Pria di Jambi Tewas dengan Luka Lebam, Keluarga Duga Korban Dibunuh

Posted on

Dedi Putra (39), warga Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Jambi, Jambi, ditemukan tewas dengan sejumlah luka lebam di tubuhnya. Keluarga curiga bahwa Dedi merupakan korban pembunuhan, namun polisi menyebut karena faktor kecelakaan.

Keluarga merasakan banyak kejanggalan dari kematian Dedi. Peristiwa Dedi ditemukan dengan luka di kamarnya itu terjadi pada 19 Mei 2025, sekitar pukul 08.00 WIB lalu.

Dewi, kakak kandung Dedi, mengatakan saat ditemukan di tubuh Dedi terdapat luka lebam di mata, kepala bagian belakang, punggung, hingga hidung dan mulut terluka dengan mengeluarkan darah. Malam itu, Dedi tinggal berdua bersama ibunya yang sedang sakit. Saat waktu Subuh, ibu kandung Dedi sempat melihat korban masih tidur mengorok, namun matanya lebam.

“Saat Subuh itu, ibu heran kok pintu terbuka, pagar terbuka, masih melihat Dedi ngorok dan ada luka itu. Tapi, ibu tak berani membangunkan,” kata Dewi, Senin (15/9/2025).

Pada pukul 08.00 WIB, Dedi ditemukan sudah meninggal dunia oleh kakaknya Desi. Pihaknya keluarga kemudian berinisiatif membawa Dedi ke RS Bratanata (DKT).

Kala itu, dokter yang menangani meminta pihak keluarga melaporkan ke Polsek Kumpeh Ulu, karena adanya kecurigaan soal luka di tubuh korban. Setelah almarhum Dedi dimakamkan, sejumlah anggota polisi dari Polsek Kumpeh Ulu melayat ke rumah duka. Kata Dewi, polisi menyampaikan bahwa Dedi meninggal dunia akibat kecelakaan.

“Saat itu, Kapolsek datang sama 5 orang anggotanya menyampaikan kepada keluarga untuk mengikhlaskan almarhum dan menyebut korban meninggal akibat kecelakaan,” kata Dewi.

Hasil ini membuat keluarga bertanya. Keluarga mempertanyakan kapan, di mana, bagaimana kronologi kecelakaan itu. Namun, polisi menyangkal tak ada saksi.

“Keluarga sempat bertanya kecelakaan dimana, kata polisi nggak ada saksi. Saya nggak terima dibilang kecelakaan,” ujarnya.

Menurut Dewi, jika kecelakaan motor dan helm korban tak ada kerusakan. Selain itu, juga tak ada luka lecet di tangan maupun kaki.

Dari kecurigaan ini, pihak keluarga pun kemudian mencari sendiri petunjuk kematian Dedi. Keluarga mengumpulkan dua titik rekaman CCTV di rumah tetangganya, sebelum Dedi ditemukan meninggal dunia.

Di titik pertama, pada 18 Mei 2025 pukul 22.00 WIB, Dedi masih terlihat mengendarai sepeda motor, pulang ke rumah dalam keadaan sehat. Tak lama, dia keluar dari rumah tak menggunakan helm juga masih dalam keadaan sehat.

“Jadi di CCTV itu, dia masih pulang dalam keadaan sehat ada pakai helm. Dan sempat keluar lagi pakai helm, dan balik lagi masih sehat,” ucapnya

Di titik CCTV gang yang lain, pihak keluarga menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan pukul 01.00 WIB. Dalam rekaman itu, terlihat adanya dua orang pemuda berboncengan yang dicurigai adalah almarhum Dedi berada dibonceng belakang.

“Ada aktivitas berboncengan. Memang di CCTV itu tidak terlalu jelas wajah dan jenis motornya. Kami mencurigai itu Dedi di belakangnya karena dari suara (dari rekaman CCTV),” ujarnya.

Setelah itu, tak ada lagi rekaman CCTV yang menunjukkan aktivitas Dedi. Dari kecurigaan ini, lanjut Dewi, pihak keluarga akhirnya melaporkan kasus ini ke Polda Jambi, atas dugaan penganiayaan dan pembunuhan pada 28 Mei 2025. Setelah itu, polisi melakukan olah TKP dan penyelidikan.

“Lalu, karena sudah 2 bulan kami lihat tidak ada perkembangan, kami minta untuk autopsi. Ekhumasi dilakukan pada 7 Agustus,” terangnya.

Namun, sudah sebulan lebih ekhumasi, keluarga belum menerima hasilnya. Pihak keluarga telah berupaya menghubungi kembali penyidik, namun belum ada respons.

“Ada satu polisi terbuka bahwa kepala bagian belakang Dedi itu ada bekas luka,” ujarnya.

Terkait hal itu, pihak keluarga belum mendapat kejelasan perihal penyebab kematian Dedi.

Polisi Bantah Bilang Kecelakaan

Sementara itu, Kapolsek Kumpeh Ulu AKP Roviansyah membantah bahwa dirinya mengatakan Dedi meninggal karena kecelakaan. Kata dia, saat itu pihak kepolisian datang untuk menyampaikan bela sungkawa.

“Tidak ada kita bilang kecelakaan itu. Kita (menyampaikan) ikut bela sungkawa, prihatin meninggal keluarganya itu. Justru kakaknya yang menyampaikan kalau Dedi pernah kecelakaan beberapa tahun lalu,” kata Roviansyah saat dihubungi.

Roviansyah menyebut bahwa pihak kepolisian bertindak setelah keluarga membawa korban ke RS Bratanata (DKT). Dia juga membantah bahwa tidak pernah menyampaikan soal hasil visum Dedi.

“Tidak ada, hasil visum belum bisa dikeluarkan,” ujarnya.

Di sisi lain, Rovi juga menyatakan sudah mengarahkan pihak keluarga untuk autopsi. Namun, saat itu keluarga tak berkenan.

“Sudah kita arahkan (autopsi), dia tidak berkenan. Saat ini kasusnya di Polda Jambi sudah autopsi, bongkar makam ekshumasi,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *