Dewan Minta Semua Pihak Serius Atasi Ancaman Karhutla-Kekeringan di Jambi

Posted on

Musim kemarau yang saat ini melanda Provinsi Jambi akan menjadi dampak buruk bagi daerah Jambi jika tak segera ditanggapi. Ancaman kekeringan dan bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akan menjadi ancaman nyata yang mesti jadi perhatian serius.

“Musim kemarau sudah masuk, ini diperkirakan akan lebih panjang hingga September mendatang, dan ini bukan isu biasa, tetapi kejadian terus berulang sepanjang tahun, yang mana dampaknya itu kekeringan dan karhutla pastinya dan ini harus jadi perhatian serius,” kata Ketua DPRD Jambi, Hafiz Fattah kepada infoSumbagsel, Jumat (4/7/2025).

Hafiz menjelaskan, berdasarkan data BMKG Musim kemarau di Provinsi Jambi diprediksi berlangsung cukup lama dari biasanya. Selama 2 bulan ke depan hingga September Kemarau akan terjadi dan minim akan turun hujan.

“Ini jelas meningkatkan risiko terjadinya kekeringan dan kebakaran hutan. Terutama untuk wilayah yang memiliki lahan gambut itu mesti jadi perhatian serius dari ancaman karhutla pula,” ujar Hafiz.

Politisi PAN ini juga menilai, selama ini penanganan Karhutla di Jambi sudah sangat baik. Selain telah melakukan berbagai langkah-langkah strategis dalam antisipasi kebakaran, pihak perusahaan juga sudah berperan aktif dalam menghindari yang namanya buka lahan tanpa bakar.

“Program buka lahan tanpa bakar yang inisiasi oleh Gubernur Jambi sudah bagus ya, tinggal sosialisasi ini terus digaungkan lagi ke masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar,” ujar Hafiz.

Bagi Hafiz, sosialisasi hingga tingkat terbawah juga mesti dilakukan untuk menghindari yang namanya membakar lahan. Kondisi kemarau dan cuaca panas tentu bisa berdampak buruk dan terjadinya karhutla yang merugikan banyak pihak.

“Dan kita lihat untuk antisipasi karhutla sudah berjalan ya, tinggal bagaimana kita bersama-sama untuk meningkatkan penjagaan ketat agar tidak melakukan pembakaran lahan terutama lahan-lahan gambut yang sulit dipadamkan jika terbakar,” terangnya.

Menurut Hafiz, sejauh ini penanganan karhutla di Jambi sudah berjalan secara kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI-Polri, BPBD, BNPB, tokoh masyarakat, dunia usaha serta masyarakat sendiri. Ini dinilai sudah membaik yang tentu harus kita terus perhatian terus menerus agar tidak terjadi kebakaran.

Hafiz menyebut jika kekeringan bisa berdampak buruk buat masyarakat terutama masyarakat yang bertani. Pergeseran musim tanam dan panen akibat ketidakpastian cuaca menjadi ancaman nyata terhadap produktivitas sektor pertanian, yang selama ini menjadi tulang punggung penyediaan pangan nasional.

Perubahan iklim yang ditandai dengan kenaikan suhu global, curah hujan tidak menentu, serta intensitas bencana alam yang meningkat telah mempengaruhi ekosistem pertanian.

Karenanya, Hafiz mengajak agar pemerintah provinsi Jambi serius menyikapi masalah itu agar tidak berdampak buruk ke depan. Dia menyebut mengenai soal kekeringan di tengah musim kemarau ini juga harus diperhatikan secara cepat. Mengingat bahwa di beberapa daerah sudah mulai merasakan kekeringan

Hafiz meminta pemerintah harus mengantisipasi soal kekeringan di sejumlah wilayah. Mengingat bahwa kebutuhan air adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat setiap harinya.

“Yang pasti jangan sampai masyarakat mengalami kekeringan ekstrem sementara tidak ada upaya dari pemerintah daerah,” ungkap Hafiz.