Wedang Jahe adalah salah satu minuman tradisional yang akrab di lidah masyarakat Indonesia. Minuman ini sering kali menjadi andalan saat cuaca dingin atau tubuh terasa kurang fit.
Khasiat rimpang bernama ilmiah Zingiber officinale ini ternyata jauh melampaui sekadar menghangatkan. Seperti dalam jurnal Manfaat Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2, senyawa seperti gingerol, shogaol, paradol, dan zingerone yang terkandung dalam jahe merupakan pilar utama di balik efek farmakologisnya yang signifikan.
Berbagai penelitian ilmiah dan buku kesehatan telah membuktikan bahwa jahe memiliki segudang manfaat berkat kandungan senyawa bioaktifnya. Berikut adalah deretan manfaat Wedang Jahe.
Salah satu manfaat jahe yang paling dikenal dan telah banyak diteliti adalah kemampuannya sebagai anti-mual dan anti-muntah. Ini sangat bermanfaat, terutama bagi ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum atau morning sickness pada trimester pertama.
Hal itu dibuktikan dalam studi yang dilakukan oleh Ika Putri Ramadhani dan Fanny Ayudia (2019) dalam Jurnal Ilmu Kesehatan menunjukkan bahwa pemberian minuman jahe dari varietas Zingiber officinale Var. Rubrum secara signifikan dapat menurunkan frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama.
Hasil serupa juga didapatkan oleh Ummi Hasanah Alyamaniyah dan Mahmudah (2014) yang menyimpulkan bahwa wedang jahe efektif dalam menurunkan frekuensi mual dan muntah pada trimester pertama. Hal ini menyoroti peran kandungan seperti zingiberol, gingerol, dan vitamin A dalam jahe untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
Kandungan gingerol dan shogaol adalah pemain kunci dalam memberikan sifat antiinflamasi yang kuat pada jahe. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat gen-gen pro-inflamasi dan mediator peradangan, sehingga dapat meredakan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan.
Dalam pengobatan tradisional, jahe telah lama digunakan untuk mengatasi peradangan pada kondisi seperti arthritis. Penelitian juga mengindikasikan bahwa jahe dapat berfungsi sebagai analgesik atau pereda nyeri.
Manfaat ini menjadikannya pilihan non-farmakologis yang menarik untuk meredakan nyeri haid atau nyeri akibat kondisi peradangan kronis.
Di masa pandemi, jahe menjadi populer sebagai minuman peningkat imunitas. Hal ini didukung oleh sifat antioksidan jahe yang dapat mengurangi atau mencegah pembentukan radikal bebas, serta efek imunomodulatornya.
Menurut Marisca Agustina, dkk, dalam jurnal berjudul Pemanfaatan Tanaman Herbal Jahe Menjadi Minuman Jahe untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh di Era Pandemi Covid-19, pemanfaatan jahe menjadi minuman dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Secara farmakologi, jahe memiliki efek antimikroba yang kuat. Minyak atsiri jahe mampu melawan berbagai bakteri, jamur, dan virus, yang secara keseluruhan berkontribusi dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan infeksi.
Jahe telah lama digunakan secara empiris untuk mengatasi masalah pencernaan seperti perut kembung dan mual. Sifat karminatif jahe membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan. Selain itu, jahe juga berperan sebagai stimulan pencernaan yang membantu proses kerja organ-organ pencernaan.
Selain manfaat utama di atas, jahe juga menunjukkan potensi besar dalam berbagai studi lainnya, seperti manfaat jahe untuk menurunkan kadar gula darah pada penyakit Diabetes Melitus Tipe 2.
Tidak hanya itu, jahe mengandung senyawa bioaktif yang memberikan sifat antikanker. Senyawa dalam jahe, seperti 6-shogaol, diketahui dapat meningkatkan jumlah HDL-C (kolesterol baik), yang berkontribusi pada proteksi kardiovaskular.
Wedang Jahe adalah warisan kuliner dan herbal yang kaya manfaat. Jahe bukan hanya sebagai bumbu dapur, melainkan sebagai ramuan herbal dengan potensi farmakologis yang luas, dari anti-mual hingga peningkat imunitas.
Meskipun wedang jahe umumnya aman, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung dan nyeri ulu hati. Penting untuk mengonsumsinya dalam dosis yang tepat untuk mendapatkan manfaat kesehatan tanpa risiko toksisitas.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama.
Daftar Manfaat Wedang Jahe
1. Pereda Mual dan Muntah yang Ampuh (Terutama pada Kehamilan)
2. Mengatasi Peradangan (Antiinflamasi) dan Nyeri
3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh (Imunomodulator)
4. Perlindungan Pencernaan
5. Khasiat Lain yang Menjanjikan
Di masa pandemi, jahe menjadi populer sebagai minuman peningkat imunitas. Hal ini didukung oleh sifat antioksidan jahe yang dapat mengurangi atau mencegah pembentukan radikal bebas, serta efek imunomodulatornya.
Menurut Marisca Agustina, dkk, dalam jurnal berjudul Pemanfaatan Tanaman Herbal Jahe Menjadi Minuman Jahe untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh di Era Pandemi Covid-19, pemanfaatan jahe menjadi minuman dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Secara farmakologi, jahe memiliki efek antimikroba yang kuat. Minyak atsiri jahe mampu melawan berbagai bakteri, jamur, dan virus, yang secara keseluruhan berkontribusi dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan infeksi.
Jahe telah lama digunakan secara empiris untuk mengatasi masalah pencernaan seperti perut kembung dan mual. Sifat karminatif jahe membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan. Selain itu, jahe juga berperan sebagai stimulan pencernaan yang membantu proses kerja organ-organ pencernaan.
Selain manfaat utama di atas, jahe juga menunjukkan potensi besar dalam berbagai studi lainnya, seperti manfaat jahe untuk menurunkan kadar gula darah pada penyakit Diabetes Melitus Tipe 2.
Tidak hanya itu, jahe mengandung senyawa bioaktif yang memberikan sifat antikanker. Senyawa dalam jahe, seperti 6-shogaol, diketahui dapat meningkatkan jumlah HDL-C (kolesterol baik), yang berkontribusi pada proteksi kardiovaskular.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Wedang Jahe adalah warisan kuliner dan herbal yang kaya manfaat. Jahe bukan hanya sebagai bumbu dapur, melainkan sebagai ramuan herbal dengan potensi farmakologis yang luas, dari anti-mual hingga peningkat imunitas.
Meskipun wedang jahe umumnya aman, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung dan nyeri ulu hati. Penting untuk mengonsumsinya dalam dosis yang tepat untuk mendapatkan manfaat kesehatan tanpa risiko toksisitas.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama.
