Kemenkes Soroti Kasus Kakak Beradik Alami Kecacingan di Seluma

Posted on

Dua bocah asal Seluma, Bengkulu, didiagnosa menderita penyakit cacingan. Dua kakak adik bernama Aprillia (4) dan Khaira Nur Shabrina (1,8) dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu untuk mendapat perawatan intensif.

Kasusnya bermula saat balita bernama Khaira yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami panas tinggi. Saat dirawat di RSUD Tais, balita tersebut berulang kali memuntahkan cacing dari mulutnya. Bahkan cacing gelang pun keluar dari hidung pasien. Setelah dirontgen, dokter menemukan adanya larva di paru-paru pasien.

Selain Khaira, sang kakak bernama Aprillia pun diperiksa dan juga didiagnosa mengalami penyakit cacingan. Aprillia juga dirawat di rumah sakit. Keduanya lantas dirujuk ke RSUD M Yunus untuk mendapatkan perawatan lebih lengkap dan intensif.

Kedua bocah tersebut merupakan anak dari pasangan Prengki (25) dan Yanti Hartuti (24). Dari hasil investigasi, Dinkes Seluma mendapati keluarga tersebut tinggal di rumah tak layak huni.

Menanggapi viralnya kasus ini, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono angkat bicara. Dilansir infoHealt, Dante menyebut kasus kecacingan yang bermunculan belakangan dikaitkan dengan faktor kebersihan di lingkup masyarakat, utamanya di daerah. Pihaknya menyebut akan meningkatkan edukasi di sejumlah wilayah dengan insiden kasus tinggi cacingan.

“Yang penting adalah higienitas karena itu menyangkut dengan faktor hygiene yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat jadi masalah hygiene akan menjadi masalah penting,” kata dia, Rabu (17/9/2025).

Dante menjelaskan, maraknya kasus kecacingan juga menandakan masih adanya persoalan gizi di masyarakat. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan promotif dan langkah preventif untuk mencegah kasus cacingan terus meluas.

“Dan masalah gizi juga akan menjadi masalah penting karena kejadian terakhir itu meninggal kan tidak spesifik karena kecacingan saja, tapi ada masalah gizi,” pungkasnya.

Hal ini sejalan dengan apa yang disoroti Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. Prof Tjandra merinci sedikitnya tiga masalah yang terjadi di balik kecacingan pada anak Indonesia.

“Kecacingan ini adalah tergolong penyakit tropik terabaikan, jadi kita yang abai. Kedua bahwa kasusnya juga berhubungan dengan kekurangan gizi pada anak Indonesia, artinya masalah gizi memang ada di tengah anak-anak sekitar kita,” beber dia, dalam kesempatan terpisah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *