Sekayu belum memberikan keterangan resmi terkait detail kronologi insiden tersebut.