Kondisi ruas Jalan Tol Palembang-Kayuagung dikeluhkan masyarakat. Terutama di momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), jalan tol yang merupakan bagian Tol Trans Sumatera tersebut dinilai tak siap.
Bukan itu saja, di jualan di sisi kiri ruas jalan tol terlihat ada yang berjualan buah-buahan seperti durian.
Salah satu penggendara, Dandy Hendrias (42) menyebut dirinya harus ekstra berhati-hati saat melintas di ruas Jalan Tol Palembang-Kayuagung karena kondisi jalan yang tak mulus dan sempit karena banyaknya titik-titik perbaikan yang masih dalam pengerjaan.
“Di awal masuk pintu tol, cukup mulus dan bisa dibawa kemudi dengan santai. Tapi setelahnya, menurut saya rusak dan bergelombang. Setiap pengendara harus hati-hati,” kata dia, Minggu (28/12/2025).
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Dandy menyebut dirinya hendak berlibur dengan keluarga ke Lampung. Melintasi tol adalah keputusan yang diambil dengan harapan bisa cepat sampai ke lokasi liburan.
“Dengan lewat tol kan banyak waktu yang terpangkas dibanding dengan lewat jalan lintas.
Namun saat berada di tol tersebut, ia sempat terkendala karena banyaknya titik ruas jalan yang ditutup dengan cone karena dalam perbaikan.
“Harus ekstra sabar mengendarai mobil. Jalan berlubangnya masih ada dan jalan tidak mulus atau tidak ratanya lebih banyak lagi,” kata warga Palembang itu.
Hal senada dikatakan pengendara lainnya Hilal Alhamdi, warga Prabumulih mengaku ruas jalan Tol Palembang-Kayuagung memang kondisinya membuat pengendara tak nyaman.
“Tidak nyaman sekali, banyak jalan yang tidak mulus dan banyak juga yang jalurnya hanya muat satu mobil karena banyak yang dipasang cone,” jelasnya.
Belum lagi, ada jalan yang kondisinya rusak ditambah tergenang air. Seperti di KM 334.
“Ada yang tergenang air, jadi setiap sopir harus ekstra waspada,” kata dia.
Bahkan karena ada beberapa titik jalur yang ditutup dan hanya bisa dilintasi satu kendaraan, membuat mobil harus antre dan sabar melintasi jalan tol tersebut.
“Ibaratnya mau motong mobil nggak bisa, cuma satu jalur. Dan itu banyak sekali titiknya,” ujarnya.
Mengherankannya lagi, Hilal melihat banyaknya titik di jalan tol yang ramai pedagang berjualan buah durian. Para pedagang durian tersebut berjualan tepat di sisi kiri jalan ruas tol mengarah ke Lampung.
“Yang jual durian banyak sekali, mungkin warga lokal. Tapi mereka jualan di sisi kiri ruas jalan tol. Ada pula beberapa mobil yang berenti dan beli. Aneh sih,” ungkapnya.
Dia berharap agar pengelola tol bisa memberikan kenyamanan kepada pengguna tol, baik dalam hal percepatan perbaikan jalan tol ataupun memberikan kenyamanan agar tidak ada pedagang yang jualan di sisi jalan tol.
“Harapannya agar gercep ya, ini tol benar-benar membuat tidak nyaman. Dan khusus penjualan durian di sisi kiri tol, semoga pengelola atau pihak tol menertibkannya,” harapnya.
Sementara itu, Manager Operasi Waskita Sriwijaya Tol (WST) Sabdo Hari Murti mengatakan saat ini WST masih mengoptimalkan tujuh tim sapu lubang agar dapat memaksimalkan penutupan lubang-lubang selama Nataru.
“Kami mohon maaf jika pelayanan kami belum sempurna dan perjalanan masih terganggu,” katanya kepada infoSumbagsel, Minggu (28/12/2025).
Sabdo menjelaskan menyambut periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, WST selaku pengelola Jalan Tol Kayuagung-Palembang memastikan kesiapan penuh baik dari sisi infrastruktur, operasional, maupun layanan kepada seluruh pengguna jalan.
“Upaya ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menghadirkan pelayanan excellent, sekaligus memastikan masyarakat menikmati perjalanan yang lebih aman, nyaman, dan lancar selama momen libur akhir tahun,” katanya.
Percepatan perbaikan infrastruktur untuk kkenyamanan pengguna jalan WST saat ini tengah melaksanakan program perbaikan dan peningkatan kualitas jalan sebagai bagian dari master schedule pekerjaan hingga April 2027.
“Meski berlangsung jangka panjang, WST melakukan percepatan dan pemaksimalan perbaikan khusus untuk periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), sehingga kualitas jalan tetap optimal dan nyaman dilalui,” katanya.
Menurut Sabdo, perbaikan mayor akan dimaksimalkan hingga 22 Desember 2025, kemudian dilanjutkan dengan pemeliharaan preventif pada periode 22 Desember 2025-4 Januari 2026 dengan fokus pencapaian zero lubang, melalui pengerahan tujuh tim sapu lubang.
“Setelah periode Nataru berakhir, program perbaikan besar akan dilanjutkan kembali sesuai rencana kerja,” ujarnya.
Selama pekerjaan berlangsung, ruas tol tetap dapat dilalui dua arah serta di Nataru kali ini masih diterapkan skema rekayasa lalu lintas sepanjang 3,7 km, mulai dari KM 345+150 hingga KM 348+850, yang dirancang untuk memastikan arus kendaraan tetap lancar dan aman.
“Selain meningkatkan kualitas layanan jalan, pelaksanaan program perbaikan ini juga memberikan multiplier effect bagi perekonomian daerah,” ungkapnya.
Kegiatan perbaikan melibatkan lebih dari 600 tenaga kerja, yang sebagian besar berasal dari wilayah Sumatera Selatan, sekaligus mendorong pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara optimal, khususnya penggunaan material, peralatan, dan jasa lokal.
“Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan infrastruktur, tetapi juga berkontribusi nyata dalam penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekonomi daerah,” ujarnya.
Penjelasan Pengelola








