Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah seperti puasa. Namun, bolehkah menggabungkan niat puasa Rajab dengan puasa sunnah Senin Kamis?
Dilansir dari buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya oleh Khalifah Zain Nasrullah, dalam kalender Hijriah Rajab termasuk ek dalam bulan haram (suci). Melakukan amal salah pada bulan ini akan mendapatkan pahala yang lebih banyak.
Untuk itu, perlu diketahui niat puasa rajab sekaligus senin kamis. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai hukum, bacaan niat, dan keutamaannya berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya.
Menggabungkan dua ibadah sunnah dalam satu niat diperbolehkan dalam syariat Islam. Hal ini didasarkan pada kaidah fiqih bahwa ibadah sunnah yang memiliki sebab atau waktu tertentu dapat disatukan.
Fenomena ini sering terjadi saat seseorang ingin melaksanakan puasa Senin-Kamis yang bertepatan dengan hari-hari utama di bulan mulia, seperti bulan Rajab.
Dilansir dari laman NU Online, Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab monumental “Fathul Mu’in” menjelaskan bahwa jika seseorang meniatkan puasa sunnah tertentu bersamaan dengan puasa sunnah lainnya, maka keduanya dianggap sah.
Dampaknya, orang tersebut akan mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni keutamaan puasa di bulan haram (Rajab) dan pahala puasa rutin Senin atau Kamis.
Menurut kitab “Fathul Mu’in” karya Syekh Zainuddin Al-Malibari dijelaskan jika seseorang meniatkan puasa sunnah tertentu bersamaan dengan puasa sunnah lainnya, maka keduanya dianggap sah dan orang tersebut mendapatkan keutamaan dari keduanya.
Dengan niat yang tulus untuk menjalankan kedua kesunnahan tersebut, Allah SWT memberikan kemurahan berupa pahala yang berlipat ganda tanpa mengurangi nilai salah satunya.
Penting untuk diingat bahwa niat letaknya di dalam hati. Namun, melafalkannya secara lisan dapat membantu memantapkan tekad. Berikut adalah bacaan niatnya:
Bagi yang ingin menjalankan puasa Rajab bertepatan dengan hari Senin, niatnya adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ وَصَوْمَ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma syahri Rajaba wa shauma yaumil itsnaini sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa bulan Rajab dan puasa hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Bagi yang menjalankan puasa Rajab bertepatan dengan hari Kamis, niatnya adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ وَصَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma syahri Rajaba wa shauma yaumil khamîsi sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa bulan Rajab dan puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Berbeda dengan puasa Ramadhan yang wajib dilakukan niatnya pada malam hari (tabliyit), niat puasa sunnah seperti Rajab, Senin, dan Kamis boleh dilakukan pada pagi atau siang hari sebelum waktu dzuhur tiba.
Syaratnya, orang tersebut belum mengonsumsi makanan atau minuman apa pun dan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar.
Ketentuan ini merujuk pada kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang pernah berniat puasa di pagi hari saat mendapati tidak ada makanan di rumahnya.
Namun, diterimanya niat di siang hari ini memiliki syarat mutlak. Orang tersebut belum mengonsumsi makanan atau minuman apa pun serta tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar (shadiq).
Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab Kasyifatus Saja menegaskan bahwa kelonggaran ini adalah bentuk kemudahan (rukhsah) bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah sunnah demi meraih keberkahan di waktu-waktu utama.
Bulan Rajab disebut sebagai bulan menanam, bulan Sya’ban sebagai bulan menyiram, dan bulan Ramadhan sebagai bulan memanen. Mengutip buku Kalender Ibadah Muslim Setahun yang ditulis oleh Ust. Ahmad Abi Al-Mushoffa, berpuasa di bulan-bulan haram (termasuk Rajab) memiliki nilai istimewa di sisi Allah SWT. Beberapa keutamaan yang disebutkan antara lain:
Melaksanakan Perintah Rasulullah: Terdapat anjuran umum untuk berpuasa di bulan-bulan mulia (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Pahala yang Berlipat Ganda: Setiap amal kebaikan yang dilakukan di bulan mulia akan mendapatkan ganjaran yang lebih besar dibandingkan bulan lainnya.
Latihan Menuju Ramadhan: Puasa Rajab menjadi sarana fisik dan mental untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang akan datang dua bulan kemudian.
Keikhlasan dalam menjalankan ibadah tetap menjadi kunci utama agar amal tersebut diterima oleh Allah SWT. Semoga informasi mengenai niat puasa Rajab sekaligus Senin Kamis dapat membantu.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama







