Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyebut luasan lahan gambut di wilayahnya mencapai 1,4 juta hektare. Lahan itu berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada setiap musim kemarau.
“Di Sumsel ada 1,4 juta hektare lahan gambut, terluas ada di Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir) seluas 500 ribuan hektare, kemudian di Muba (Musi Banyuasin), dan Banyuasin,” ujar Deru saat konsolidasi kesiapsiagaan personel dan peralatan pengendalian karhutla di Sumsel, Sabtu (24/5/2025).
Luasnya lahan gambut itu membuat wilayah-wilayah tersebut rawan terhadap karhutla. Perusahaan yang memegang konsesi lahan itu juga diminta ikut membantu menangani kejadian karhutla.
“Minimal dengan adanya perusahaan yang memegang konsesi bisa membantu proteksi lahan untuk penanganan karhutla. GAPKI (Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia) juga diminta untuk membantu, khususnya di lahan terbengkalai,” katanya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Deru juga meminta kepada Kementerian Lingkungan Hidup untuk membuat regulasi yang sifatnya tak hanya memberi ancaman kepada orang atau perusahaan.
“Kalau bisa tak hanya regulasi yang mengancam dengan hukum saja, tapi juga bisa membina,” ungkapnya.
Deru juga menyebut untuk diskresi di lahan perkebunan tebu dengan cara membakar usai dipanen. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan akan besar jika dilakukan dengan cara lain. Terlebih Sumsel ditunjuk Presiden Prabowo menjadi penyangga atau ketahanan pangan nasional.
“Apalagi kita sekarang ranking 5 dari sebelumnya peringkat 8 besar penyuplai pangan nasional,” ungkapnya.
Menurutnya, kebakaran yang terjadi di Sumsel juga disebabkan dari lahan miberba yang tidak dikelola secara resmi. Sehingga, dia juga meminta pemerintah ikut konsentrasi di sektor tersebut.
“Ancaman juga dari lahan minerba, bukan hanya di lahan hutan, gambut dan sebagainya. Khususnya di lahan minerba yang tidak dikelola resmi. Kita harap pemerintah juga konsentrasi ke Sumsel untuk sektor itu,” tukasnya.