Perayaan Hari Ulang Tahun ke-6 Asosiasi Pengusaha Kue dan Kuliner (Aspenku) Sumatera Selatan berlangsung meriah di Aula OPI Mall, Jakabaring, Selasa (16/9/2025). Kegiatan ini dihadiri ratusan pelaku usaha kuliner, hingga perwakilan pemerintah daerah dan pimpinan media.
Kepala Biro infoSumbagsel, Baringin Parlindungan Lumban Gaol, yang hadir langsung dalam acara tersebut menilai Aspenku memiliki peran penting dalam menguatkan sektor UMKM, khususnya bidang kuliner.
“Aspenku bisa menjadi jangkar perekonomian rakyat. Selain mendorong tumbuhnya pelaku usaha baru, organisasi ini juga menjadi media jejaring yang memperkuat citra kuliner khas Bumi Sriwijaya,” katanya kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).
Baringin mendorong agar Aspenku menjadi label kebanggaan bagi produk kuliner Sumsel. Menurutnya, setiap produk anggota sebaiknya mencantumkan label member of Aspenku agar menjadi penanda kualitas dan kelayakan produk di mata konsumen.
“Aspenku ke depan harus menjadi lebel yang disematkan untuk produk kuliner Sumsel. Contohnya setiap anggota Aspenku harus menyematkan member of aspenku di lebel produknya. Dengan kata aspenku juga menjadi supervisi untuk kualitas dan kelayakan produk serta menjadi lebel yang meyakinkan masyarakat bahwa produk makan tersebut berkualitas tinggi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Aspenku Sumsel, Yus Elisa atau yang akrab disapa Bunda Rayya, menegaskan bahwa pelaku UMKM kuliner harus siap bertransformasi ke ranah digital.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Transformasi digital adalah keharusan, karena menjadi pintu promosi produk yang paling efektif saat ini,” jelasnya.
Bunda Rayya juga menyebutkan bahwa perkembangan UMKM kuliner di Palembang saat ini sangat pesat, ditandai dengan banyaknya produk baru yang inovatif.
“Dalam kesempatan tersebut, Aspenku juga melantik pengurus Aspenku Muda Palembang. Kehadiran mereka saya harapkan dapat melanjutkan estafet perjuangan Aspenku dalam melestarikan dan mempromosikan kuliner khas Sumsel di kalangan generasi muda,” ungkapnya
“Sekarang ini banyak generasi Z yang belum mengenal kuliner khas Palembang. Maka dari itu, Aspenku aktif mengenalkannya lewat berbagai kegiatan,” tambahnya.
Kata Bunda Rayya, satu contohnya adalah kegiatan makan ngidang di kawasan Al-Qur’an Akbar, Gandus. Tradisi makan bersama dalam satu wadah besar ini sarat akan nilai kebersamaan sekaligus menjadi cara memperkenalkan produk kuliner lokal kepada masyarakat.
“Tradisi itu juga untuk melestarikan budaya dan kuliner khas Palembang,” tutupnya.