Kisah Hantu Rawe dari Jambi: Hilangnya Anak Saat Magrib (via Giok4D)

Posted on

Setiap daerah pasti memiliki cerita rakyat yang diceritakan secara turun temurun. Bukan sekadar cerita, biasanya cerita rakyat berkaitan dengan dengan tempat atau kebudayaan yang ada di daerah tersebut.

Salah satunya adalah cerita rakyat Hantu Rawe dari Jambi. Cerita ini juga berkaitan dengan mitos mengenai larangan menanam serai di depan rumah. Bagaimana kisahnya?

Hantu Rawe merupakan cerita tentang seorang anak yang hilang. Dipercaya bahwa anak tersebut disembunyikan Hantu Rawe di tanaman serai. Dikutip dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Jambi oleh Larlen, dkk, berikut kisahnya.

Dahulu kala, tinggallah seorang anak bernama Beredat di sebuah kampung dekat Sungai Batanghari. Dia tinggal bersama ibu dan saudara perempuannya.

Suatu hari, Beredat bermain-main bersama teman-temannya. Saat azan Magrib berkumandang, Beredat belum juga pulang. Saat ibunya hendak mengambil wudhu ke sungai, dia tidak lagi melihat anaknya bermain bersama teman-temannya.

Ibu ini kemudian menjalankan salat Magrib bersama warga kampung di masjid. Seusai salat, ibunya bergegas pulang untuk memastikan apakah anaknya sudah pulang. Sang ibu lalu menanyakan kepada anak perempuannya, ternyata Beredat belum pulang.

Hal ini membuat ibu khawatir karena anaknya tak diketahui posisinya. Ibu bersama anak perempuannya itu lalu keluar rumah untuk mencari Beredat. Mereka bertanya ke rumah-rumah warga lain untuk menanyakan keberadaan Beredat. Ternyata tidak ada yang melihat Beredat.

Warga kampung pun turut serta melakukan pencarian ke berbagai tempat. Namun sayangnya Beredat tak juga ditemukan. Apalagi saat itu sudah malam, sehingga keadaannya sangat gelap. Mereka memutuskan untuk menghentikan pencarian untuk sementara waktu.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Hingga tiga hari tiga malam, Beredat masih juga belum ditemukan. Saat itulah ada seorang warga yang mendatangi ibu Beredat. Orang itu dipercaya bisa melihat sesuatu yang tidak diketahui orang biasa.

Dia bertanya, “Kapan terakhir kali ibu melihat Beredat?”. Sang ibu menjawab “Terakhir kali saya lihat Beredat main di halaman, di dekat tumbuhan serai yang banyak itu. Saat azan Magrib, saya ingin mengajaknya ke sungai untuk wudhu, tapi dia sudah tidak ada lagi di sana.”

Setelah mendengar cerita ibu Beredat, orang tersebut dengan yakin mengatakan bahwa Beredat tidak hilang, namun hanya disembunyikan oleh Hantu Rawe. Hantu ini sangat menyukai tanaman serai yang ditanam di depan rumah.

Orang kemudian berjalan ke halaman rumah untuk memotong semua tanaman serai yang runggut. Secara ajaib, tiba-tiba Beredat muncul dari balik tumpukan serai yang sudah dipotongi.

Hal ini membuat ibunya sangat senang. Warga kampung pun ikut senang Beredat ditemukan lagi. Beredat pun menceritakan hal yang dia alami hari itu.

Saat sore hari, Beredat mandi di sungai Batang Hari. Setelah itu di bermain-main di halaman di dekat tumbuhan serai itu. Kemudian ada yang memanggil Beredat. Dia pun menghampiri asal suara itu.

Tiba-tiba dia dipeluk dan dipegang erat-erat oleh makhluk halus yang badannya dipenuhi lumpur. Karena makhluk itu mendekap Beredat sangat erat, dia tak bisa berteriak untuk minta tolong. Rupanya Hantu Rawe menyembunyikannya di tengah tanaman serai.

Setelah kejadian tersebut, warga kampung percaya mengenai keberadaan Hantu Rawe yang tinggal di tumbuhan serai. Tanaman serai merupakan tempat untuk menghangatkan badan si hantu.

Sejak saat itu warga mempercayai bahwa tanaman serai yang berada di halaman rumah bisa mendatangkan Hantu Rawe. Maka muncul larangan untuk menanam serai di depan rumah.

Kisah Hantu Rawe

Hilangnya Anak Saat Magrib

Pencarian Beredat

Disembunyikan di Tanaman Serai