Kasus Nur Kholis (23), marbot masjid dibegal pria dengan senjata tajam parang yang hingga motornya raib dirampas terus diusut polisi. Hingga kini, korban masih dirawat intensif di RSMH Palembang usai operasi jari yang putus.
Rekan korban, Mukhlis (27) mengungkap, hingga kini korban yang jari kelingkingnya sempat dikabarkan putus itu berhasil dioperasi dan hingga kini masih dirawat intensif di RSMH Palembang.
Berdasarkan pantauan infoSumbagsel di lapangan, Senin (5/5/2025) siang, Masjid Al-Ikhlas tersebut berada di Komplek YKP 2, Jalan Dwikora II, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang.
Menurut Nur Kholis, peristiwa itu terjadi saat ia sedang berada di dalam mes masjid beristirahat. Tiba-tiba korban meminta tolong kepadanya usai membuka pintu pagar masjid dengan kondisi tangan berlumuran darah.
“Saya saat itu kaget dia (korban) tiba-tiba masuk dan meminta tolong ke saya tapi tangan kanannya sudah dalam kondisi berlumuran darah, jari kelingkingnya sudah seperti mau putus” katanya ditemui infoSumbagsel, Senin.
Dari situ, katanya, korban langsung diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Hingga hari ini setelah operasi di RSMH, korban masih dirawat intensif.
“Dia langsung saya bawa ke RS Bhayangkara, selanjutnya langsung dirujuk ke RSMH Palembang. Kalau proses operasinya sudah, tapi sampai hari ini dia masih dirawat di RSMH,” katanya.
Dijelaskannya, korban merupakan marbot masjid yang kesehariannya bekerja sebagai staf di kantor hukum Titis Rachmawati. Korban juga merupakan anak angkat perwira menengah berpangkat AKBP di Polda Sumsel.
“Dia (korban) marbot di (masjid) sini sudah dari tahun 2020. Dia kerja di kantor Bu Titis, dia anak angkat bapak AKBP Ali Sadikin,” katanya.
Akibat kejadian itu, sambungnya, selain menderita putus jari kelingking tangan kanan korban juga kehilangan motor matik hitam BG-2360-ADQ milik kakak korban.
“Motor korban yang dibegal pelaku itu milik kakaknya korban. Yang melapor ke polisi kakak korban didampingi ayah angkatnya Pak AKBP Ali Sadikin itu,” jelasnya.
Kuasa hukum dan juga bos korban, Titis Rachmawati mengungkap sangat pilu atas kejadian tersebut. Dia meminta polisi baik dari Polrestabes Palembang maupun Polda Sumsel agar dapat mengusut tuntas dan menangkap pelaku.
“Kita sangat sedih dengan kejadian ini, dia (korban) pegawai kita di sini, saya sebagai atasan juga kuasa hukumnya meminta kepolisian menangkap pelaku untuk bertanggung jawab,” kata Titis, terpisah.
Bahkan, katanya, keluarga korban saat ini kebingungan karena biaya operasi korban sekitar Rp 40 juta tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
“Kasihan, korban harus dioperasi dan biayanya sekitar Rp 40 juta, korban uang dari mana karena biaya itu tidak ditanggung BPJS,” tambahnya