Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau agar masyarakat Jambi untuk lebih meningkatkan upaya penghematan air. Langkah itu dilakukan mengingat masuknya puncak musim kemarau pada Juli 2025 ini.
“Pada Juli 2025 ini menjadi puncak musim kemarau, diimbau untuk menghemat penggunaan air,” kata Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulistyo kepada infoSumbagsel, Kamis (3/7/2025).
BMKG Jambi menjelaskan upaya peningkatan hemat air ini dilakukan mengingat musim penghujan masih berapa bulan ke depan.
“Sesuai prakiraan dan data klimatologi rata-rata musim kemarau di Jambi sampai dengan bulan September 2025 secara umum,” ujar Ibnu.
Ibnu juga meminta agar masyarakat terus dapat menjaga kesehatannya, apalagi mengingat buruknya kondisi udara. Pada musim kemarau ini, kata dia, polusi udara akan dapat meningkat karena tidak ada hujan dan polutan yang tidak tercuci sehingga berada di udara.
“Untuk saat ini, mari terus jaga kondisi kesehatan kita, dan terpenting selalu meng-update info cuaca dari web BMKG,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Ibnu juga menekankan agar masyarakat juga tidak melakukan bakar sampah atau membuka lahan dengan cara dibakar. Warga yang berdekatan dengan area hutan juga diminta siaga terhadap cuaca kering mengingat potensi lahan dan hutan terbakar sangat besar.
Namun begitu, Ibnu menyebut jika musim kemarau akan berakhir secara bertahap di akhir Agustus 2025 dan mulai transisi hujan di September 2025.
“Akan ada potensi curah hujan cenderung naik nanti itu pada Agustus ke September 2025,” terang dia.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.