Krisis air bersih melanda sejumlah warga di Kota Lubuklinggau. Sebab, air PDAM di rumah mereka susah lama mati. Kondisi itu membuat sejumlah warga terpaksa mengambil air bersih dari sebuah sumur umum yang berada di pinggir jalan.
Sumur umum yang diamankan Sumur Kembang tersebut berada di Jalan Gunung Sari, Kelurahan Karya Bakti, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Hampir setiap hari sumur tersebut ramai didatangi warga untuk mengambil air, mencuci baju, hingga mandi. Sumur tersebut sering ramai didatangi pada waktu sore hari.
Salah warga Karya Bakti bernama Afandi mengatakan ia terpaksa mengambil air dari Sumur Kembang karena air PDAM di rumah tempatnya tinggal sudah lama tidak menyala.
“Air PDAM tidak pernah hidup di tempat saya. jadi terpaksa ngambil air di sumur ini,” katanya saat ditemui infoSumbagsel, Rabu (18/6/2025).
Ia mengaku setiap hari harus mengangkut air bersih dari sumur tersebut setidaknya 6 jeriken memakai motornya untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya mulai dari mandi hingga minum.
“Jadi untuk mandi dan minum sehari itu setidaknya 6 jeriken. Banyak warga dari daerah Mesat Seni, Mesat Jaya, dan Pasar Dempo yang mengambil air di sumur ini karena airnya bersih dan tidak bau. Karena daerah sana mati juga air PDAM-nya,” jelasnya.
Ia menambahkan terkadang banyak warga yang mau mengambil air di sumur tersebut masih mengantri hingga malam hari.
“Jam 12 malam itu masih banyak yang ngambil air di sini. Warga di sini masih antri untuk menunggu giliran ngunjal (mengangkat) air,” ungkapnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Hal senada juga disampaikan oleh warga Mesat Seni bernama Yadi. Ia mengaku sudah sering mengambil air di sumur umum tersebut lantaran air PDAM di rumahnya sering tidak hidup.
“Sangat membantu sumur ini karena banyak (air PDAM) sering tidak hidup di tempat saya. Jadi kami memanfaatkan air sumur ini. Sudah lama warga yang kekurangan air bersih mengambil di sumur ini, apalagi di musim kemarau,” katanya.
Yadi mengaku air PDAM di daerahnya hanya hidup selama setengah bulan dan akan mati selama 3 bulan.
“Paling banyak yang ngambil pas pagi sama sore hari. Dalam 3 bulan paling hanya setengah bulan kami menikmati air PDAM,” ungkapnya.
Ia berharap agar pemerintah dan pihak PDAM dapat membantu menyelesaikan permasalahan air bersih di wilayah mereka.
“Ya kalo bisa difokuskan permasalahan air di daerah kami karena kami susah mau pergi bolak-balik ngambil air bersih setiap hari,” harapnya.