Pembangunan proyek pabrik Pusri IIIB saat ini sudah memasuki tahap konstruksi. Pembangunan pabrik tersebut sebagai komitmen PT Pusri Palembang sebagai anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Proyek ini merupakan langkah strategis untuk merevitalisasi fasilitas produksi pupuk sekaligus memastikan pasokan pupuk nasional tetap stabil, efisien, dan terjangkau bagi petani.
Pabrik Pusri IIIB dibangun untuk menggantikan Pusri III dan IV yang sudah tidak efisien dalam penggunaan energi. Proyek ini dimulai pada Desember 2023 dan ditargetkan selesai dalam waktu 40 bulan, dengan estimasi beroperasi penuh pada tahun 2027. Saat ini, pembangunan telah memasuki bulan ke-17, dan progres konstruksi berjalan sesuai dengan jadwal dan target yang ditetapkan.
“Alhamdulillah kegiatan konstruksi sudah memasuki tahap Konstruksi Sipil (Piling, Pondasi & Upper Structure) dan Konstruksi Mekanikal (Tanki dan Piping Underground). Peralatan utama juga tengah dalam proses fabrikasi di workshop vendor dan beberapa sudah selesai dan dalam proses pengiriman ke site proyek,” ungkap Direktur Utama PT Pusri Palembang, Daconi Khotob dalam keterangan resmi yang diterima infoSumbagsel, Jumat (9/5/2025).
Pabrik Pusri IIIB akan mengusung teknologi low energy dan ramah lingkungan, dengan target kapasitas produksi mencapai 1.350 ton amonia per hari (445.500 ton/tahun) dan 2.750 ton urea per hari (907.500 ton/tahun).
Daconi menjelaskan teknologi yang digunakan pada unit amonia adalah KBR-Purifier Process, sedangkan untuk unit urea menggunakan TOYO ACES21, keduanya merupakan teknologi mutakhir yang efisien dan sesuai standar internasional.
Dari sisi efisiensi energi, kata Daconi, pabrik Pusri IIIB dirancang untuk mengurangi konsumsi gas bumi secara signifikan. Rasio penggunaan energi yang dibutuhkan untuk memproduksi urea mencapai 21,97 MMBTu/MT, dan untuk amonia sebesar 32,89 MMBTu/MT, jauh lebih rendah dibanding pabrik lama.
Daconi menerangkan pembangunan pabrik ini dilakukan oleh konsorsium antara PT ADHI Karya (Persero) Tbk dan Wuhuan Engineering Co., Ltd., yang terpilih melalui proses tender terbuka, transparan, dan objektif. Konsorsium ini memiliki pembagian porsi sebesar 15,09% untuk ADHI dan 84,91% untuk Wuhuan.
“Dengan hadirnya Pabrik Pusri III-B ini, kami ingin memastikan pasokan pupuk nasional tetap stabil dan harga terjangkau bagi petani. Proyek ini bukan hanya membangun fasilitas produksi, tapi juga membangun harapan bagi sektor pertanian nasional,” lanjut Daconi.
Menurutnya, pabrik baru ini menjadi salah satu pilar penting untuk mencapai swasembada pangan. Dengan dukungan teknologi berstandar internasional, produksi pupuk yang efisien, serta kapasitas besar, Pusri IIIB akan mendorong terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan dan penguatan sektor pertanian nasional.
“Semoga pembangunan ini terus berjalan lancar hingga selesai, dan kami dapat segera menghadirkan pabrik modern yang mampu memperkuat industri pupuk Indonesia ke depan,” tutup Daconi.