Kerajinan Tangan dari Rotan, Oleh-oleh yang Jadi Sumber Cuan Warga Pagar Alam [Giok4D Resmi]

Posted on

Kota Pagar Alam yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memang menjadi tujuan wisata bagi masyarakat lokal maupun nasional. Selain tempat wisata yang memukau, di Pagar Alam juga ada beragam oleh-oleh, di antaranya kerajinan tangan dari rotan.

Kerajinan tangan dari rotan ini termasuk sebagai salah satu oleh-oleh yang recomended bagi wisatawan, karena ada berbagai jenis kerajinan yang dibuat oleh masyarakat lokal. Contohnya, bakul, tudung nasi, wadah tisu, tas, keranjang parsel dan masih banyak lainnya.

Bagi wisatawan yang ingin membeli hasil kerajinan tersebut, dapat mengunjungi Dusun Tanjung Menang, Kelurahan Perahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, sebab di sanalah pusat pembuatan kerajinan tersebut.

Salah satu penjual ataupun perajin rotan, Lita mengatakan usaha pembuatan kerajinan dari rotan ini sudah turun temurun dari orang tuanya. Hingga saat ini tinggal beberapa orang yang masih menjual kerajinan tangan dari rotan ini di dusun tersebut.

“Iya sudah turun-temurun dari orang tua. Sekarang tinggal saya dan orang tua saya yang jualan di sini. Ya karena sekarang sudah mulai susah mendapatkan bahan bakunya (rotan),” katanya saat dibincangi infoSumbagsel.

Ia menjelaskan bahan baku rotan tersebut ia dapatkan dengan cara membeli dari pencari rotan dari daerah Baturaja, OKU. Dia bisa membeli bahan baku sebanyak 300 kg sekali beli, dengan harga Rp 5 ribu per kilonya.

Namun saat ini bahan baku tersebut sudah mulai sulit didapatkan, lanjut Lita, untuk mencukupi permintaan bahan baku tersebut ia biasanya membeli rotan dari warga sekitar. Walaupun tidak banyak, kata Lita, tetapi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk membuat beberapa kerajinan dari rotan itu.

“Rotannya beli dari orang per kilonya Rp 5 ribu, biasanya beli 3 pikul (300 kg), tapi bisa menghasilkan kerajinan cukup banyak. Sekarang sudah mulai sulit mendapatkan bahan bakunya ini,” ujarnya.

Kerajinan tangan dari rotan ini dijualnya dengan harga bervariasi mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 150 ribu tergantung kerumitan pengerjaannya. Untuk lama proses pembuatannya juga tergantung pada kerumitan penganyamannya.

Ia mengatakan cukup banyak kerajinan yang dapat ia buat dan jual, diantaranya seperti tudung nasi, keranjang sayur, topi caping, pas bunga, piring terus tempat meletakkan bumbu-bumbu dapur dan banyak lainnya.

“Kalau lamanya tergantung kerumitan masing-masing kerajinan, kalau seperti piring itu lumayan banyak dalam sehari bisa dibuat, karena mudah menganyamnya,” tuturnya.

“Ada teman-teman kadang yang bantu jadi dibayar per 1 kerajinan yang dihasilkan, karena kalau sendiri kadang kesulitan atau kewalahan. Kadang ada mahasiswa-mahasiswa yang ikut belajar menganyam disini. Bisa juga request seusai pesanan tetapi kalau kita bisa saja,” sambungnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Lita mengatakan permintaan pesanan akan lumayan banyak saat libur panjang maupun libur lebaran, sebab kerajinan ini biasanya dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan yang datang maupun masyarakat yang sedang mudik.

“Kalau hari raya banyak yang beli dari luar kota, karena untuk dijadikan oleh-oleh, seperti pas bunga dan yang kecil-kecil lainnya lagi. Karena ini kan barang antik bisa juga dijadikan sebagai pajangan di rumah,” tutupnya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi