Lima helikopter untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan ditarik BNPB. Kelimanya terdiri dari 3 helikopter water bombing dan 2 helikopter patroli udara.
“Sudah 5 helikopter yang berakhir masa operasionalnya di Sumsel, karena sudah mulai masuk musim hujan,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Senin (3/11/2025).
Kelima helikopter itu kembali bertahap sejak akhir Oktober hingga awal November. Kelimanya juga telah menjalani operasional mendukung penanganan karhutla di Sumsel selama lebih dari 100 jam.
“Untuk saat ini, penanganan karhutla di Sumsel menyisakan 4 helikopter. Terdiri dari 3 helikopter water bombing dan 1 helikopter patroli,” katanya.
Sudirman menyebut, secara keseluruhan operasional helikopter untuk penanganan karhutla akan berakhir pada 5 November 2025.
“Tapi masih akan melihat kondisi cuaca dari BMKG. Kalau masih diperlukan akan ada yang standby untuk helikopter water bombing dan patroli. Kita masih menunggu instruksi Kepala BNPB,” terangnya.
Sepanjang penanganan karhutla, 3 helikopter patroli udara sudah melakukan 139 sorti. Total, helikopter ini telah melakukan 495 jam terbang.
Sedangkan helikopter water bombing, total sudah melakukan 223 sorti dengan 5.338 kali water bombing atau telah menyiramkan 21,3 juta liter air. Total sudah melakukan 783 jam terbang.
Sementara itu, penanganan pemadaman karhutla oleh 3 helikopter water bombing pada Minggu (2/11/2025) dilakukan di wilayah Rantau Bayur dan Sukomoro di Banyuasin. Hingga akhir pemadaman di Rantau Bayur, kondisinya masih berasap dengan 94 kali water bombing. Sedangkan di Sukomoro, usai 20 kali water bombing berhasil dipadamkan.
