Rekomendasi 5 Buku Antologi Cerpen untuk Menemani Waktu Santai baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Membaca bisa menjadi alternatif hiburan sekaligus dapat mengisi waktu santai. Bagi pecinta buku, kegiatan ini merupakan cara melepas penat tanpa perlu waktu lama. Salah caranya yakni membaca cerpen atau cerita pendek.

Menurut jurnal Tantangan dan Manfaat Membaca Intensif dalam Era Digital di Sekolah Dasar oleh Fidratul Hasanah, membaca merupakan kemampuan berbahasa tulis yang bersifat terbuka dalam memperoleh informasi. Dari membaca, dapat membuat kita juga memperoleh wawasan lainnya.

Kali ini, infoSumbagsel akan membahas rekomendasi 5 buku antologi cerpen yang bisa menjadi pilihan dalam membaca dengan bacaan yang ringan. Yuk, simak ulasannya.

Kumpulan cerpen yang disatukan dalam buku yang diberi judul Corat Coret di Toilet merupakan karya Eka Kurniawan. Penulis ternama asal Indonesia yang juga menulis novel berjudul Cantik Itu Luka.

Dilansir dari website Badan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Eka Kurniawan kerap mengemas cerita ceritanya dengan kritik- kritik sosial dan filosofi dalam menyikapi kehidupan.

Corat Coret di Toilet adalah karya Eka Kurniawan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2000 oleh Yayasan Aksara Indonesia. Pada terbitan awal ini, Eka memuat sebanyak 10 cerpen di dalamnya.

Pada tahun 2014, Corat Coret di Toilet diterbitkan kembali dengan menambahkan 2 cerpen ke dalamnya. Lewat coretan di toilet, Eka menceritakan bahwa coretan di kamar mandi memberikan komunikasi terhadap kritik sosial.

Dalam buku ini menangkap komunikasi lewat mural, sketsa yang berisikan perjuangan melawan pemerintahan diktator. Kisah cinta, kisah pribadi pencuri, mahasiswa, aspirasi dan pemberontakan. Berikut 12 judul cerpen yang ada dalam buku Corat Coret di Toilet:

Bukan hanya Laut Bercerita dan Pulang, Leila S. Chudori juga menjadi dalang di balik karya berjudul 9 dari Nadira. Buku ini diterbitkan pada tahun 2010.

Jurnalis sekaligus penulis 9 dari Nadira, Leila menulis cerpen berkenaan dengan Nadira Suwandi sebagai tokoh utama dalam buku ini.

Setiap cerpen yang terdapat dalam buku ini dibalut dengan cerita yang emosional dan psikologis yang mendalam.

Leila menulis cerita dalam beberapa cerpen mengenai perasaan, dinamika keluarga, cinta, kehilangan hingga pencarian jati diri. Dalam buku ini terdapat 9 cerpen sebagai berikut.

Ali Akbar Navis merupakan penulis dari buku kumpulan cerpen dengan judul Robohnya Surau Kami. Penulis kelahiran 1924 ini telah wafat pada tahun 2003. Meski demikian, karyanya masih eksis di kalangan pembaca dengan nama A. A. Navsi.

Robohnya Surau Kami merupakan Kumpulan cerpen yang membahas mengenai sosial dan religi. Penulisnya membalut cerita pendek dengan kisah kisah yang satir berkenaan dengan kebiasaan masyarakat pada zaman itu.

Kumpulan cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 1956. Cerita yang cukup dikenal dalam buku ini adalah cerita Haji Soleh yang rajin ibadah semasa ia hidup, namun masuk neraka.

Lewat cerita ini, Tuhan menjelaskan alasan Haji Saleh masuk ke dalam neraka. Haji Soleh masuk neraka karena terlalu sibuk memuji dan menyembah tuhan tanpa memperdulikan sekitarnya. Gambaran atas larangan untuk bersikap egois terhadap diri sendiri.

A. A. Navis mengemas cerita dengan bahasa sederhana dan penuh kritik atas kehidupan manusia. Selain itu, cerpen yang ada dalam buku ini menarik dan unik, sekaligus menghibur. Terdapat 10 cerpen dalam buku ini, yaitu:

Rumah Kopi Singa Tertawa merupakan karya Yusi Avianto Pareanom. Buku ini diterbitkan pada tahun 2011. Kumpulan cerita pendek yang terdapat pada buku ini berjumlah 18 judul, sebagai berikut:

Setiap cerita dalam buku ini memiliki caranya sendiri, penulisnya dapat menceritakan kejadian sehari-hari dalam cerita yang menarik dan menghibur pembacanya. Pembaca akan merasakan hal yang berbeda dari satu cerita ke cerita lainnya.

Jika mendengar kata Sukab, pasti teringat dengan puisi yang dibacakan oleh Dian Sastro yang sempat viral. Puisi tersebut terdapat dalam buku Sepotong Senja untuk Pacarku.

Buku ini merupakan Kumpulan cerpen yang dituliskan oleh Seno Gumira Ajidarma. Sepotong Senja untuk Pacarku pertama kali diterbitkan pada tahun 1996 dengan jumlah 7 cerpen.

Pada tahun 2016, buku ini diterbitkan ulang dengan penambahan beberapa cerpen dan cukup populer hingga sekarang. Ada tiga bagian di dalam buku ini, pertama adalah Trilogi Alina, Peselancar Agung, dan Atas Nama Senja.

Totalnya ada 16 cerita pendek yang terdapat dalam buku yang populer saat ini. Sebagai berikut:

Itulah rekomendasi 5 buku antologi cerpen karya sastrawan Indonesia. Buku ini dapat menemani pecinta buku untuk menghibur dan mengisi waktu luang. Semoga membantu.

Artikel dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama.

5 Rekomendasi Buku Antologi Cerpen

1. Corat Coret di Toilet Karya Eka Kurniawan

2. 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori

3. Robohnya Surau Kami – A.A. Navis

4. Rumah Kopi Singa Tertawa Karya Yusi Avianto Pareanom

5. Sepotong Senja untuk Pacarku Karya Seno Gumira Ajidarma

Bukan hanya Laut Bercerita dan Pulang, Leila S. Chudori juga menjadi dalang di balik karya berjudul 9 dari Nadira. Buku ini diterbitkan pada tahun 2010.

Jurnalis sekaligus penulis 9 dari Nadira, Leila menulis cerpen berkenaan dengan Nadira Suwandi sebagai tokoh utama dalam buku ini.

Setiap cerpen yang terdapat dalam buku ini dibalut dengan cerita yang emosional dan psikologis yang mendalam.

Leila menulis cerita dalam beberapa cerpen mengenai perasaan, dinamika keluarga, cinta, kehilangan hingga pencarian jati diri. Dalam buku ini terdapat 9 cerpen sebagai berikut.

2. 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori

Ali Akbar Navis merupakan penulis dari buku kumpulan cerpen dengan judul Robohnya Surau Kami. Penulis kelahiran 1924 ini telah wafat pada tahun 2003. Meski demikian, karyanya masih eksis di kalangan pembaca dengan nama A. A. Navsi.

Robohnya Surau Kami merupakan Kumpulan cerpen yang membahas mengenai sosial dan religi. Penulisnya membalut cerita pendek dengan kisah kisah yang satir berkenaan dengan kebiasaan masyarakat pada zaman itu.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Kumpulan cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 1956. Cerita yang cukup dikenal dalam buku ini adalah cerita Haji Soleh yang rajin ibadah semasa ia hidup, namun masuk neraka.

Lewat cerita ini, Tuhan menjelaskan alasan Haji Saleh masuk ke dalam neraka. Haji Soleh masuk neraka karena terlalu sibuk memuji dan menyembah tuhan tanpa memperdulikan sekitarnya. Gambaran atas larangan untuk bersikap egois terhadap diri sendiri.

A. A. Navis mengemas cerita dengan bahasa sederhana dan penuh kritik atas kehidupan manusia. Selain itu, cerpen yang ada dalam buku ini menarik dan unik, sekaligus menghibur. Terdapat 10 cerpen dalam buku ini, yaitu:

3. Robohnya Surau Kami – A.A. Navis

Rumah Kopi Singa Tertawa merupakan karya Yusi Avianto Pareanom. Buku ini diterbitkan pada tahun 2011. Kumpulan cerita pendek yang terdapat pada buku ini berjumlah 18 judul, sebagai berikut:

Setiap cerita dalam buku ini memiliki caranya sendiri, penulisnya dapat menceritakan kejadian sehari-hari dalam cerita yang menarik dan menghibur pembacanya. Pembaca akan merasakan hal yang berbeda dari satu cerita ke cerita lainnya.

4. Rumah Kopi Singa Tertawa Karya Yusi Avianto Pareanom

Jika mendengar kata Sukab, pasti teringat dengan puisi yang dibacakan oleh Dian Sastro yang sempat viral. Puisi tersebut terdapat dalam buku Sepotong Senja untuk Pacarku.

Buku ini merupakan Kumpulan cerpen yang dituliskan oleh Seno Gumira Ajidarma. Sepotong Senja untuk Pacarku pertama kali diterbitkan pada tahun 1996 dengan jumlah 7 cerpen.

Pada tahun 2016, buku ini diterbitkan ulang dengan penambahan beberapa cerpen dan cukup populer hingga sekarang. Ada tiga bagian di dalam buku ini, pertama adalah Trilogi Alina, Peselancar Agung, dan Atas Nama Senja.

Totalnya ada 16 cerita pendek yang terdapat dalam buku yang populer saat ini. Sebagai berikut:

Itulah rekomendasi 5 buku antologi cerpen karya sastrawan Indonesia. Buku ini dapat menemani pecinta buku untuk menghibur dan mengisi waktu luang. Semoga membantu.

Artikel dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama.

5. Sepotong Senja untuk Pacarku Karya Seno Gumira Ajidarma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *