Di tengah gempuran merek kopi modern yang bermunculan, Kopi Bola Dunia tetap menjadi legenda yang tak lekang oleh waktu. Dikenal sejak tahun 1978, kopi khas Lahat ini sudah menembus berbagai pasar di Indonesia mulai dari Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jakarta hingga luar negeri.
Di balik aroma khas dan cita rasa pekatnya, tersimpan sejarah panjang dari sebuah usaha keluarga yang kini terus berinovasi.
Ko Cuncun, penerus generasi ketiga sekaligus pengelola CV Bola Dunia menceritakan bahwa usaha ini telah dirintis sejak masa kakeknya. Ia mulai ikut mengelola pada 2005 dan resmi memegang kendali penuh pada 2008.
“Kopi Bola Dunia sudah menjadi bagian dari identitas Lahat. Sekarang kami ingin naik kelas dengan menghadirkan varian baru, Kopi Bukit Serelo, yang lebih premium namun tetap membawa karakter robusta Lahat,” katanya kepada wartawan, Minggu (2/10/2025).
Dia mengukapkan bukit Serelo yang dikenal masyarakat sebagai Gunung Jempol menjadi inspirasi bagi varian baru ini yang ia munculkan, Selain membawa nama lokal yang kuat, konsep Bukit Serelo dikembangkan dengan pendekatan produksi ramah lingkungan dan pengolahan modern.
“Proses sangrai kini menggunakan bahan bakar gas, sehingga lebih bersih dan mengurangi polusi asap,” ungkapnya.
“Dengan bahan baku biji kopi pilihan dari petani Lahat, Kopi Bukit Serelo diharapkan menjadi ikon baru yang membawa nama daerah ke kancah nasional, bahkan internasional,” sambung Ko Cuncun.
Dia menilai, dunia kopi kini telah mengalami perubahan besar. Tak lagi sekadar minuman, kopi telah menjadi gaya hidup yang digemari banyak kalangan, termasuk generasi muda.
“Euforia kopi sekarang luar biasa. Kafe-kafe ramai, permintaan meningkat, dan teknologi pengolahan pun semakin canggih,” ujarnya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Menurutnya, usaha kopi bukan sekadar bisnis, tetapi juga seni dan bentuk kecintaan terhadap cita rasa. Ada yang menjadi penikmat, ada pula yang menjadikannya sumber penghidupan.
“Untuk kita sendiri setiap hari memproduksi 800 kilogram hingga 1 ton kopi kering atau sekitar 26 ton per bulan. Aktivitas produksi kini dilakukan di beberapa wilayah, termasuk Lahat, Palembang, Muara Enim, dan Baturaja,” katanya.
Meski terus berkembang, Ko Cuncun tetap menekankan pentingnya menjaga kualitas dari hulu ke hilir.
“Mulai dari kadar air hingga pemetikan biji merah, semua harus sesuai standar. Kualitas adalah kunci,” tegasnya.
Ia pun berharap pemerintah daerah turut memberikan dukungan dalam promosi dan kolaborasi lintas daerah maupun luar negeri.
“Kalau robusta Sumsel bisa dikenal di luar negeri, nama Lahat dan Sumatera Selatan juga akan ikut terangkat,” ujarnya.
Dengan semangat inovasi dan cita rasa autentik, Kopi Bola Dunia dan Bukit Serelo bukan sekadar produk melainkan simbol perjalanan panjang, dedikasi, dan kebanggaan warga Lahat atas kekayaan kopi Sumatera Selatan.







