Pemerintah Kota Palembang meniadakan perayaan malam Tahun Baru 2026, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga di sejumlah daerah Sumatera yang tengah dilanda bencana banjir.
Pemkot juga mengimbau masyarakat mengisi pergantian malam tahun baru dengan kegiatan positif, doa bersama, dan memperkuat solidaritas sosial. Bukan dengan menggelar pesta dan hiburan.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Palembang Isnaini Madani mengatakan kebijakan tersebut merupakan arahan Wali Kota Palembang Ratu Dewa dan Wakil Wali Kota Prima Salam. Keputusan itu sebagai wujud empati dan kepekaan sosial terhadap korban bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Malam pergantian tahun seharusnya dimaknai sebagai momentum refleksi dan kepedulian, bukan sekadar perayaan hura-hura. Pemkot berharap warga Palembang dapat mengisi pergantian tahun dengan kegiatan positif, doa bersama, serta memperkuat solidaritas sosial,” ujarnya.
Dalam malam pergantian tahun nanti, pihaknya juga berharap masyarakat tidak menggelar pesta berlebihan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum. Imbauan itu sekaligus menjadi upaya untuk menjaga kondusivitas kota dan mengurangi potensi gangguan keamanan pada malam tahun baru.
“Semoga warga Palembang tidak larut dalam euforia atau pesta berlebihan di malam pergantian tahun baru nanti,” ungkapnya.
Pada malam pergantian tahun 2025, Pemkot Palembang mengadakan Drone Show LED Vision dan hiburan musik yang dipusatkan di BKB. Perayaan itu dihadiri puluhan ribu orang yang memadati area BKB, Jembatan Ampera, dan sekitarnya.
Sebanyak 150 drone yang dioperasionalkan dengan AI menampilkan berbagai karakter dan ikon Kota Palembang. Seperti logo Pemkot Palembang, Tugu Iwak Belido, Jembatan Ampera, lafaz Allah dan Nabi Muhammad, dan lainnya.
