Produksi gabah kering giling (GKG) di Sumatera Selatan pada tahun ini diprediksi mencapai 3,59 juta ton. Target itu naik signifikan dibandingkan periode 2024 yang hanya sebesar 2,93 juta ton GKG.
“Produksi GKG kita meningkat pada tahun ini berdasarkan KSA (kerangka sampel area) September-Desember 2025. Produksi GKG 2024 mencapai 2,93 juta ton, nah tahun ini diproyeksikan GKG kita bisa mencapai 3,59 juta ton. Jadi ada surplus 700 ribu ton,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono, Senin (10/11/2025).
Proyeksi capaian GKG itu jika dikonversikan menjadi beras, kata Bambang, diperkirakan mencapai 2,07 juta ton beras. Sementara konsumsi beras secara tahunan di Sumsel dengan jumlah penduduk 8,97 juta jiwa, berkisar 840 ribu ton (70 ribuan ton per bulan).
“Sehingga, dari beras yang kita hasilkan pada 2025 sejumlah 2,07 juta ton, maka surplus kita sekitar 1,16 juta ton,” katanya.
Capaian itu disebutnya sudah melampaui target yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto kepada Gubernur Sumsel Herman Deru.
“Surplus 1,16 juta ton itu sudah melampaui target yang diminta Presiden Prabowo kepada Pak Gubernur sebesar 1 juta ton beras,” tambahnya.
Menurutnya, meski beras menjadi penyumbang deflasi Sumsel, namun pihaknya tetap mewaspadai potensi inflasi dari komoditas tersebut. Khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru 2026.
“Beras selama ini menjadi penyumbang deflasi, tapi Desember nanti tetap kita waspadai terjadi inflasi (pada beras). Disamping ada libur panjang, hari besar, juga Nataru,” katanya.
