Kerbau Mati Mendadak di Sumatera Selatan Akibat Penyakit Ngorok, DKPP Sumsel Mengonfirmasi

Posted on

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan Ruzuan Efendi menyebut jumlah kerbau yang mati mendadak akibat penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica mencapai belasan ekor. Hal itu berdasarkan laporan yang disampaikan petugas lapangan di Lahat.

“Sekitar belasan ternyata kerbau yang mati, angka pastinya belum dilaporkan resmi nanti kita informasikan. Kalau ada pernyataan puluhan kemungkinan itu akumulasi dari kejadian tahun sebelumnya,” ujar Ruzuan, Selasa (29/4/2025).

Pihaknya belum mengetahui berapa banyak yang terjangkit penyakit ngorok. Namun, beberapa yang terindikasi sudah disembelih. Indikasi penyakit itu, kata Ruzuan, terjadi mulai Maret lalu.

“Ada juga yang terindikasi tapi sudah disembelih informasi dari petugas lapangan,” katanya.

Dia menyebut, penyakit itu bukan zoonosis sehingga ketika terdampak wabah tersebut tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Sama halnya dengan penyakit lato-lato yang kerap terjadi pada sapi.

“Ngorok bukan zoonosis, sama seperti lato-lato. Sah-sah saja dagingnya dimakan karena tidak menular dan pembawa penyakit ke manusia. Tapi, pola memasak juga harus benar. Kalau rabies beda lagi, itu bisa menular ke manusia,” ungkapnya.

Sebelumnya Ruzuan saat dikonfirmasi membenarkan adanya kerbau mati mendadak di Lahat, Sumsel.

“Saya saya sudah konfirmasi ke dinas terkait di Lahat, ada yang mati mendadak diduga karena penyakit ngorok. Saya sudah minta untuk dicek ke lapangan,” ujar Ruzuan, Selasa (29/4/2025).

Ruzuan menyebut, penyakit pada hewan itu sudah diantisipasi secara tahunan melalui pemberian vaksin. Namun, tak semua peternak mau memakai vaksin yang diberikan pemerintah.

“Di awal tahun kita sudah bagikan sekitar 500 vaksin ke sana. Sebenarnya sudah kita antisipasi karena gejala ini terjadi tahunan, tapi ada juga yang menolak diberi vaksin. Alasan mereka lebih kepada khawatir, selama ini kan tak pernah divaksin tapi kenapa ini diberi vaksin,” ungkapnya.

Padahal, kata Ruzuan, vaksin diberikan untuk kekebalan dan daya tahan hewan terhadap berbagai penyakit. Dia juga mengimbau peternak untuk tetap memperhatikan kondisi kandang yang harus terjaga kebersihannya dan pemberian vitamin pendukung hewan.

“Iya memang perlu banyak edukasi, apalagi kepada peternak yang melepasliarkan hewan ternaknya,” tukasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *