Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerja sama dengan CIFOR-ICRAF Indonesia meluncurkan kurikulum muatan lokal (mulok) Kemandirian Pangan untuk SMA/SMK. Inisiatif ini bagian dari riset-aksi Land4Lives, yang disokong pemerintah Kanada.
Mulok ini sekaligus upaya memperkuat Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang jalan sejak 2021. Peluncuran mulok yang dilakukan Gubernur Sumsel Herman Deru ini untuk mengedukasi pangan lokal dengan sasaran generasi muda. Upaya ini menjadi langkah strategis dalam mendorong ketahanan pangan dan adaptasi perubahan iklim.
“Peluncuran mulok ini sebagai bagian penting dari strategi membentuk masyarakat yang produktif, tidak lagi konsumtif. Mau sekuat apapun alutsista negara, jika kita tidak memiliki kemandirian dan ketahanan pangan kita akan lemah,” ujar Deru.
Kurikulum ini telah diuji coba di 34 sekolah, melibatkan lebih dari 8.600 siswa SMA/SMK di Sumsel. Hasil evaluasi menunjukkan 83% sekolah uji coba mendukung penerapan mulok dengan peningkatan pengetahuan gizi, minat bercocok tanam, dan kebiasaan makan sehat di kalangan siswa.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Harus ada keberlanjutan, jangan berhenti di kegiatan seremonial saja. Pelaksanaannya akan dievaluasi tiap 3 bulan untuk melihat implementasinya di lapangan,” katanya.
Peneliti ICRAF Indonesia Arizka Mufida mengatakan CIFOR-ICRAF Indonesia melalui Land4Lives terus mendampingi Pemprov Sumsel dalam pengembangan kurikulum. Baik melalui pelatihan guru, penyusunan bahan ajar, serta pengembangan media pembelajaran interaktif berupa buku, dan lainnya.
“Sumsel sebagai provinsi tertua di Indonesia, tentu kaya akan ragam pangan lokal serta budaya. Namun pengetahuan terkadang dibagikan lisan. Dengan memperkenalkan pangan lokal melalui pendidikan formal, diharapkan para siswa dapat mengetahui informasi tersebut, sehingga pengetahuan tentang pangan lokal tetap lestari,” ujarnya.
Mulok Kemandirian Pangan dirancang sebagai mata pelajaran mandiri yang mengajarkan siswa untuk mengenal pangan lokal, memahami gizi seimbang, menanam dan mengolah hasil bumi, hingga memasarkan produk pangan secara kreatif dan berkelanjutan.
Peluncuran mulok ini melengkapi rangkaian inisiatif serupa yang telah dijalankan di Bone, Sulawesi Selatan dan Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, dengan nama Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim. Ketiganya merupakan bagian dari Land4Lives, riset-aksi yang dilaksanakan CIFOR-ICRAF dengan pendanaan dari pemerintah Kanada.







