Menaklukan Rintangan Adrenalin Sebelum Lihat Pemandangan Asri di Curup Karang

Posted on

Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, memiliki keindahan alam yang luar biasa, yang bisa dijadikan destinasi wisata, seperti air terjun. Salah satunya ialah air terjun Karang atau Curup Karang.

Curup Karang ini terletak di Desa Prahu Dipo dan Desa Muara Tenang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, tepatnya di aliran Sungai Lematang.

Untuk menikmati keindahan Curup Karang, wisatawan cukup membayar biaya parkir sepeda motor sebesar Rp 10 ribu per motor.

Namun, sebelum menuju ke Curup Karang untuk menikmati keindahan di lokasi itu, wisatawan harus menaklukan rintangan adrenalin. Masyarakat bisa menggunakan sepeda motor kurang lebih 30 menit dari pusat Kota Pagar Alam untuk sampai ke lokasi parkir kendaraan.

Selama perjalanan menggunakan sepeda motor, pengunjung akan melewati tempat aiconik di Pagar Alam yakni Liku Lematang. Kemudian akan melewati kebun kopi milik warga yang berada di atas perbukitan.

Namun, wisatawan diimbau untuk tetap berhati-hati sebab jalan setapak tersebut masih berupa jalan tanah. Setelah sampai di lokasi penitipan kendaraan, barulah dimulai untuk menaklukan adrenalin menuju ke Curup Karang.

Perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit untuk sampai di bawah Curup Karang. Sesampainya dibawa, para wisatawan akan melewati jalan yang cukup terjal dan harus menggunakan tali. Saat menuruni jalan tersebut, adrenalin akan diuji karena jalan tersebut cukup curam dengan berpegangan dengan akar-akar pohon.

Namun, terdapat juga jalan lain yang tidak terlalu curam, tetapi wisatawan diimbau untuk tetap berhati-hati. Setelah melewati adrenalin itu, barulah wisatawan akan disuguhkan keindahan Curup Karang yang berdekatan dengan aliran Sungai Lematang, menambah kaasrian curup tersebut.

Curup Karang memiliki ketinggian kurang lebih 70 meter, air yang jatuh dari ketinggian membuat embun yang menambah kesejukan. Namun, wisatawan dilarang untuk mandi di bawah curup demi keselamatan.

Salah satu petugas penjaga parkir Curup Karang, Mawan mengatakan Curup Karang sudah dibuka untuk umum sejak 2013 lalu dan sempat ramai, namun tidak berselang lama sepi kembali.

“Kalau dibukanya udah lama, dulu sempat ramai tapi sepi lagi. Tapi sekarang mulai ramai kembali, ya karena viral kan ada yang post di media sosial,” katanya.

Ia bersama warga desa juga terus berupaya untuk melakukan pembenahan, agar para wisatawan merasa aman dan nyaman berkunjung ke Curup Karang. Ia mengatakan untuk menikmati keindahan Curup Karang wisatawan hanya dikenakan biaya parkir kendaraan.

“Iya wisatawan hanya dikenakan biaya parkir saja. Untuk wisatawan yang datang tetap hati-hati dan selalu menjaga keselamatan,” uajrnya.

Ia berharap untuk akses jalan menuju curup maupun akses jalan menuju tempat parkir agar dapat diperhatikan oleh pemerintah, sebab jalan tersebut masih berupa tanah dan pada saat hujan akan sangat licin yang menyulitkan sepeda motor untuk berjalan.

Taklukan Adrenalin dengan Berpegang Agar Pohon

Perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit untuk sampai di bawah Curup Karang. Sesampainya dibawa, para wisatawan akan melewati jalan yang cukup terjal dan harus menggunakan tali. Saat menuruni jalan tersebut, adrenalin akan diuji karena jalan tersebut cukup curam dengan berpegangan dengan akar-akar pohon.

Namun, terdapat juga jalan lain yang tidak terlalu curam, tetapi wisatawan diimbau untuk tetap berhati-hati. Setelah melewati adrenalin itu, barulah wisatawan akan disuguhkan keindahan Curup Karang yang berdekatan dengan aliran Sungai Lematang, menambah kaasrian curup tersebut.

Curup Karang memiliki ketinggian kurang lebih 70 meter, air yang jatuh dari ketinggian membuat embun yang menambah kesejukan. Namun, wisatawan dilarang untuk mandi di bawah curup demi keselamatan.

Salah satu petugas penjaga parkir Curup Karang, Mawan mengatakan Curup Karang sudah dibuka untuk umum sejak 2013 lalu dan sempat ramai, namun tidak berselang lama sepi kembali.

“Kalau dibukanya udah lama, dulu sempat ramai tapi sepi lagi. Tapi sekarang mulai ramai kembali, ya karena viral kan ada yang post di media sosial,” katanya.

Ia bersama warga desa juga terus berupaya untuk melakukan pembenahan, agar para wisatawan merasa aman dan nyaman berkunjung ke Curup Karang. Ia mengatakan untuk menikmati keindahan Curup Karang wisatawan hanya dikenakan biaya parkir kendaraan.

“Iya wisatawan hanya dikenakan biaya parkir saja. Untuk wisatawan yang datang tetap hati-hati dan selalu menjaga keselamatan,” uajrnya.

Ia berharap untuk akses jalan menuju curup maupun akses jalan menuju tempat parkir agar dapat diperhatikan oleh pemerintah, sebab jalan tersebut masih berupa tanah dan pada saat hujan akan sangat licin yang menyulitkan sepeda motor untuk berjalan.

Taklukan Adrenalin dengan Berpegang Agar Pohon