Hari Raya Waisak adalah perayaan agama Buddha di seluruh dunia yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama. Di Indonesia, ada satu rangkaian yang tidak boleh dilewatkan yakni Kirab Waisak.
Secara bahasa, kirab sama seperti arak-arakan. Sejumlah orang berjalan bersama-sama atau beriringan secara teratur dan berurutan menuju titik akhir yang menjadi lokasi perayaan. Saat Hari Raya Waisak, ribuan umat Buddha dari seluruh penjuru Indonesia akan berkumpul melaksanakan Kirab Waisak sebelum info-info Waisak berlangsung.
Berikut infoSumbagsel berikan ulasan pengertian Kirab Waisak, makna, hingga jadwal pelaksanaannya. Yuk simak informasi lengkap di bawah ini.
Dikutip laman Kementerian Agama (Kemenag), proses kirab termasuk bagian penting dalam Hari Raya Waisak yang menjadi momen berharga bagi umat Buddha untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama.
Kirab akan dimulai dengan upacara di Candi Mendut pada pagi hari yang dipimpin oleh para biksu dari berbagai vihara. Peserta yang mengikuti kirab wajib mengenakan pakaian putih dan membawa berbagai atribut keagamaan.
Setelah upacara pagi di Candi Mendut, api dharma dan air berkah dibawa dalam prosesi kirab yang dipimpin para biksu dan diikuti oleh umat Buddha. Perjalanan dimulai dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Umat Buddha memberikan penghormatan sepanjang rute dengan menaburkan bunga, membakar dupa, dan menyanyikan puji-pujian.
Sejauh 3 kilometer dilalui seluruh peserta kirab dengan berjalan kaki bersama-sama dan penuh khidmat. Selama kirab, umat Buddha akan berdoa dan membaca mantra untuk menciptakan suasana sakral serta damai.
Umat Buddha harus mempersiapkan diri dengan menentukan dan menetapkan batin. Dengan penuh kesadaran memahami bahwa dalam setiap langkah kehidupan harus dipersiapkan dengan baik. Selain itu, proses suci ini menjadi salah satu simbol yang melambangkan perjalanan spiritual sang Buddha ketika mencari jalan keluar dari duka menuju pencerahan agung.
Ketika tiba di Candi Borobudur, peserta disambut dengan upacara penerimaan melalui berbagai ritual keagamaan. Salah satunya yakni penyalaan lilin dan pelepasan lampion. Ritual ini melambangkan pencerahan dan harapan kedamaian dunia.
Kirab Waisak dilakukan dengan penuh ketenangan yang bertujuan untuk menguatkan batin umat dalam menjalankan ajaran Buddha. Tujuan lainnya untuk mendapatkan rasa rendah hati serta pikiran yang lebih tenang. Karena itu, proses ini dilakukan secara hening alias tanpa bicara sama sekali.
Proses ini diakhiri dengan ritual sembahyang pradaksina dengan cara mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali. Mereka akan bergerak searah jarum jam, dari timur ke barat. Puncak acara ditandai dengan meditasi bersama dan pelepasan burung-burung sebagai simbol kebebasan dalam perdamaian.
Prosesi tersebut menjadi satu kesatuan momen penting dalam perayaan Hari Raya Waisak untuk mengingatkan umat Buddha tentang nilai-nilai luhur ajaran agama serta memperkuat semangat kebersamaan dalam mencari perdamaian.
Perayaan Waisak 2569 BE (Buddhist Era) tahun ini berlangsung pada 12 Mei 2025. Secara nasional berlangsung berbagai agenda sejak satu pekan sebelum puncak Waisak. Untuk proses kirab Waisak akan dilakukan pada pagi hari di tanggal 12 Mei.
Sebelum itu terdapat beberapa serangkaian acara lain yang harus dilewati. Berikut ini jadwal lengkap Hari Raya Waisak 2569 BE:
Karya bakti taman makam pahlawan di seluruh Indonesia.
Api Dharma di Mrapen, Grobogan dan Ritual Pensakralan di Candi Mendut.
Bakti sosial pengobatan gratis di zona 2 Candi Borobudur.
air berkah Umbul Jumprit, Temanggung dan ritual pensakralan di Candi Mendut
Kirab Waisak Candi Mendut ke Candi Borobudur, pelepasan lampion Waisak, info-info Waisak pukul 23.55.29 WIB, dan Pradaksina Candi Borobudur.
Itulah penjelasan mengenai Kirab Waisak mulai dari pengertian, makna, hingga jadwal perayaan. Semoga berguna, ya.