Mahasiswi asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), berinisial S diduga menjadi korban pelecahan saat sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saat ini kasus tersebut masih diselidiki polisi.
Peristiwa pelecehan itu terjadi di Desa Srikembang 1, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, Jumat (29/8/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.
Terduga pelaku dua orang yang merupakan anggota Karang Taruna, salah satunya bahkan menjabat sebagai kepala dusun.
Dari informasi yang didapat infoSumbagsel, kejadian terjadi setelah rapat bersama Karang Taruna mengenai acara penutupan HUT RI dan penutupan program KKN. Rapat berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.
Kemudian, beberapa anggota Karang Taruna pulang, tetapi sebagian termasuk kedua pelaku, masih bertahan di posko.
Saat itu, korban yang sedang makan di ruang tengah masuk ke kamar karena merasa tidak nyaman dengan komentar bernada menggoda dari pelaku H. Sementara, salah satu rekannya sedang berada di kamar mandi. Pintu kamar tidak dikunci karena ada anggota KKN lain yang masih berada di luar.
Tiba-tiba, pelaku H masuk ke kamar tanpa izin. Dia langsung memeluk korban, dan melakukan pelecehan. S berteriak meminta tolong sambil berusaha melepaskan diri. Perlawanannya membuat korban mengalami luka memar pada tangan.
Tidak lama kemudian, pelaku lainnya yakni S, juga masuk ke kamar. Keduanya kemudian berusaha menutup akses keluar korban. Bahkan, pintu kamar sempat dikunci dari dalam dan kuncinya disimpan pelaku. Korban sempat disekap para pelaku selama tiga jam dan mereka melecehkan korban dalam kamar.
Kapolres Ogan Ilir AKBP Bagus Suryo Wibowo membenarkan bahwa sudah menerima laporan dari korban terkait kejadian tersebut. Dia mengatakan kasus tersebut sedang dilakukan penyelidikan.
“Ya benar, sudah ada laporan masuk kasus tersebut sedang dalam penyelidikan Reskrim Polres Ogan Ilir,” katanya kepada infoSumbagsel, Selasa (9/9/2025).
Untuk diketahui kelompok KKN korban tersebut berjumlah 10 orang, terdiri dari lima mahasiswa dan lima mahasiswi dari berbagai jurusan.
Mereka menempati rumah warga sebagai posko, dengan tiga kamar tidur yang dibagi antara peserta laki-laki dan perempuan. Sejak awal kedatangan, rombongan mahasiswa sudah cukup sering didatangi pemuda Karang Taruna pada malam hari.
Terkait dengan kejadian itu, rektor korban belum memberikan respons saat dihubungi infoSumbagsel soal mahasiswinya diduga menjadi korban pelecehan saat KKN.