Ada fakta baru terungkap dalam insiden kapal wisatawan yang tenggelam di Bengkulu. Jumlah penumpang kapal wisata Tiga Putra ternyata sebanyak 107 orang. Sebelumnya disebutkan bahwa jumlah penumpang tercatat 104 orang, di mana ada 98 wisatawan, satu nakhoda dan 5 ABK.
Hal itu terungkap setelah posko insiden kapal tenggelam di Bengkulu dibuka. Terlapor ada 107 orang dalam kapal tersebut. Seperti diketahui, kapal ini berlayar dari Pantai Malabero hendak menuju ke Pulau Tikus pada Minggu (11/5/2025), namun di tengah perjalanan kapal tersebut mengalami mati mesin. Lalu, kapal kehilangan keseimbangan usai dihantam ombak tinggi hingga akhirnya tenggelam.
Plt Sekda Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengumumkan data terbaru penumpang kapal Tiga Putra berjumlah 107 orang. Hal itu seiring laporan korban yang masuk ke posko.
“Data terkini musibah kapal Tiga Putra yang karam, jumlah penumpang bertambah dari 104 menjadi 107. Korban meninggal 8 orang,” kata Herwan Antoni dalam konferensi pers bersama forkopimda di Mapolresta Bengkulu, Selasa (13/5/2025).
Dia merinci dari 107 orang tersebut ada 101 orang penumpang wisatawan, satu nakhoda dan 5 ABK. Sementara tercatat ada 99 orang selamat dan 8 orang meninggal dunia.
“Penambahan data ini berasal dari laporan penumpang kapal yang melapor ke posko. Korban meninggal dari 7 orang bertambah 8 orang. Semalam pukul 20.30 WIB, satu korban meninggal dilaporkan bertambah,” ungkap Herwan.
Adapun korban meninggal bertambah bernama Silvia Alvionita (27). Sementara korban lainnya yakni Riska Nurjanah (28) asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Tesa (20) asal Kabupaten Kepahiang, Ratna Kurniati (28), Nesya Zoya Amanda. Lalu ada Rianci (29) asal Padang, Suwantra asal Muaro Bungo, Jambi, dan Yuni Saputri dari Bengkulu Utara.
Herwan menjelasakan berdasarkan pemeriksaan polisi, insiden tersebut terjadi pada Minggu (11/5/2025) sekitar pukul 15.28 WIB. Kapal Tiga Putra dinakhodai Edi Susanto berangkat dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu.
“Selama perjalanan situasi kondusif namun di tengah perjalanan kapal mendadak mogok atau mati mesin, sehingga Edi meminta ABK mengisi bahan bakar mesin kapal. Mogok mesin terjadi tiga kali. Saat mati mesin ketiga kalinya, kapal dalam posisi miring lalu terbalik,” jelas Herwan.
Seluruh penumpang kapal pun terlempar ke laut usai kapal terbalik. Sejauh ini, tim penanganan musibah kapal telah membentuk posko untuk koordinasi dan penanganan bencana yang terdiri dari unsur BPBD, TNI, Polri, Pemda, Basarnas, dan lainnya.