Gubernur Jambi Al Haris ikut meresmikan proyek Akatara Processing Facility (AGPF) yang dioperasikan oleh Jadestone Energy (Lemang) Pte Ltd. Proyek ini diresmikan untuk menyokong ketahanan energi nasioonal. Al Haris berharap proyek ini bisa bermanfaat untuk Provinsi Jambi.
“Kami sangat berterima kasih sekali atas segala investasi yang saat ini ada di Provinsi Jambi. Proyek yang hari ini dikelola oleh Jadestone Energy (Lemang) Pte Ltd, kita harapkan bisa sangat bermanfaat buat Provinsi Jambi ini. Maka dari itu kita dari Pemprov Jambi berkewajiban untuk mengawal proyek dari pusat ke daerah,” kata Al Haris usai peresmian, Rabu (16/4/2025).
Proyek Akatara ini berlokasi di kawasan Desa Bram Itam Raya, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Peresmian proyek gas tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung dan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto beserta GM Jadestone Energy Lemang Andi Iwan Uzamah juga Bupati Tanjabbar Anwar Saddat.
Al Haris menyebut, dengan adanya peresmian proyek Akatara Gas Plant milik Jadestone Energy (Lemang) Pte Ltd itu diyakini akan turut berdampak ke Provinsi Jambi terutama untuk ketahanan energi nasional. Dia juga mengaku, dalam setiap proses pengerjaan proyek ini, Pemprov selalu berkomitmen bersama Pemda setempat untuk terus mengawal proyek tersebut agar berjalan lancar.
“Inilah yang mesti kita lakukan, adanya proyek Akatara Gas Plant yang dikelola Jadestone untuk ketahanan energi mesti harus berjalan baik. Bagaimana dalam prosesnya ini tidak ada satupun kendala, apalagi ini dampaknya sangat besar buat negeri,” ujar Al Haris
Dia menilai, dengan adanya proyek gas nasional yang dikerjakan di daerah Jambi maka sumber daya alam yang ada di tanah Jambi tidak terbuang sia-sia. Apalagi pengelolaan ini sangat bersumbangsih untuk negeri dan untuk Jambi, pada khususnya.
“Bayangkan saja, ini jika kita bicara dulu, banyak sekali gas hasil sumber daya alam dari Jambi ini terbuang sia-sia, karena tidak dikelola serta dimanfaatkan dengan baik. Maka kita harap dengan dikelolanya hasil bumi Jambi oleh negara maka tentunya akan bertujuan baik pula buat negeri ini,” terang Al Haris.
Al Haris menjelaskan bahwa kekayaan alam di Jambi begitu besar. Dia ingin, kekayaan bumi di Jambi yang bisa dikelola negara pastinya akan bermanfaat, terutama bermanfaat buat negeri dan masyarakat Provinsi Jambi.
“Dengan diresmikannya proyek ini, insyallah ini bisa membawa keberkahan untuk tanah Jambi ini, terutama pula buat Indonesia,” tegas Al Haris.
Sementara itu, Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyebut dengan beroperasinya Akatara Gas Processing Facility (AGPF) yang dikelola oleh Jadestone Energy Lemang Pte Ltd maka akan menjadi penyangga ketahanan energi nasional. Apalagi, saat ini sekitar 80% kebutuhan LPG nasional masih harus diimpor yang menyedot devisa hingga Rp 500 triliun per tahun.
“Maka dengan adanya proyek seperti Akatara ini tentu bisa memproduksi LPG di dalam negeri sangat strategis,” kata Yuliot.
Yuliot juga menerangkan bahwa adanya proyek yang diresmikan hari ini merupakan bagian penting dari strategi hilirisasi dan ketahanan energi nasional. Bahkan, dengan adanya proyek hulu migas tentunya juga akan mengurangi ketergantungan impor LPG.
“Ini yang harus dilakukan bagakmana ketersediaan energi ini terus ditingkatkan untuk nilai tambah di dalam negeri melalui hilirisasi. Inilah yang dinamakan bagian program utama dari pemerintah. Kalau untuk ketahanan energi nasional, Jambi ini juga merupakan penyangga energi yang mana ada gas, ada bahan bakar minyak dan juga di atasnya lagi ada pohon sawit yang menghasilkan minyak,” ucap dia.
Dengan hadirnya negara dalam mengelola sumber daya alam maka kekayaan alam itu tidak lagi dikelola oleh pihak negara lain. Yuliot menegaskan jika hilirisasi yang dilakukan hari ini pastinya dapat memberikan dampak yang cukup baik.
Dia menilai, hilirisasi yang mulai dilakukan juga akan menimbulkan peningkatan bagi kesejahteraan masyarakat serta ada peningkatan PDRB yang mana itu hampir 50 persen sampai dengan 60 persen.
“Jadi dengan adanya proyek Akatara yang menghasilkan gas, menghasilkan kondensat berarti ini juga akan meningkatkan ketersediaan energi di dalam negeri. Kami mengharapkan kegiatan investasi ini bisa berlanjut ke depan. Itu jangan kita sampai habis waktu tahun 2037 tidak ada kegiatan lagi. Tetapi dengan adanya kegiatan eksplorasi, kegiatan eksploitasi, kita dapat adanya peningkatan,” kata Yuliot.
Wamen ESDM ini juga menerangkan proses tender lelang untuk wilayah kerja yang lain saat ini ada sebanyak 55 Wilayah Kerja (WK) yang sudah dipersiapkan. Termasuk yang ada di Jambi.
“Jika saat ini target pemerintah dalam bidang pertahanan energi di kabinet Merah Putih akan terus dilakukan secara bersama-sama, terutama untuk mencapai Indonesia Maju tahun 2045,” ucapnya.