5 Cacing yang Bisa Masuk ke Tubuh Manusia Lengkap dengan Caranya

Posted on

Kecacingan atau cacingan adalah salah satu penyakit tropis yang terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs). Penyakit ini disebabkan karena adanya cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Tahun 2025 terdapat satu kasus meninggal akibat kecacingan di Kabupaten Sukabumi. Balita bernama Raya terinfeksi cacing gelang (Askariasis) yang parah hingga menembus organ tubuh dan otaknya.

Kasus serupa juga terjadi di Seluma, Bengkulu. Dua balita kakak beradik diketahui berusia 4 tahun dan 1 tahun 8 bulan. Keduanya di rawat di RSUD M Yunus Bengkulu. Dinas Kesehatan Seluma menduga cacing gelang bersarang di tubuh bocah tersebut.

Dari kedua kasus tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan anak terutama yang berada di lingkungan kurang bersih. Edukasi terkait jenis cacing yang bisa masuk ke tubuh manusia menjadi informasi penting.

Berikut infoSumbagsel berikan ulasan jenis-jenis cacing yang dapat bersarang ke tubuh manusia. Yuk, simak rangkumannya.

Dilansir situs Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dr. Tri Ariguntar Wikaning mengatakan ada beberapa jenis cacing yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Ada cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, cacing pita, dan cacing cambuk.

Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides memiliki bentuk tubuh bulat, warna merah, dan panjang yang variatif. Dari yang beberapa milimeter hingga ada yang mencapai dua meter. Cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi.

Cacing jantan memiliki ukuran lebih kecil daripada yang betina. Pada stadium dewasa, cacing ini akan hidup dan berkembang di dalam rongga usus kecil.

Telur cacing gelang yang tertelan akan menjadi larva di usus halus. Larva ini bisa menembus hingga ke pembuluh dara atau saluran limpa yang kemudian terbawa oleh darah sampai ke jantung menuju paru-paru.

Larva yang ada di paru-paru menembus dinding alveolus, masuk ke rongga alveolus dan naik ke trakea. Dari sana, larva menuju ke faring dan menimbulkan iritasi.

Penderita akan batuk karena adanya rangsangan larva tersebut. Larva di faring tertelan dan terbawa ke esofagus, terakhir sampai di usus halus dan menjadi dewasa.

Mulai dari telur matang yang tertelan hingga menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan. Ini dikutip dari penjelasan Skripsi Perbedaan Jumlah Telur Cacing Ascaris lumbricoides Berdasarkan Variasi Lubang Aplikator Metode ditulis Hizbain Arafatullah.

Memiliki nama latin Ancylostoma duodenale/Necator americanus, cacing tambang bisa menginfeksi manusia saat larvanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Cacing tambang juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung antara kulit dengan tanah yang terkontaminasi. Cacing ini memiliki siklus hidup melalui tanah bersama dengan Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis.

Cacing dewasa memiliki silindris dengan kepala membengkok tajam ke belakang. Cacing jantan lebih kecil dari cacing dewasa. Spesies cacing ini dapat dibedakan terutama karena rongga mulut dan susunan rusuk pada bursa.

Terdapat dua stadium larva yakni yang tidak infektif dan infektif. Larva yang tidak infektik memiliki bentuk agak gemuk dengan panjang sekitar 250µ, sedangkan yang infektif bentuknya langsing, kira-kira 600µ.

Spesies cacing ini melekatkan diri pada membran mukosa usus halus menggunakan gigi kitin atau gigi pemotong dan menghidap darah dari luka gigitan. Siklus hidup cacing tambang dimulai dari telur yang keluar bersama feses penderita.

Setelah satu hingga dua hari, telur akan menetas menjadi larva tidak infektif. Setelah mengalami pergantian kulit hingga dua kali, larva tersebut berubah menjadi larva infektif dengan ukuran 500-700µ.

Larva infektif masuk ke dalam sumber parasit melalui folikel rambut, pori-pori atau melalui kulit yang utuh. Larva ini kemudian masuk ke dalam saluran limpa atau vena kecil, masuk ke dalam aliran darah menuju jantung dan paru-paru.

Kemudian, larva menembus kapiler masuk ke alveoli. Selanjutnya akan migrasi ke bronchi, trachea, larynx, pharynx dan akhirnya tertelan masuk oesophagus. Di sana, terjadi pergantian kulit yang ketiga kali dan mulai terbentuk rongga mulut sementara yang memungkinkan larva mengambil makanan.

Dari oesophagus menuju usus harus dan berganti kulit untuk keempat kalinya. Larva ini kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa dengan panjang tubuh 9-13 milimeter untuk betina, sedangkan yang jantan 5-11 milimeter.

Penjelasan di atas dikutip dari Skripsi Gambar Indeks Eritrosit Pada Penderita Cacing Tambang di Puskesmas Gubug ditulis Titin Yuliani.

Trichuris trichiura atau cacing cambuk memiliki bentuk seperti cambuk. Cacing ini merupakan nematoda usus penyakit trikuriasis. Penyakit ini banyak terdapat pada manusia. Diperkirakan sekitar 900 juta orang pernah terinfeksi dengan cacing.

Cacing cambuk dewasa hidup di dalam usus besar manusia terutama pada bagian sekum dan kolon. Cacing ini bersifat kosmopolit, terutama ditemukan di daerah panas dan lemaba.

Anak-anak akan lebih sering terinfeksi cacing cambuk daripada orang dewasa dikarenakan cenderung lebih besar untuk kontak fisik dengan tanah yang terkontaminasi.

Cacing jantan memiliki ukuran lebih pendek sekitar 3-4 centimeter daripada betina yang bisa mencapai 5 centimeter. Telur cacing yang keluar bersamaan dengan feses merupakan telur yang belum matang atau membelah karena tidak infektif.

Telur ini perlu pematangan di tanah selama 3-5 minggu sampai terbentuk telur infektif yang berisi embrio di dalamnya. Manusia mendapat infeksi jika telur infektif cacing cambuk tertelan.

Selanjutnya di bagian proksimal usus halus, telur menetas, keluar larva, dan menetap selama 3-10 hari. Setelah dewasa, cacing akan turun ke usus besar dan menetap dalam beberapa tahun. Larva cacing cambuk tidak mengalami migrasi dalam sirkulasi darah ke paru-paru.

Infeksi cacing cambuk terjadi melalui makanan yang terkontaminasi. Larva akan menetas di dalam duodenum atau usus halus, lalu, menembus dan berkembang di mukosa usus halus. Larva berkembang biak menjadi dewasa di sekum, yang akhirnya melekat pada mukosa usus besar.

Siklus ini berlangsung selama kurang lebih tiga bulan. Cacing dewasa akan hidup selama satu sampai lima tahun dan cacing betina akan menghasilkan 3.000 sampai 20.0000 telur setiap harinya.

Telur yang dibuahi kemudian akan dikeluarkan dari tubuh manusia bersama dengan feses. Telur tersebut akan matang dalam waktu 3-6 minggu pada lingkungan yang sesuai, yakni tanah yang lembab dan tempat teduh.

Masa pertumbuhan telur infektif yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kurang lebih selama 30 hingga 90 hari. Penjelasan ini dirangkum dari skripsi berjudul Perbedaan Jumlah Telur Trichuris trichiura Berdasarkan Waktu Penyimpanan Feses Menggunakan Metode Kato Katz ditulis Charis Salamon.

Taenia solium atau cacing pita menjadi parasit pada manusia dan hewan ternak seperti babi, sapi, dan kerbau. Manusia dapat terinfeksi cacing ini apabila memakan daging sapi atau babi yang setengah matang/mentah yang terkontaminasi.

Cacing pita menginfeksi manusia jika masuk ke dalam saluran pencernaan yang mengakibatkan taeniasis dan sistiserkosis. Taeniasis merupakan istilah yang ditujukan untuk infeksi yang disebabkan oleh cacing dewasa.

Sedangkan sistiserkosis ditujukan bagi infeksi yang disebabkan oleh larva cacing. Infeksi cacing pita pada manusia menyebabkan beberapa gejala klinis. Infeksi dapat berakibat buruk pada kesehatan manusia.

Larva cacing pita dapat berkembang di otot, kulit, mata, dan sistem saraf pusat. Ini dikutip dari jurnal Identifikasi Cacing Pita (Taenia solium) dengan Metode Mikroskopis dan Nested PCR yang ditulis Luh Putu Rinawati dkk.

Cacing kremi dalam bahasa ilmiah disebut dengan Enterobius vermicularis. Cacing ini mempunyai panjang sekitar 1 centimeter, berwarna putih, sangat halus, dan bentuknya seperti benang. Proses kembangbiak cacing ini bisa bertelur di luar anus dan menimbulkan rasa gatal terutama saat malam hari.

Telur cacing kremi mengandung bahan albumin yang menyebabkan terjadi rangsangan kulit dan mukosa. Sehingga sewaktu-waktu bisa menimbulkan perasaan gatal.

Ukuran telur 50-60 mikron x 30 mikron. Telur ini berisi massa bergranula kecil-kecil teratur atau berisi cacing yang melingkar. Telur tidak berwarna dan transparan. Telur yang berembrio merupakan bentuk infektif.

Cacing yang sudah dewasa berukuran kecil dan berwarna putih. Ukuran betina jauh lebih besar daripada yang jantan. Betina bisa mencapai 813mmx0,30 mm, sedangkan jantan berukuran 25 mmx0,10,2 mm.

Manusia menjadi satu-satunya hospes atau sumber nutrisi bagi cacing kremi. Untuk cacing betina dewasa yang telah dibuahi akan mulai bermigrasi ke anus untuk bertelur. Telur yang dihasilkan oleh cacing betina sekitar 11.000 butir per hari.

Telur tersebut akan menjadi infektif setelah berumur 6 jam. Telur ini biasanya mengandung protein yang mudah mengiritasi dan lengket pada rambut, kulit, atau pakaian. Mereka akan tinggal di sana selama 26 minggu.

Cacing kremi bertelur di daerah perineum dengan cara kontraksi uterus. Kemudian, telur melekat di daerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada temperatur optimal 23-26 derajat celcius dalam waktu 6 jam.

Waktu yang diperlukan untuk daur hidup cacing kremi mulai dari tertelan telur matang hingga menjadi cacing dewasa yang bermigrasi kurang lebih membutuhkan 2 minggu hingga 2 bulan.

Nah, itulah ulasan mengenai 5 jenis cacing yang bisa masuk ke tubuh manusia lengkap dengan caranya. Semoga berguna, ya.

5 Jenis Cacing yang Bisa Masuk ke Tubuh Manusia

1. Cacing Gelang

2. Cacing Tambang

3. Cacing Cambuk

4. Cacing Pita

5. Cacing Kremi

Dilansir situs Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dr. Tri Ariguntar Wikaning mengatakan ada beberapa jenis cacing yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Ada cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, cacing pita, dan cacing cambuk.

Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides memiliki bentuk tubuh bulat, warna merah, dan panjang yang variatif. Dari yang beberapa milimeter hingga ada yang mencapai dua meter. Cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi.

Cacing jantan memiliki ukuran lebih kecil daripada yang betina. Pada stadium dewasa, cacing ini akan hidup dan berkembang di dalam rongga usus kecil.

Telur cacing gelang yang tertelan akan menjadi larva di usus halus. Larva ini bisa menembus hingga ke pembuluh dara atau saluran limpa yang kemudian terbawa oleh darah sampai ke jantung menuju paru-paru.

Larva yang ada di paru-paru menembus dinding alveolus, masuk ke rongga alveolus dan naik ke trakea. Dari sana, larva menuju ke faring dan menimbulkan iritasi.

Penderita akan batuk karena adanya rangsangan larva tersebut. Larva di faring tertelan dan terbawa ke esofagus, terakhir sampai di usus halus dan menjadi dewasa.

Mulai dari telur matang yang tertelan hingga menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan. Ini dikutip dari penjelasan Skripsi Perbedaan Jumlah Telur Cacing Ascaris lumbricoides Berdasarkan Variasi Lubang Aplikator Metode ditulis Hizbain Arafatullah.

5 Jenis Cacing yang Bisa Masuk ke Tubuh Manusia

1. Cacing Gelang

Memiliki nama latin Ancylostoma duodenale/Necator americanus, cacing tambang bisa menginfeksi manusia saat larvanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Cacing tambang juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung antara kulit dengan tanah yang terkontaminasi. Cacing ini memiliki siklus hidup melalui tanah bersama dengan Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis.

Cacing dewasa memiliki silindris dengan kepala membengkok tajam ke belakang. Cacing jantan lebih kecil dari cacing dewasa. Spesies cacing ini dapat dibedakan terutama karena rongga mulut dan susunan rusuk pada bursa.

Terdapat dua stadium larva yakni yang tidak infektif dan infektif. Larva yang tidak infektik memiliki bentuk agak gemuk dengan panjang sekitar 250µ, sedangkan yang infektif bentuknya langsing, kira-kira 600µ.

Spesies cacing ini melekatkan diri pada membran mukosa usus halus menggunakan gigi kitin atau gigi pemotong dan menghidap darah dari luka gigitan. Siklus hidup cacing tambang dimulai dari telur yang keluar bersama feses penderita.

Setelah satu hingga dua hari, telur akan menetas menjadi larva tidak infektif. Setelah mengalami pergantian kulit hingga dua kali, larva tersebut berubah menjadi larva infektif dengan ukuran 500-700µ.

Larva infektif masuk ke dalam sumber parasit melalui folikel rambut, pori-pori atau melalui kulit yang utuh. Larva ini kemudian masuk ke dalam saluran limpa atau vena kecil, masuk ke dalam aliran darah menuju jantung dan paru-paru.

Kemudian, larva menembus kapiler masuk ke alveoli. Selanjutnya akan migrasi ke bronchi, trachea, larynx, pharynx dan akhirnya tertelan masuk oesophagus. Di sana, terjadi pergantian kulit yang ketiga kali dan mulai terbentuk rongga mulut sementara yang memungkinkan larva mengambil makanan.

Dari oesophagus menuju usus harus dan berganti kulit untuk keempat kalinya. Larva ini kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa dengan panjang tubuh 9-13 milimeter untuk betina, sedangkan yang jantan 5-11 milimeter.

Penjelasan di atas dikutip dari Skripsi Gambar Indeks Eritrosit Pada Penderita Cacing Tambang di Puskesmas Gubug ditulis Titin Yuliani.

2. Cacing Tambang

Trichuris trichiura atau cacing cambuk memiliki bentuk seperti cambuk. Cacing ini merupakan nematoda usus penyakit trikuriasis. Penyakit ini banyak terdapat pada manusia. Diperkirakan sekitar 900 juta orang pernah terinfeksi dengan cacing.

Cacing cambuk dewasa hidup di dalam usus besar manusia terutama pada bagian sekum dan kolon. Cacing ini bersifat kosmopolit, terutama ditemukan di daerah panas dan lemaba.

Anak-anak akan lebih sering terinfeksi cacing cambuk daripada orang dewasa dikarenakan cenderung lebih besar untuk kontak fisik dengan tanah yang terkontaminasi.

Cacing jantan memiliki ukuran lebih pendek sekitar 3-4 centimeter daripada betina yang bisa mencapai 5 centimeter. Telur cacing yang keluar bersamaan dengan feses merupakan telur yang belum matang atau membelah karena tidak infektif.

Telur ini perlu pematangan di tanah selama 3-5 minggu sampai terbentuk telur infektif yang berisi embrio di dalamnya. Manusia mendapat infeksi jika telur infektif cacing cambuk tertelan.

Selanjutnya di bagian proksimal usus halus, telur menetas, keluar larva, dan menetap selama 3-10 hari. Setelah dewasa, cacing akan turun ke usus besar dan menetap dalam beberapa tahun. Larva cacing cambuk tidak mengalami migrasi dalam sirkulasi darah ke paru-paru.

Infeksi cacing cambuk terjadi melalui makanan yang terkontaminasi. Larva akan menetas di dalam duodenum atau usus halus, lalu, menembus dan berkembang di mukosa usus halus. Larva berkembang biak menjadi dewasa di sekum, yang akhirnya melekat pada mukosa usus besar.

Siklus ini berlangsung selama kurang lebih tiga bulan. Cacing dewasa akan hidup selama satu sampai lima tahun dan cacing betina akan menghasilkan 3.000 sampai 20.0000 telur setiap harinya.

Telur yang dibuahi kemudian akan dikeluarkan dari tubuh manusia bersama dengan feses. Telur tersebut akan matang dalam waktu 3-6 minggu pada lingkungan yang sesuai, yakni tanah yang lembab dan tempat teduh.

Masa pertumbuhan telur infektif yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kurang lebih selama 30 hingga 90 hari. Penjelasan ini dirangkum dari skripsi berjudul Perbedaan Jumlah Telur Trichuris trichiura Berdasarkan Waktu Penyimpanan Feses Menggunakan Metode Kato Katz ditulis Charis Salamon.

3. Cacing Cambuk

Taenia solium atau cacing pita menjadi parasit pada manusia dan hewan ternak seperti babi, sapi, dan kerbau. Manusia dapat terinfeksi cacing ini apabila memakan daging sapi atau babi yang setengah matang/mentah yang terkontaminasi.

Cacing pita menginfeksi manusia jika masuk ke dalam saluran pencernaan yang mengakibatkan taeniasis dan sistiserkosis. Taeniasis merupakan istilah yang ditujukan untuk infeksi yang disebabkan oleh cacing dewasa.

Sedangkan sistiserkosis ditujukan bagi infeksi yang disebabkan oleh larva cacing. Infeksi cacing pita pada manusia menyebabkan beberapa gejala klinis. Infeksi dapat berakibat buruk pada kesehatan manusia.

Larva cacing pita dapat berkembang di otot, kulit, mata, dan sistem saraf pusat. Ini dikutip dari jurnal Identifikasi Cacing Pita (Taenia solium) dengan Metode Mikroskopis dan Nested PCR yang ditulis Luh Putu Rinawati dkk.

4. Cacing Pita

Cacing kremi dalam bahasa ilmiah disebut dengan Enterobius vermicularis. Cacing ini mempunyai panjang sekitar 1 centimeter, berwarna putih, sangat halus, dan bentuknya seperti benang. Proses kembangbiak cacing ini bisa bertelur di luar anus dan menimbulkan rasa gatal terutama saat malam hari.

Telur cacing kremi mengandung bahan albumin yang menyebabkan terjadi rangsangan kulit dan mukosa. Sehingga sewaktu-waktu bisa menimbulkan perasaan gatal.

Ukuran telur 50-60 mikron x 30 mikron. Telur ini berisi massa bergranula kecil-kecil teratur atau berisi cacing yang melingkar. Telur tidak berwarna dan transparan. Telur yang berembrio merupakan bentuk infektif.

Cacing yang sudah dewasa berukuran kecil dan berwarna putih. Ukuran betina jauh lebih besar daripada yang jantan. Betina bisa mencapai 813mmx0,30 mm, sedangkan jantan berukuran 25 mmx0,10,2 mm.

Manusia menjadi satu-satunya hospes atau sumber nutrisi bagi cacing kremi. Untuk cacing betina dewasa yang telah dibuahi akan mulai bermigrasi ke anus untuk bertelur. Telur yang dihasilkan oleh cacing betina sekitar 11.000 butir per hari.

Telur tersebut akan menjadi infektif setelah berumur 6 jam. Telur ini biasanya mengandung protein yang mudah mengiritasi dan lengket pada rambut, kulit, atau pakaian. Mereka akan tinggal di sana selama 26 minggu.

Cacing kremi bertelur di daerah perineum dengan cara kontraksi uterus. Kemudian, telur melekat di daerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada temperatur optimal 23-26 derajat celcius dalam waktu 6 jam.

Waktu yang diperlukan untuk daur hidup cacing kremi mulai dari tertelan telur matang hingga menjadi cacing dewasa yang bermigrasi kurang lebih membutuhkan 2 minggu hingga 2 bulan.

Nah, itulah ulasan mengenai 5 jenis cacing yang bisa masuk ke tubuh manusia lengkap dengan caranya. Semoga berguna, ya.

5. Cacing Kremi