Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengirimkan bantuan kemanusiaan senilai Rp 2,6 miliar untuk korban bencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan ini diberangkatkan hari ini, Selasa (3/12/2024) sekitar 15.00 WIB.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melepas 23 armada kendaraan yang membawa berbagai bantuan dari Halaman Griya Agung Palembang. Bantuan tidak hanya berasal dari pemerintah daerah, tetapi juga dari BUMN, BUMD, ASN, serta perusahaan swasta.
“Inilah partisipasi masyarakat Sumatera Selatan, BUMN, BUMD, seluruh instansi yang berkontribusi. Kalau memang nanti kondisinya masih tetap dibutuhkan, kita juga akan berupaya untuk menambah lagi,” ujar Herman.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Edward Chandra melaporkan rincian bantuan yang diberangkatkan, yakni sembako dan selimut senilai Rp 218,2 juta, serta obat-obatan, masker, APD, dan makanan tambahan untuk bayi dan ibu hamil senilai Rp 810,6 juta.
Dinas Kesehatan juga mengirimkan tim medis terdiri dari satu dokter umum, empat perawat, dan dua tenaga paramedis.
“Dinas Tanaman Pangan Sumsel menyumbang 6 ton beras senilai Rp 81 juta, sementara Dinas Sosial memberikan pakaian anak 250 paket, pakaian dewasa 300 paket, selimut 300 lembar, family kit, tenda darurat, kasur, dan perlengkapan lainnya senilai Rp 714,4 juta,” sambungnya
Kata dia, kontribusi swasta juga sangat besar. PT Pusri Palembang mengirim 10 ton beras senilai Rp 125 juta dan bantuan lainnya Rp 60 juta. PT Bintang Pangan Raya menyumbang 5 ton beras senilai Rp 67,5 juta. Berbagai perusahaan lain seperti PT Pusat Kalimantan turut memberikan bantuan berupa beras dan kebutuhan pokok lainnya.
Edward mengatakan ASN Sumatera Selatan berpartisipasi dengan mengumpulkan bantuan berupa mi instan, sarung, dan kebutuhan pokok lainnya senilai puluhan juta rupiah. Bahkan Relawan Generasi Indonesia turut menyumbang berbagai kebutuhan seperti mi instan, beras, mi goreng, air mineral, gula pasir, susu anak, biskuit, dan pakaian.
Selain bantuan logistik, TNI Angkatan Laut Sumatera Selatan mengirimkan 2 unit motor KMP RBC dan 5 personel untuk membantu distribusi bantuan.
Herman Deru mengungkapkan pihaknya telah mengambil langkah antisipasi sejak awal musim hujan. Pada 14 November lalu, pemerintah provinsi menggelar apel besar kesiapsiagaan bencana di Sungai Komering, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
“Tanggal 14 November, kita sudah apel besar seluruh Kabupaten Kota di Muara Sungai Komering. Kita menyelenggarakan kewaspadaan dini berupa apel siaga menghadapi kondisi cuaca yang ekstrim, karena intensitas hujan tinggi dan curahnya juga tinggi,” ujarnya.
Gubernur juga memastikan bahwa Satgas Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) masih tetap disiagakan meskipun sudah memasuki musim hujan.
“Belum ditutup, karena masih ada kadang-kadang spot-spot yang kering, Tapi mungkin menjelang tutup tahun ini baru ditutup,” ujarnya.
Untuk pencegahan banjir, Herman menegaskan bahwa kondisi sungai terus dipantau. Aliran sungai dijaga agar tidak ada sampah atau kayu yang menghambat debit air. Yang terpenting adalah menjaga kawasan resapan air di daerah aliran sungai.
“Paling penting adalah resapan yang di atasnya, di daerah aliran sungai. Kita bekerja sama dengan semua pihak untuk dapat menanam kembali pohon-pohon. Alhamdulillah ini terjaga,” ujarnya.







