Jalan khusus angkutan batu bara sepanjang 26,4 kilometer mulai dibangun di Lahat, Sumatera Selatan. Jalan ini ditargetkan selesai Januari 2026 dan sudah bisa dipakai kendaraan pertambangan melintas.
Peresmian pembangunan jalan dilakukan Gubernur Sumsel Herman Deru di Desa Cempaka Wangi, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat. Proyek ini digarap oleh PT Levi Bersaudara Abadi (LBA).
Deru menyebut, pembangunan jalan khusus itu karena keluhan kemacetan akibat angkutan batu bara selama ini. Jalan itu nantinya akan menjadi solusi permanen. Pembangunannya merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam memperhatikan kenyamanan dan keselamatan warga.
“Jalan umum selama ini terlalu padat karena dilalui angkutan batu bara. Kini waktunya kita pisahkan jalurnya,” ujar Deru, Senin (4/8/2025).
Dia mengungkapkan bahwa sejak 2018 sudah ada Pergub 74 yang melarang truk batu bara melintasi jalan negara. Meski sempat menuai tantangan, regulasi ini justru mendorong lahirnya jalur alternatif yang lebih aman.
“Saya tidak ingin rakyat jadi korban karena kepentingan ekonomi. Sekarang terbukti, kita bisa cari solusi yang tidak merugikan siapapun,” kata Deru.
Jalan hauling ini diharapkan tidak hanya mengurangi beban jalan negara, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
“Nanti akan muncul warung makan, bengkel, dan ekonomi rakyat yang tumbuh dari sini,” tambahnya.
Deru juga meminta agar jalan ini dapat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan sosial, bukan hanya korporasi. Dia juga menekankan pentingnya sinergi pelaku industri dan komunitas lokal.
“Kepala desa dan camat saya minta awasi. Pastikan masyarakat sekitar juga dapat manfaat dari jalan ini,” pintanya.
Sementara itu, Bupati Lahat Bursah Zarnubi menyatakan dukungan atas pembangunan jalan hauling tersebut. Pembangunan jalan khusus ini adalah jawaban atas tuntutan masyarakat selama 8 tahun terakhir.
“Target kita Januari tahun depan sudah bisa digunakan. Dengan begitu, jalan negara kembali dinikmati oleh rakyat,” ujarnya.
Proyek jalan hauling ini juga mendapat dukungan dari Forkopimda, yakno Kapolda Sumsel dan Kasdam II/Sriwijaya yang turut hadir. Semua pihak menyatakan komitmennya untuk mengawal kelancaran pembangunan ini.