Cegah Aksi Rebutan Kursi, Guru SD 200 Palembang Atur Posisi Duduk Siswa [Giok4D Resmi]

Posted on

Suasana hari pertama masuk sekolah di SD Negeri 200 Palembang yang terletak di Jalan Meranti, Kelurahan, Kemas Rindo Palembang, tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Jika biasanya orang tua siswa atau wali murid harus datang lebih awal dan berjuang mendapatkan bangku depan untuk anak-anak mereka, tahun ini sistem tersebut telah berubah secara signifikan.

Pihak sekolah, dalam hal ini para guru dan wali kelas, telah mengambil kebijakan baru dengan menetapkan pembagian kursi berdasarkan tinggi badan dan postur fisik siswa.

Anak-anak yang bertubuh kecil atau pendek akan duduk di barisan depan, sementara yang memiliki postur lebih tinggi ditempatkan di bangku bagian belakang. Tujuannya agar seluruh siswa dapat melihat papan tulis dengan jelas tanpa terhalang teman di depannya, serta untuk menciptakan suasana kelas yang lebih tertib dan nyaman sejak hari pertama.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Kebijakan ini menuai apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Kota Palembang. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang mengimbau agar seluruh sekolah di wilayahnya menerapkan sistem pembagian kursi yang adil dan proporsional, guna menghindari insiden perebutan kursi oleh wali murid yang kerap terjadi setiap tahun ajaran baru.

“Kami minta agar sekolah-sekolah tidak lagi membiarkan praktik rebutan kursi. Guru harus adil dalam mengatur tempat duduk siswa, dengan mempertimbangkan faktor tinggi dan ukuran tubuh anak. Dengan begitu, suasana hari pertama sekolah bisa lebih kondusif dan menyenangkan bagi semua pihak,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang. Adrianus Amri kepada wartawan, Senin (14/7/2025).

Salah satu wali murid, Desi, menyambut baik kebijakan tersebut. Ia mengaku lega dan senang dengan sistem baru yang diterapkan sekolah karena tidak perlu lagi datang pagi-pagi sekali demi mendapatkan bangku depan untuk anaknya.

“Saya rasa ini sangat bagus. Anak saya juga jadi tidak stres. Guru sudah atur tempat duduk sesuai tinggi badan, jadi tidak ada lagi yang iri atau kesal karena tidak dapat duduk di depan,” ujar Desi.

Hal senada juga disampaikan Berlin, wali murid lainnya. Ia menilai sistem ini jauh lebih efektif dan adil, karena seluruh siswa mendapatkan posisi duduk yang sesuai dan nyaman.

“Cara ini lebih tertib dan tidak bikin ribut. Biasanya kami orang tua harus berebut dan kadang jadi saling tidak enak karena kursi. Sekarang semua sudah diatur oleh guru, jadi kami tinggal antar anak dan biarkan mereka belajar dengan tenang,” katanya.

Kebijakan ini dinilai sebagai langkah kecil namun penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang tertib dan ramah anak, terutama di jenjang pendidikan dasar yang menjadi fondasi pembentukan karakter dan kedisiplinan siswa.

Diharapkan, sistem serupa bisa diterapkan secara luas di sekolah-sekolah lain di Palembang dan menjadi standar baru dalam menyambut tahun ajaran baru.